Puisi : Puan dan Kematian
Waktu telah singgah
Bunga-bunga berbisik, menilik ranting ranting yang patah
Dan tabah dari angin-angin kematian
Aku...
Aku berkelana dalam diam
Pada setiap malam yang kelam
Sedangkan tubuhku terbaring dari kesekian
Puan, jiwaku kubiarkan mati
Bahkan sebelum kematian itu dititipkan
Tidakkah puan menanti dengan enggan
Antara aku, kehadiran dan kematian
Jika sewaktu-waktu engkau mencariku
Carilah sepi dalam diam
Sebab ditengah keramaian adalah aku dan keduanya
Wahai sajak yang tak bertuan
Jadilah engkau angin yang berhembusan
Dan ilalang-ilalang yang berhamparan
Sedangkan aku adalah kematian dari segala kematian
Abietisme/Bireuen 03 Oktober 2020
(Terinspirasi dari buku Setapak Puan -Hipokampus)