STEMIANS,

Steemit Indonesia Community (KSI) continues to grow. Users of this platform from time to time continue to increase. Of course this is good news. Worldwide, users continue to show encouraging numbers.

Of course, this platform has not been able to compete with Mark Zuckerberg's facebook social media which this year translucent number 2 billion. The most pantastic amount in the history of the modern social media industry. The 2 billion statement was launched by Zuckerberg two months ago.

Overall in Indonesia, internet users this year reached 63 million people in the country. 95 percent of that amount accessed it through smart phones. Social media users in this country are indeed the largest community. Social media is like finding his home in the archipelago. See, twitter in Indonesia used 19, 5 million people, the second largest after the United States. Facebook, too, is used by 65 million Indonesians.

Not to be outdone, Google + accessible 3.4 million users, Linked accessed by 1 million users, LINE 10 million users and last Path accessed by 700 thousand people in Indonesia.

Stemit has not been included in the world's institutional survey realm, including the Indonesian Ministry of Communication and Information (Kominfo). However, from the numbers of users it seems this country will penetrate the second largest user in the world, imitating his successful steps Zuckerberg.

For me, social media is building the birth of homeland communities. Starting from a community of shoe lovers, robot lovers community, pictures, novels, motors, to other communities.

This also happens in steemit. The drawing community grew up looking for formats and fellow cuddly friends. The photo community is also so, right down to the sports commuity. This is really happy. Steemit brings together those who are miles apart on the same platform. Then discuss the next following the child's term today-coffee on the ground-that's where the real meeting is.

Problem after meeting for the single will find his soul mate is certainly a necessity. Some would be good friends, even the levels could be like siblings. Is not that fun?

This virtual community is closely related to reality. Become a real community that continues to grow and develop. To me, the presence of the community accelerates the modernization of a city.

I imagine from the positive side, every community will certainly do good things to boast of the community. Let's just say simple example, they clean the beach. Is not that exciting?

Other communities will do other positive things, such as donating orphans and others. Many positive things will be born from these communities. For that reason, we should support all communities. To keep the city growing and modern. Continue to share and delight our fellow human beings.

Let's be community and let's be happy.

INDONESIA

Steemian,

Komunitas Steemit Indonesia (KSI) terus tumbuh. Pengguna platform ini dari waktu ke waktu terus meningkat. Tentu ini kabar baik. Seluruh dunia, penggunanya terus menunjukan angka menggembirakan.

Tentu, platform ini belum mampu menyaingi media sosial facebook milik Mark Zuckerberg yang tahun ini tembus angka 2 miliar. Jumlah paling pantastis dalam sejarah industri media sosial modern. Pernyataan 2 miliar itu dilansir sendiri oleh Zuckerberg dua bulan lalu.

Secara keseluruhan di Indonesia, pengguna internet tahun ini mencapai 63 juta orang di tanah air. 95 persen dari jumlah itu mengaksesnya melalui smart phone. Pengguna media sosial di negeri ini memang komunitas terbesarnya. Media sosial bagai menemukan rumahnya di nusantara. Lihat saja, twitter di Indonesia digunakan 19, 5 juta orang, kedua terbesar setelah Amerika Serikat. Facebook juga begitu, digunakan oleh 65 juta masyarakat Indonesia. 

Tak mau kalah, google+ diakses 3,4 juta pengguna, Linked diakses oleh 1 juta pengguna, line 10 juta pengguna dan paling bontot path diakses oleh 700 ribu rakyat Indonesia. 

Stemit belum masuk dalam ranah survei lembaga dunia, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Indonesia. Namun, dari angka-angka pengguna tampaknya negeri ini akan menembus pengguna kedua terbesar di dunia, meniru langkah sukses miliknya Zuckerberg. 

Bagi saya, media sosial itu membangun kelahiran komunitas-komunitas tanah air. Mulai dari komunitas pecinta sepatu, komunitas pecinta robot, gambar, novel, motor, hingga komunitas lainnya. 

Ini juga terjadi di steemit. Komunitas menggambar tumbuh mencari format dan teman sesama penyuka gambar. Komunitas foto juga begitu, sampai ke komuitas olahraga. Ini sungguh membahagiakan. Steemit menyatukan mereka yang terpaut bermil-mil dalam satu platform yang sama. Lalu berdiskusi seterusnya mengikuti istilah anak zaman sekarang-ngopi darat-di sanalah pertemuan sebenarnya.

Soal setelah bertemu bagi yang jomblo akan menemukan jodohnya itu tentu keniscayaan. Sebagian tentu menjadi sahabat baik, bahkan kadarnya bisa jadi seperti saudara kandung. Bukankah itu menyenangkan?

Komunitas maya ini erat kaitannya menjadi kenyataan. Menjadi komunitas nyata yang terus tumbuh dan berkembang. Bagi saya, kehadiran komunitas mempercepat modernisasi suatu kota. 

Saya banyangkan dari sisi positifnya, setiap komunitas tentu akan berbuat hal-hal baik untuk membanggakan komunitasnya. Anggap sajalah contoh sederhana, mereka membersihkan pantai. Bukankah itu menggembirakan?

Komunitas lain akan berbuat hal positif lain, semacam menyantuni anak yatim dan lain-lain. Banyak hal positif akan lahir dari komunitas-komunitas ini.  Untuk itu, sepatutnya kita mendukung semua komunitas. Agar kota terus tumbuh dan modern. Terus berbagi dan membahagiakan sesama umat manusia. 

Mari berkomunitas dan mari berbahagia.

SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

Photos :(Courtesy of @levycore)