Hari Puisi Indonesia 26 Juli 2018, Jangan Takut Menulis Puisi

in #indonesia6 years ago

Mungkin tidak banyak yang tahu, 26 Juli ini merupakan tanggal penting dalam dunia kesusastraan Indonesia. Sejak 2012 ketika digagas dan dideklarasikan oleh para sastrawan Indonesia, tanggal 26 Juli ditetapkan sebagai Hari Puisi Indonesia (HPI). Tanggal itu diambil dari tanggal kelahiran Chairil Anwar, penyair terkemuka Indonesia. Chairil dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, pada 26 Juli 1922 dan meninggal dunia di Jakarta pada 28 April 1949.

Meski banyak penyair lain di negeri ini yang juga menghasilkan puisi-puisi bernilai sastra tinggi, para sastrawan yang berkumpul di Pekanbaru atas undangan Rida K. Liamsi, seorang penyair dari Riau, akhirnya sepakat memilih tanggal lahir Chairil Anwar 26 Juli sebagai HPI. Sejak saat itu, para penyair, penggiat literasi, sastrawan, dan mereka yang menggemari puisi, mengadakan berbagai peringatan menyambut HPI pada 26 Juli.

buku-jangantakut.jpg
(Buku "Jangan Takut Menulis Puisi" di antara sejumlah buku puisi lainnya. Foto: BDHS)

Bahkan sejak 2014, secara rutin digelar Festival HPI yang antara lain berisikan berbagai acara panggung baca puisi dan musikalisasi puisi serta pemilihan buku puisi terbaik. Untuk tahun ini, acara-acara HPI sudah dan akan berlangsung di sejumlah daerah di Indonesia. Semuanya mengacu pada tema yang digagas, yaitu puisi sebagai kekuatan budaya yang membentuk karakter bangsa.

Walau mungkin oleh sebagian kalangan puisi hanya dipandang sebagai barisan kata-kata saja. Tetapi kekuatan dahsyat puisi sungguh nyata. Selain mengungkapkan rasa cinta, puisi juga menjadi wahana untuk mengungkapkan protes dan ketidaksukaan terhadap sesuatu, umumnya terhadap ketidakadilan.

Puisi juga menjadi wahana untuk menyatakan rasa patriotisme dan kecintaan pada Tanah Air. Sebut saja puisi-puisi Chairil Anwar. Mulai dari Diponegoro, Karawang-Bekasi, sampai Persetujuan dengan Bung Karno. “Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji/Aku sudah cukup lama dengan bicaramu/dipanggang di atas apimu, digarami lautmu....,” begitu petikan awal puisi Persetujuan dengan Bung Karno yang ditulis Chairil Anwar pada 1947.

Penulis sendiri menyambut HPI 2018 menghasilkan buku berjudul Jangan Takut Menulis Puisi. Buku yang diterbitkan oleh Syifah Publisher di Jambi dengan ISBN 978-602-5459-69-6, sebenarnya diterbitkan akan diterbitkan pada Mei 2018. Namun, karena adanya keterlambatan disebabkan kesibukan di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, maka baru beredar pada Juli 2018. Itulah sebabnya, penulis menyebutkan bahwa buku ini sekaligus untuk menyambut HPI 2018.

Buku setebal 98 halaman ini, berisi tiga bagian besar. Pertama, empat tulisan panduan untuk menulis puisi yang disiapkan bagi latihan-latihan menulis puisi yang dilakukan secara nonformal. Kedua, 19 tulisan berupa artikel, esai, dan berita tentang puisi. Dan ketiga, 15 puisi yang ditulis antara Januari sampai April 2018.

Judul bukunya Jangan Takut Menulis Puisi memang merupakan ajakan dan penyemangat, bahwa kita – siapa pun dan apa pun latar belakangnya – tidak perlu takut menulis puisi. Tulislah puisi, jangan pedulikan jelek atau bagus, yang penting menuangkan isi hati. Pelan-pelan, seiring waktu, kita dapat memperbaiki puisi-puisi kita sehingga makin berkembang dan berkualitas.