#Seri 5 tokoh wanita yang mengajarkan ilmu agama
Assalamualaikum Wr.Wb Sahabat steemits semuanya, hari ini zana masih bercerita tentang tokoh yang ke 5 yaitu tokoh wanita yang mengajarkan ilmu agama, dan ini merupakan tokoh terakhir yang akan zana ceritakan. Teman-teman pasti penasarankan, siapa tokoh yang zana maksud, simak terus yaa.
Beliau salah seorang terdekat zana, perkenalkan nama beliau adalah Hj. Busratul Muazzinah, biasanya zana memanggilnya dengan sebutan Ummi, karena Ummi ini merupakan guru ngaji zana sekaligus Pimpinan Balee beut Ta’limul Fatayat yang berada di daerah zana tinggal, beliau lahir di Aceh Besar, 1 juli 1973, usia beliau hampir genap 45 tahun di bulan juli mendatang, adapun mengenai jenjang pendidikan beliau SD 1 Pagar Air, kemudian SMP dan SMA beliau melanjutkan jenjang pendidikan di dayah Salafi yaitu dayah Ruhul Fata, Seulimuem Aceh Besar, beliau tinggal di desa Meunasah Manyang Pagar Air, kecamatan Ingin Jaya, kabupaten Aceh Besar.
Bagi saya beliau adalah guru yang sangat hebat, apa kehebatannya? Bukan prestasi, tetapi keikhlasan hati dan rasa sabar beliau dalam membimbing santriwati dan santriawan yang ada di Balee Beut Ta’limul Fatayat, dalam mengajar santri dan santriwati beliau tidak pernah bersikap kasar, jangankan kasar, marah saja beliau hampir tidak pernah, padahal di balee beut ini banyak sekali santriwan dan santriwati yang agak sedikit nakal, apa yang dilakukan beliau ketika ada santriwan dan santriwati yang nakal? Beliau selalu menasehati, dan menegur santri dan santriwati tersebut.
Biasanya pengajian di tempat beliau itu diadakan hari senin, selasa (pengajian khusus ibu-ibu desa kami), rabu, kamis, jum’at dan sabtu, dan hari minggu itu biasanya libur, dibulan ramadhan seperti ini biasanya libur pengajian, di balee beut tercinta tersebut biasanya beliau mengajarkan kami syair-syair dan nazam- nazam Aceh, serta kitab-kitab Arab dan Jawo, seperti kitab safinatunnaja yang merupakan kitab yang ditulis dalam bahasa Arab, dan Tambeh ghul afilin yang merupakan kitab yang ditulis dalam bahasa Jawo atau tanpa baris.
Ketika mengajar pun beliau tidak pernah berharap imbalan lebih,semata-mata hanya saja mengharap balasan dari Allah SWT, hanya saja ada uang spp perbulan 10.000, akan tetapi uang spp tersebut bukan untuk beliau, tetapi diperuntukkan untuk membayar kebutuhan balee, seperti membayar gaji para ustadzah, membayar lampu, air, dan sebagainya, bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu tidak perlu membayar spp, karena menurut beliau anak yatim, piatu, dan yatim piatu, itu salah satu sebagai tanda memuliakan anak yatim, dan memperingankan beban anak yatim.
Di desa kami beliau sangat dikenal sebagai orang yang sangat baik, jujur, karena kepribadian beliau yang mengajarkan para santri dan santriwati untuk selalu berbuat baik dan berlaku jujur, bahkan masyarakat pun banyak menyukai beliau. Inilah salah satu alasan saya mengangkat beliau sebagai tokoh agama sekaligus tokoh inspirasi bagi saya.
Sahabat-sahabat steemits pasti penasarankan apa visi misi beliau sebagai wanita pendidik atau pengajar ilmu agama, sehingga beliau membangun balai pengajian di desa Meunasah Manyang ini? Untuk generasi Islam ke depannya, menumbuhkan pengembangan potensi didik, seperti iman, islam, tauhid,dan ma’rifat, sebagai motivasi dan bimbingan kearah kepekaan, untuk memperoleh atau memperdalam ilmu akhirat, dan sebagai peletakkan dasar-dasar keimanan anak didik. Hal ini juga yang memotivasikan saya untuk menulis tentang beliau.
Lalu apa sih keinginan beliau untuk generasi Aceh berikutnya? Beliau sangat ingin generasi Aceh berikutnya, generasi-generasi berikutnya bisa lebih memperdalam pembelajaran tentang Islam dengan baik, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran sesat.
Wah,bagus sekali ya keinginan beliau dan semoga saja bisa tercapai.
Sekian pembahasan tokoh hari ini, dan pada pertemuan berikutnya saya akan membahas permasalahan atau isu yang ada di dalam masyarakat, simak terus ya teman- teman.
Assalamualaikum Wr.Wb.