Senyumlah Dengan Tulus
Senyum merupakan sebuah bahasa tubuh yang identik dengan kenyamanan, kesukaan, keceriaan dan kebahagiaan. Seseorang tersenyum dengan lepas menandakan kesepahaman dengan apa yang diliat, di denger dan di rasakan. Ketika seseorang tersenyum meskipun tidak sepaham dengan apa yang diliat, di denger dan dirasakan, maka itu dikatakan senyum palsu. Kemungkin orang tersebut memiliki kebohongan atau bisa jadi orang tersebut ditunggangi oleh seseorang maupun komunitas tertentu yang memiliki kepentingan.
Orang yang suka mengobral senyum palsu tidak layak ditunjuk menjadi leader dalam sebuah komunitas, karena orang yang suka mengobral senyum palsu tidak konsisten antara ucapkan dengan yang dia kerjakan. Orang yang meliki bahasa tubuh (senyum) yang berlawanan dengan hati nurani besar kemungkinan memiliki rencana yang tidak bisa diungkapkan kepada anggota komunitas, dikhawatirkan akan terjadi penolakan dari anggota komunitas tersebut dan berakibat agenda atau rencana tersebut harus diurungkan.
Seorang profesor psikologi dari UCSF dan pengarang buku Telling Lies, Paul Ekman pun mengembangkan satu cara untuk membedakan antara emosi yang sesungguhnya dengan emosi yang palsu atau pura-pura melalui otot-otot di wajah.
Melalui The Facial Action Coding System (FACS), ekspresi seseorang bisa diketahui dengan ekspresi yang disebut microexpressions. Meskipun senyum palsu dan senyum sungguh-sungguh menggunakan otot yang sama, namun senyum yang ikhlas dan sungguh-sungguh tercipta melalui otak yang sadar, sedangkan senyum yang palsu tidak.
Sebagai contoh, otot zygomaticus major sama-sama menarik pipi ke atas pada orang yang senyum, baik itu senyum palsu maupun sungguhan. Namun pada mereka yang senyum dengan ikhlas, bagian otak yang mengontrol emosi juga meningkatkan kerja otot orbicularis oculi dan pars orbitalis. Otot tersebut tidak hanya menarik pipi ke atas tapi juga alis.
"Kuncinya adalah melihat lipatan antara kelopak mata dan alis ketika tersenyum. Orang yang senyum dengan ikhlas dan sungguh-sungguh memiliki area lipatan yang menurun dan alis yang sedikit melengkung ke bawah. Memang sulit menerka mimik wajah tersebut jika belum ahli," ujar psikolog asal UC Santa Barbara, Bella DePaulo seperti dilansir Yourtango, Kamis (24/9/2009).
Kita akan coba kupas bahasa tubuh (senyum) Imam Besar Fron Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang merupakan beliau ini salah satu tokoh Nasional yang berpengaruh dan disegani di Republik ini baik kawan maupun lawannya. Beliau ini menurut penilis tidak suka mengobral senyum dan tidak juga pelit senyum. Artinya beliau ini tau persis kapan harus tersenyum .
Habib Rizieq tetap tersenyum lebar ketika seorang nenek non muslim bertanya tentang Islam, walaupun sinenek tersebut mengatakan Islam Agama penyembah berhala menurut buku-buku referensi yang dia baca. Bagai mana expresi rawut wajah Habib Rizieq bisa anda liat di video berukut.
Selama memberikan penjelasan kepada nenek tersebut Habib Rizieq kalau tersenyum area lipatan antara kelopak mata yang menurun dan alis yang sedikit melengkung ke bawah, tidak ada cacian dan makian kepada nenek tersebut ini menandakan beliau orang yang senyumnya tulus dan bukanlah orang yang egois atau arogan seperti yang sering diberitakan.
Nah ketida Bapak Basuki Cahaya Purnama atau yang sering di sapa Ahok berbicara tentang Surat Al-Maidah ayat 51, sang Imam Besar Fron Pembela Islam sangat marah. Itu bisa kita liat saat beliau berorasi atau menanggapi sikap Ahok ini yang sok tau tentang Surat Al-Maidah Ayat 51. Beliau berbicara dengan tegas kalau kasus ini mesti ditempuh jalur hukum.
Jadi menurut penulis ini senyum atau ekpresi bahasa tubuh yang sesuai dengan apa yang diliat, di denger dan dirasakan. Artinya beliau merupakn orang yang tulus dan iklas dalam berbuat kebajikan, dan Insya Allah orang seperti beliau pasti konsisten ucapan dengan tindakan, amin.
Coba sahabat analisis sendiri dengan senyum ORAK PO PO, apakah selalu tersenyum sesuai dengan apa yang diliat, didenger dan dirasakannya.
Allah Hua’lam Bissawab.
Semoga Allah SWT selalu menjaga kita dari niat orang-orang jahat.