Siuman Setelah Lama Pansan
LAMA BETUL aku pansan (boleh baca: pingsan) dari platform ini. Setelah siuman begini, aku merasa tak enak hati. Hendak memulai bergiat rutin lagi di sini, seakan menuntutku bergerak dari nol kembali. Lantas pikiran dikerubungi sederet kalimat yang sama dengan judul lagu milik band 90-an, Plastik--Ipang vokalisnya, Harus Mulai Dari Mana.
Harus kumulai dari mana lagi? Itu yang terngiang di kepala saat kubuka halaman ketik ini. Tapi mengingat platform steemit telah membuatku bisa menulis aktif setahunan lalu, tentu persoalan itu harus segera kutepis dari pikiran. Perihal dari sinilah tulisan tak seberapa penting ini bisa kalian baca. Dan insyaallah, sekira ada umur panjang, sehat badan, waras pikiran, akan berketerusan seperti yang dulu-dulu pada hari-hari selanjutnya.
Selama pansan di sini, aku tetap siuman di alam nyata. Mataku tetap terbelalak-pejam seperti biasa. Meski tak serutin di sini, proses menulisku tetap berjalan, terutama ketika menyiapkan beberapa tulisan yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat serba dadakan.
Kegiatan seni rupa berupa Pameran Keliling Galeri Nasional bertajuk Serambi Seni adalah pekerjaan yang cukup banyak menguras energi--fisik maupun batin, yang membuatku pertama sekali harus benar-benar pansan di sini. Itu acara pada 25-30 September lalu. Gelarannya di Taman Budaya Banda Aceh. Di acara ini aku dipercaya jadi salah satu asisten kurator di antara dua asisten yang terpilih. Hal yang membuatku berkewajiban harus menulis satu pengantar kuratorial sekaligus terlibat dalam kegiatan-kegiatan selama persiapan hingga berakhirnya acara pameran.
Mesti menemani istri untuk menyelesaikan tugasnya di tanah Papua adalah rentetan kegiatan lain yang harus kuemban, tepat sehari sebelum acara pameran selesai. Aku pamit pada semua panitia, terutama pada orang-orang Galnas dan asisten kurator yang satu lagi. Mereka mengizinkan kealpaanku pada hari penutupan dengan lapang hati. Aku bersyukur dan bersenang hati. Hingga sehari kemudian, pesona Papua membuatku tambah pansan di sini. Perihal bepergianku untuk pertama sekali di tanah idaman itu, sudah kutulis di tulisan terakhir sebelum ini.
Sepuluh hari di Papua. Aku pulang kerumah dengan membawa tugas baru. Kali ini tidak berhubungan dengan seni rupa. Melainkan musik. Adalah duo Senyawa yang memberikanku tugas itu. Sedari masih berada di Papua, Rully Shabara--vokalisnya, menghubungiku dan mengatakan ia bersama timnya akan melakukan penelitian musik di Aceh selama sepuluh hari. Mulai dari 26 Oktober sampai 4 November, ia meminta aku bisa ikut berpartisipasi di dalamnya.
The Volcanics Winds. Itulah tajuk penelitian mereka. Satu penelitian tentang musik berbasis tradisi dan modern atau yang mengkolaborasikan keduanya hingga menjadi satu warna baru. Penelitian ini dilakukan di berbagai daerah Indonesia. Untuk Sumatera, Aceh dan Bukit Tinggi adalah titik fokusnya.
Menampik ikut berpartisipasi dalam satu kegiatan keren seperti ini adalah sejadi-jadinya kebengakan. Apalagi yang mengajak adalah Rully Shabara, vokalis band tenar, terutama di luar negeri. Apalagi Rully adalah satu teman lama, yang kontrakannya pernah menampungku selama beberapa malam waktu aku pertama sekali ke Jogja pada tahun 2009 lalu. Waktu itu ia masih merintis ketenaran yang digapainya sekarang. Ia punya banyak pengetahuan. Wawasannya tentang sastra, rupa, dan musik terutama olah vokal etnik penduduk dunia bejibun banyaknya.
Waktu itu ia telah bermusik dengan band bernama Zoo, menulis buku dan diterbitkan indie, mencipta aksara sendiri dan diterakan pada sampul album Zoo yang dibikinnya sendiri dari granit. Sungguh, di tahun 2009 itu, kreativitasnya kuserap tanpa tebang pilih dalam waktu singkat. Dan ketika di Papua ia menghubungkan aku dengan Wukir Suryadi, lawan mainnya di Senyawa, juga beberapa orang yang masuk dalam tim penelitian.
Kalau sudah begini, aku langsung mengiyakan turut ambil bagian dalam penelitian tanpa berpikir dua kali.
Sekarang pekerjaan itu usai sudah. Tinggal beberapa tulisan laporan yang mesti kusiapkan. Aku senang mengerjakannya. Sungguh, pekerjaan berbasis kesenangan kerap berujung pada bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dengan cara-cara yang tak terduga.
Lon preh tulisan soal Papua @bookrak pasti le nyang meunarik sang, peulom ngon gaya satire droe keuh pasti gawat. he he he
Insyaallah, bang. Tapi le yg payah tabaca-baca lom meunyo bah Papua. Hehe
Welcome back Boo
Ho kajak hana deuh2. kupike ka neutop steemit. Rap hana semangat le lon. Hahaha
mantap, biet keuh han tom meurumpok di sinoe... welkambek..
Welcome back
Posted using Partiko Android
Biar lama pansan, asalkan tidak ksasar di jln steemit yg saat ini lagi berlubang. (SBD sdh mncium tanah) karna habis di hantm tsunami penutup tahun....