Hibernasi
Image: Hibernating black bear (https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=8585466)
Fellow Steemians,
Hibernasi, dalam dunia fauna, adalah keadaan tubuh organisma dimana detak jantung melambat, gelombang otak tidak ada, suhu tubuh menurun. Semua kondisi ini menyebabkan metabolisma berada di titik minimal, sehingga tidak membutuhkan banyak nutrisi mau pun oksigen. Tubuh memasuki fase semacam tidur panjang. Di belahan bumi Utara, beruang adalah mamalia terbesar yang berhibernasi sebagai metode bertahan dalam musim dingin. Saat bangun dimusim semi, beruang keluar gua hibernasi dengan tubuh kurus kering karena lapisan lemak yang telah ditimbunnya sepanjang musim panas telah habis kikis. Namun, beruang keluar dengan selamat, semangat, dan kadang bahkan dengan diikuti rezeki langit: anak-anak baru, yang dilahirkan saat musim dingin.
Yang terjadi dengan saya selama hampir dua bulan ini adalah hibernasi. Saya membaca, menonton, berdiskusi, jalan-jalan dan reuni, sambil meraup banyak sekali inspirasi. Bahan untuk ditulis itu saya jejalkan dalam otak, seperti beruang makan ikan salem sebanyak-banyaknya di sepanjang aliran sungai di semenanjung Kamchatka, Rusia. Lalu saya menjauh dari laptop—sebagian besar karena saya menghabiskan beberapa waktu momong cucu di Jakarta.
Hibernasi bersama cucu adalah ekstasi yang luar biasa, apalagi disambung dengan bercengeng ria menangis berjamaah jumpa kawan SMA, yang sudah 33 tahun tidak sua. Tumpukan buku yang berhasil saya baca saat cucu bobok nyaman, pun menjadi “lapisan lemak” yang bisa saya kuras sepanjang “musim dingin” tanpa menulis apa pun itu.
CEO Mizan, Haidar Bagir, terkenal cukup produktif menulis buku. Dalam sebulan ia bisa merampungkan dua buah buku. Dan materinya biasanya berat, seputar filsafat. Suatu kali dalam sebuah diskusi tentang kreativitas, ia pernah berkata, “Menulis itu seperti orang mau BAB. Kita tahan sampai terasa mendesak betul, baru kita keluarkan, sampai terasa lega. Kalau tidak begitu, hasil tulisan kita tidak maksimal.” Kami yang mendengarnya tertawa terbahak, tapi ternyata kata-kata Haidar Bagir banyak benarnya.
Ketika otak sudah penuh dan kenyang mengunyah berbagai materi, maka tulisan dengan wajar akan mengalir lancar. Tanpa banyak edit, tanpa banyak “kerangka”, tulisan sudah bernas, bernilai. Ukurannya memang kelegaan batin, seperti yang diucapkan Haidar.
Hibernasi, dalam bentuk menyantap makanan otak sebanyak-banyaknya, kemudian mendiskusikannya, mencari cara pandang dan cara pikir lain, adalah kegiatan sehat bagi proses kreatif penulisan. Karena otak kita diberi kesempatan untuk rehat sejenak dan “mengambil jarak” dari tugasnya sehari-hari—dalam hal ini, karena kita berenang dalam kolam penulisan, maka tugas menulis adalah tugas sehari-hari otak, yang bisa mengalami shut down karena kejenuhan. Kejenuhan adalah “musim dingin”nya kreativitas. Agar bisa selamat melewati musim dingin yang kejam, maka seorang penulis perlu berhibernasi. Dan, seperti beruang yang keluar gua pada musim semi, semangat menulis akan terbarukan; bahkan barangkali sudah ada “anak beruang” mengikut... dalam bentuk draft sebuah buku baru.
Congratulations @dianguci! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
ahaa.. kayaknya akan ada buku baru nih..
Congratulations @dianguci! You received a personal award!
Click here to view your Board