Indonesia Seperti Pesawat Tua

in #indonesia7 years ago

image
Jaya Indonesia, sebagai anak penerbangan dari sumatra, saya melihat Indonesia seperti pesawat tua yang terbang tak tau arah, arahnya ada hanya pilot kita yang tidak bisa membaca. Mungkin dia bisa membaca tapi tertutup hasrat membabi buta. Hasrat hidup dikeluarga, saudara, kolega dan mungkin istri muda.
Indonesia itu memang seperti pesawat tua dengan penumpang berbagai rupa, ada dari sumatra, jawa, madura, sumbawa hingga papua bersatu dalam nusantara. Tujuh kali sudah kita ganti pilotnya tapi masih jauh dari kata sejahtera.

Pilot pertama sang proklamator bersama hatta membangun dengan semangat pancasila dan terkenal dikalangan wanita. Ia pernah berkata mampu guncangkan dunia dengan 10 pemuda, tapi apa daya itu semua hanya sebuah cita cita bukan tujuan yang menjadi nyata. Pilot yang kedua 32 tahun berkuasa, datang dengan program bernama pelita, bapak pembangunan bagi mereka, bagi saya tidak ada bedanya sama saja. Penumpang bersuara berakhir di penjara, atau hilang di udara tanpa berita. Pilot yang ketiga sang wakil yang naik tahta mewarisi pecah belahnya masa orba, belum sempat menjelajah samudra ia terhenti ditahun pertama, dibanggakan di eropa di permainkan di Indonesia, jerman dapat ilmunya, Indonesia dapat apa ?antrian panjang nonton filmnya.

Pilot yang keempat sang kyai dengan hati terbuka, ia terhenti dalam sidang istimewa ketika tokoh-tokoh reformasi berebut istana. Pilot selanjutnya pilot pertama seoranh wanita, dari tangan ibunya bendera pusaka tercipta, kata bapaknya berika aku 10 pemuda, tapi apa daya itu diluar kemampuan ibi beranak tiga. Pilot yang keenam, dua pemilu mengungguli perolehan suara dua kali disumpah atas nama garuda tapi itu hanya awal cerita, cerita panjangnya terpampang di banyak media, lapindo, munir, century, hambalang, kami menolak lupa. Pilot yang ketujuh, lelaki sejati dengan pikiran yang terbuka. Baru saja menandatangani peraturan presiden tentang tenaga kerja asing di Indonesia. Apa ia lupa banyak sarjana-sarjana di nusantara tak tau arah untuk melamar kerja. Kini 2019 hampir tiba, saatnya kita kembali memilih pilot nusantara. Pastikan dia yang mengerti bhinneka tunggal ika bukan boneka milik Amerika.

Ini semua adalah tentang inspirasi, bersatu dalam satu mimpi untuk indonesia yang lebih harmoni. Sudah 18 tahun kita tertatih dalam reformasi, ditipu oleh politisi yang katanya berikan bukti bukan janji. Tapi begitu ada suara minor di pelosok negeri mereka sibuk mencari koalisi bukan solusi.

10 Mei 2018
Yogyakarta

Sort:  

Wow, sebagai penggemar Abdur Arsyad saya agak anulah. Hehe. Tapi ini keren, hanya saja kita perlu hati-hati dengan plagiarisme. Jika boleh memberi setitik saran, mungkin lebih apik kalau kita buat narasi yang menyatakan puisi itu adalah semacam saduran dari Indonesia seperti Kapal Tua, lebih jujur.

Frasa pesawat tua, membuat saya teringat dengan mimpi Habibie yang ingin menyatukan pulau lewat udara. Ini cita-cita bersama. Saluut.