Menyongsong Kedatangan Bulan Ramadhan
Hallo sahabat steemian semuanya, semoga anda semua dalam keadaan sehat selalu. Tak terasa beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan suci ramadhan, dimana pada bulan ini diwajibkan untuk berpuasa dan juga pada bulan yang mulia ini memiliki banyak keutamaannya.
Puasa sebagai sebuah ibadah merupakan realisasi pemenuhan kewajiban manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai sebagai sang pencipta. Dan sebagai media pengendali, yang berfungsi untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada setiap individu.
Di dalam hidup dan kehidupan ini, manusia mutlak membutuhkan kontrol demi terciptanya keseimbangan dalam hidupnya, baik dalam kaitannya dengan tata personal maupun social kemasyarakatan. Untuk itulah, maka diperlukan media yang dapat membentuk karakteristik itu,agar kontrol seperti dimaksud dapat menumbuhkan keseimbangan pada diri manusia sebagai makhluk yang mulia.
Menyonsong datangnya bulan ramadhan yang mulia hendakalah kita benar-benar mempersiapkan mental spiritual juga material terutama pengetahuan tentang puasa. Hal ini menjadi sangat penting sebagai bekal agar puasa yang kita laksanakan benar-benar berkualitas sesuai dengan arah tujuannya, sehinngga benar-benar menambah kedekatan hubungan kita dengan Allah swt. Dan mendapatkan predikat sebagai orang yang bertakwa.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Quran, bahwa puasa diwajiabkan atas semua orang yang beriman, agar menjadi insane yang bertakwa. Allah swt. Berfirman : “ Hai orang yang beriaman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang telah diwajibkan sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Q.S. Albaqarah: 183)
Dari ayat tersebut, jelaslah bagi kita bahwa target pencapaian utama ibadah puasa ialah ketakwaan. Oleh sebab itu, puasa yang kita lakukan seharusnya benar-benar dapat mengisi rohani kita, yang membawa pengaruh positif secara batiniyah yang merefleksikan aksi positif secara lahiriyah baik dalam bentuk ibadah ritual maupun yang bersifat social.
Kedatangan bulan mulia ini yang penuh dengan rahmat, ampunan (maghfirah), dan pembebasan dari neraka ini, marilah kita sambut dengan riang gembira untuk memperbanyak amal ibadah, membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Nabi saw. Bersabda : “ Barang siapa yang bergembira atas kedatangan bulan Ramadhan, Allah mengharamkan jasadnya masuk neraka”.
Memperhatikan hadis tersebut, marilah kita sambut dengan gembira kedatangan bulan ramadhan yang penuh berkah, yakni bulan suci ramadhan, yang di gambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai bulan yang penuh rahmat, pengampunan, dan pembebasan dari api neraka. Juga merupakan suatu kesempatan emas yang diberikan kepada manusia untuk memasuki pintu-pintu surga, sebabmpintu surga dibuka lebar-lebar, sementara pintu neraka ditutup rapat-rapat. Oleh sebab menjelang datang bulan istimewa ini, kitapun seyogyanya melakukan persiapan-persiapan serius agar kesempatan ini dapat kita manfaatkan secara optimal begitu kita memasukinya.
Kemulian dan keutamaan bulan ramadhan itu, karena dalam bulan itu Al-Quran diturunkan, hingga pada malam turunnya Al-Quran itu memiliki nilai keutamaan luar biasa besarnya, yang lebih dikenal dengan istilah malam seribu bulan atau malam lailatul qadar, sebagaimana yang diterangkan didalam Al-Quran surat Al-Qadr(97).
Di samping itu pelipat gandaan pahala kebaikan di bulan Ramadhan juga dapat diketahui dari sabda Rasulullah saw. berikut ini : “ Tiadalah seorang hamba yang melaksanakan shalat pada suatu malamdi bulan Ramadhan, kecuali Allah tetapkan baginya untuk setiap rakaat seribu lima ratus kebajikan, dan Allah membuatkan untuknya disurga sebuah rumah dari intan berlian merah yang berpintu sebanyak tujuh puluh ribu. Pada setiap pintu terdapat dua daun pintu dari emas, dan untuk setiap kali sujudnya diberikan sebuah pohon yang meneduhi pengendara selama seratus tahun perjalanan”.
Dari keterangan tersebut, kiranya cukup bagi kita sebagai pendorong untuk benar-benar mempersiapkan diri dan menggugah semangat untuk memperbanyak melaksanakan ibadah, kita isi setiap laju detiknya dengan kebaktian dan keshalehan, baik yang berdimensi ritual mahdhah maupun social dengan tujuan dan berorientasi sepenuhnya untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah swt. agar kita benar-benar dapat meraih derajat takwa, sebagaiman yang menjadi tujuan utama ibadah puasa.
Didalam tataran pelaksanaan puasa Ramadhan, kita harus memperhatikan ketentuan syar’i, berkenaan dengan hal-hal yang membatalakan puasa. Secara lahiriyah atau fisik kita meninggalkan makan dan minum serta hal-hal lain yang membatalkan puasa secara syar’i, sementara secara mental kita juga menghin dari segala sesuatu yang dapat berakibat buruk pada batin kita, baik itu yang berhubungan dengan mulut, mata, telinga, dan seluruh anggota tubuh yang lain, bahkan lebih jauh lagi, kita jaga hati dengan jangan sampai bergerak kearah yang negative.
Dalam tataran pendekatan pelaksanaan ibadah puasa ini Imam Al-Ghazali mengemukakan di dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa orang-orang yang melaksanakan ibadah puasa itu dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok tingkatan. Pertama “syaumul ‘umum”, yaitu puasa kebnyakan orang, yang hanya menahan perut dan organ biologis dari keinginan-keinginannya secara lahiriah yang membatalkan puasa. Kedua “Shaumul Khusus”, yaitu puasa orang-orang khusus yang terbilang sudah agak lebih tinggi dari tingkatan pertama, karena disamping meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa juga telah menahan diri dari perbuatan dosa. Ketiga “ Shaumu khususil khusus”, yaitu puasanya orang-orang pilihan yang paling istimewa, karena sampai pada tingkatan gerak hatinya tiada lain hanya bergetar mengingat Alla swt. semata.
Manakala seseorang telah dapat melakukan pendekatan puasa secara fungsional, setidaknya pada tingkat yang kedua (syaumul khusus) utamanya pada tingkatan yang ketiga (syaumul khususil khusus), tidak hanya formalitas belaka (sahaumul ‘umum), tentu kita akan menjadi orang yang bertakwa dan benar-benar dekat dengan Allah awt. Ketika seseorang menjadi dekat dengan Allah swt, maka apa yang menjadi keinginan dan kebutuhannya akan terkabul.Rasulullah saw. bersabda : “ Tiga golongan yang tidak ditolak doanya : orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, doa orang yang tertindas (dizalimi).
Tetapi sebaliknya, bila puasa yang kita laksanakan sebatas formalitas secara fisik belaka, tanpa menyentuh esensi fungsionalnya, maka tentu saja tidak dapat mempengaruhi kondisi batiniyah dan belum bisa mengantarkan kepada derajat ketakwaan. Karena Rasulullah saw. bersabda : “Banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa lapar, dan banyak orang yang bangun malam yang tidak memperoleh apa-apa, selain berjaga (tidak tidur).
Karenanya, marilah kita tingkatkan kita tingkatkan kesungguhan dan kehati-hatian dalam menjalankan ibadah puasa. Tantangan dan godaan pada waktu puasa pasti ada dan selalu menghadang, namun jika kita benat-benar dapat menjaga diri dan memiliki kecerdasan relegi, insyaallah kita akan dapat menghadapinya dengan selamat.
Sekali lagi, marilah kita manfaatkan kesempatan emas ini dengan sebaik-baiknya dan seoptimal mungkin, sebelum bulan yang mulia nin berlalu meniggalkan kita. Karena tahun depan belum tentu kita dapat bertemu dengan bulan yang mulia itu lagi. Karena begitu mulianya bulan ini, sehingga Rasulullah saw. menggambarkan, sebagaimana dalam sabda beliau berikut ini : “ Seandainya manusia mengetahui nilai kebaikan yang terdapat di bulan Ramadhan, niscaya umatku berharap agar Ramadhan itu terjadi satu tahun penuh, dan seandainya Allah member izin kepada langit dan bumi untuk berbicara, niscaya keduanya bersaksi untuk orang yang berpuasa Ramadhan dengan mendapatkan surge”.
Akhirnya, mudah-mudahan Allah swt. memberikan kekuatan, anugerah, dan petunjuk-Nya kepada kita, sehingga kita mampu menunaikan puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya, mengisi setiap detik di bulan yang mulia ini dengan amal kebajikan dan dapat meraih predikat muttaqin yang mendapatkan jaminan fasilitas yang menyenangkan dan menggembirakan disisi-nya di dalam surge kelak, amin.
Muhammad Bismi
Banda Aceh, 5 Mei 2018
Kami sudah upvote yah.. (Sedikit kontribusi kami sebagai witness di komunitas Steemit berbahasa Indonesia.)
terimakasih
Hmm... Saya udah upvote atau belum ya? Ah sudahlah... Yg penting tetap semangat melanjutkan postingan @bismi
Ya terimakasih bg @muktaridha atas motivasi nya.