Pertanian Anorganik vs Pertanian Organik, Mana yang Lebih Berkelanjutan?
Dengan majunya teknologi yang berkembang di dunia, tentunya juga berdampak pada seluruh sektor, pun pada sektor pertanian yang juga akhirnya mengikuti perkembangan teknologi. Karena ingin mendapatkan hasil pertanian yang berlimpah akhirnya faktor-faktor keberlanjutanpun dikesampingkan. Artinya penerapan dalam konservasi terhadap sektor pertanian tidak diperdulikan lagi. Padahal dengan adanya penerapan konservasi, maka ekosistem yang telah ada akan terus terjaga. Ekosistem disini menurut pandangan saya akan berhubungan dengan keberlanjutan ekonomi, manusia dan ekologi alam.
Hal tersebut erat kaitannya dengan dua sistem pertanian yang selama ini telah dijalankan, yaitu pertanian anorganik dan pertanian organik, yang bisa diketahui dari cara tata kelolanya untuk menghasilkan produktivitas tinggi. Saya akan mencoba membahas kedua sistem tersebut dengan cara yang sederhana agar nantinya kita bisa memilih sendiri, sistem pertanian mana yang lebih tepat digunakan.
Pertanian Anorganik
Pada jenis pertanian anorganik, tata kelola lahan menggunakan alat berat dan bahan-bahan kimia sintetis yang akhirnya pada suatu waktu akan membuat tanah yang digunakan sebagai lahan pertanian menjadi jenuh yang menyebabkan produktivitas akan semakin menurun. Terdapat beberapa macam tujuan dalam pengolahan tanah, salah satunya adalah untuk memberantas gulma dan tanaman yang tidak diinginkan. Namun, bila cara yang dilakukan keliru malah akan merusak kualitas tanah.
Pada pertanian anorganik, biasanya yang paling dipacu adalah kuantitas (jumlah) dari hasil pertanian yang berlangsung di dalam nya, oleh karena itu pada pengolahan lahan digunakan alat berat berupa traktor yang bisa menyebabkan “masyarakat” yang berada di dalam tanah mati dan tanah menjadi terkompaksi (terjadi pemadatan), hal ini dapat menyebabkan tanah mengalami penurunan kesuburan karena berkurangnya sirkulasi oksigen dan aliran air yang berlangsung melalui pori-pori tanah. Akibat lainnya bisa menghambat pertumbuhan akar yang menyebabkan tumbuhan akhirnya rentan terhadap penyakit.
Dengan terjadinya kerentanan, petani pun akan memaksa tanaman untuk tumbuh dengan memberikan pupuk, serta menyemprotkan pestisida guna menghindari tanaman agar tidak diserang oleh penyakit dan hama. Namun, produk yang digunakan adalah produk yang berasal dari bahan kimia, dan bahan tersebut mengandung bahan sintetis yang tidak bisa dicerna oleh tubuh konsumen.
Perlu diketahui, dengan menggunakan sistem anorganik tersebut, maka para petani akan mengalami keuntungan yang berlimpah dengan adanya hasil produksi yang melimpah pula. Namun, pada masa tertentu, setelah tanah mengalami kejenuhan karena unsur hara yang berada di dalamnya menurun, akan berdampak pada penurunan produktivitas yang ujung-ujungnya juga akan berakibat pada penurunan tingkat ekonomi.
Pertanian organik
Dari alam, untuk alam dan kembali ke alam mungkin bisa dijadikan jargon pada pertanian organik. Jadi, apa yang kita tanam dan kita makan akan kembali lagi ke tempat asalnya, yaitu alam.
Pertanian organik merupakan sebuah sistem dengan menggunakan bahan-bahan alami pada tata kelola lahannya. Memang, pada saat pertama sistem ini diterapkan kembali pada lahan yang baru dibuka, atau lahan yang sedang dalam masa pemulihan, produktivitas atau hasil dari kegiatan pertanian tersebut akan sedikit mengecewakan, karena pada masa ini, tanah akan memulihkan diri dan beradaptasi terlebih dahulu untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah tersebut.
Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam kegiatan pertanian diperlukan modal awal pada budidaya, begitu pula yang terjadi di lahan pertanian yang menggunakan sistem organik. Untuk memperbaiki kualitas tanah, mengembalikan mineral dan unsur hara tanah diperlukan modal yang tidak sedikit. Modal yang dimaksud tidak terbatas pada pengeluaran biaya saja. Misalnya dalam pembuatan pupuk organik atau pestisida organik, pastinya memerlukan pengolahan yang memakan waktu, biaya dan tenaga.
Foto ini saya ambil pada tahun 2011
Tapi kerugian ini hanya akan berlangsung pada beberapa kali panen saja, setelah masa pemulihan tanah selesai, maka kualitas dan kuantitas dari hasil pertanian tersebut secara perlahan akan meningkat. Selanjutnya, kita hanya perlu mengendalikan semua ekosistem yang terdapat di dalam tanah dengan cara melakukan rotasi tanam. Dengan cara ini, produktivitas lambat laun akan meningkat.
Lalu, untuk dampaknya pada keberlanjutan ekonomi, manusia dan ekologi alam, silahkan dipikirkan sendiri saja ya. Saya lapar!
Salam,
@fararizky
Jadi tercerahkan...
iya mba
kalau dipikiri-pikir 'siklus' yang diciptakan manusia ini memang lucu ya, di bidang pertanian misalnya, jauh sebelum alat pertanian modern ditemukan, masyarakat bercocok tanam dengan alat-alat tradisional, begitu juga sebelum pestisida/herbisida/pupuk kimia ditemukan, sejatinya itulah praktik pertanian organi. setelah semua itu ditemukan berbondong-bondong masyarakat beralih dari sistem pertanian tradisional yang organi ke anorganik tadi, yang sifatnya lebih instan, padi misalnya tiga bulan sudah panen, beda dengan padi gogo yang bisa mencapai enam bulan. kemudian ketika kita mencapai kejenuhan dengan praktik pertanian anorganik ini karena berbagai kemudharatannya, dikembangkan lagi sistem pertanian organik tentunya dengan sistem yang lebih modern. panjang kali hek kuketik hahaha. naanti kusambung lagi.
iya, siklusnya disitu-situ aja memang. ini kan karena adanya pengaruh sosial ekonomi politik.
nanti sambungannya buat postingan ya
Anorganik juga berkelanjutan. Tapi yang berkelanjutan biasanya utang petani. Karena seluruh bahan input pertanian, sedari benih dan bahan-bahan agrokimia tidak bisa diproduksi sendiri. Di banyak desa, para petani biasanya mendapatkannya dengan berutang pada pemodal, toke, toko, bahkan tengkulak. Nanti yarnen. Bayar panen. Dengan harga jual relatif lebih rendah ketimbang kalo gak ngutang.
:|
berkelanjutan sengsara nya ya bang.. hehe
Wah klo saya pilih organik saja. Lebih sehat dan sustainable untuk alam. Makasih infonya
Sipp.. Sama2
Semoga bermanfaat
Baca artikel kaka @fararizky jadi ingat sama mata kuliah Teknik Pertanian Berkelanjutan..
Anak pertanian juga ya dek? Wah bisa tu sesekali di bahas tntg topik pertanian
Iya ka @fararizky. Saya lulusan pertanian juga. Siap meramaikan topik pertanian.