Politik Itu Sah-Sah Saja Selama Tidak Merugikan Orang Lain
menarik juga melihat kesadaran sebagian masyarakat tentang pentingnya demokrasi dalam berbangsa dan bernegara.
Terutama mereka yang sudah tidak sabar lagi menunggu pemilu 2019 untuk mencari calon pemimpin yang baru, lebih ngeri lagi slogan "2019 ABJ", Hehehe.
Tentu fenomena ini bukan tanpa sebab, melainkan karena dipicu oleh beberapa faktor yang paling utama karena kecewa atas hasil kerja presiden selama ini.
Saya tidak mau berdebat panjang lebar mengenai apakah kerja pak jokowi selama ini nyata dan real atau sekedar pencitraan semata, karena rakyat pada umumnya tidak mau tau, pokoknya selama menjalani hidup tahun demi tahun makin susah dan serba mahal, utang membengkak, Narkoba merajalela , pekerjaan sulit didapat, daya beli masyarakat menurut drastis dan seterusnya, maka selama itu juga presiden dianggap gagal mengelola negara, toh dirinya sudah diberi jangka waktu hampir 4 tahun lamanya, dan faktanya tidak ada hasil positif yang terasa manfaatny bahkan tambah tidak karuan, barang kali mereka mengimani sabda nabi saw yang artinya :
Bukan sifat seorang Mu'min Yang mudah digigit dari lubang kalajengkeng yang sama. Sebanyak dua Kali berturut-turut.
Ya, itu sudut pandang yang sah2 saja saya kira untuk dijadikan alasan untuk trauma dan kecewa, namanya juga hati dan perasaan yang tidak bisa dipaksakan.
Apalagi yang tidak sependapat Tidak perlu menyalahkan mereka yang punya kapasitas yang sama sebagai warga Negara menggunakan hak pilihnya, entah menginginkan presiden baru atau yang sedang menjabat, wong ini Negara demokrasi koq, bukan milik satu golongan.
Kemudian, bagaimana dengan para politisi atau calon kandidat di bursa pemilu 2019 , apakah salah jika menyiapkan segala sesuatunya mulai sekarang untuk menghadapi pertarungan sengit di tahun mendatang?
Tentu juga tidak salah, sudah semestinya lah setiap kandidat mengenalkan dirinya, dan membuktikan bahwa iya layak dipilih, dan sudah sewajarnya mereka memanfaatkan segala keperluannya, entah dengan pencitraan yang sesuai fakta atau pemelintiran berita dan opini menyesatkan, itu realita di lapangan yang sudah lumrah terjad dan tidak dapat dihindari, tergantung kualitas kejernihan hati nurani masing2 lah, dan tinggal ditanggapi oleh masing2 pihak yang merasa dirugikan.
Jadi yang saya maksud disini sesuai tema di atas, bahwa sudah menjadi haq setiap orang di negeri ini mengkritik dan memuji calon yang akan dia pilih, mau yang dia pilih mukidi, sutarjo, atau pun elly sugigi, Terserah..
Dan setiap warga Negara memiliki hak paten memprotes keras jika seperti kampung, kota, marga, tempat ibadah , Moment peringatan haul Guru nya digunakan untuk kampanye hoax.
Jangan dianggap mereka yang mengkritik kebijakan dan sikap pak presiden sebagai musuh NKRI atau pejuang khilafah anti pancasila, apalagi pemberontak radikal, karena tidak sedikit diantara mereka yang kecewa, dulumya memilih jokowi yang mengkampanyekan kesan merakyat dan memihak pada rakyat kecil. atau dari kalangan petani, buruh , kuli yang sudah lanjut usia , yang sama sekali tidak mengerti apa itu Khilafah dan apa arti Hoax..
Jangan paksa mereka menyukai sosok yang kamu idolakan dan idamkan sebagai pemimpin, Karena sejatinya, setiap kubu menganggap lawan mereka sebagai korban pencitraan dan berita hoax, Lepas dari siapa yang benar dan siapa yang benar2 tertipu..!!
Dan selamanya ini tidak akan pernah berakhir, karena "perbedaan adalah sebuah keniscayaan" , tinggal masing2 pihak bagaimana menyikapi dengan bijak dan siasat yang sehat, jauh dari Cinta buta dan memonopoli kebenaran. Karena kesempurnaan hanya milik maha pencipta kekurangan didalam diri hamba2nya.
Benar sekali pendapat anda tentang politik ..!
Follow @steemch