Harga Sebuah Kejujuran
Seorang kawan bercerita tentang kawannya yang membawa mobilnya di sebuah bengkel tempel ban. Karena sedang ada kegiatan di tempat lain dan menaruh kepercayaan kepada bengkel tersebut, ia meninggalkan mobilnya untuk urusan lain. Sekitar dua jam kemudian, ia kembali untuk mengambil mobilnya. Menyerahkan sejumlah uang, dan mengucapkan terima kasih kepada pemilik bengkel.
Kawan dari kawan ini merasa tidak nyaman dengan mobilnya. Ia merasa jalan tidak rata atau seolah ada yang tidak beres dengan ban mobilnya. Namun, ia tidak terlalu peduli dengan ketidakberesan itu karena sedang memiliki urusan lain yang menyedot perhatiannya. Sepertinya halnya perhatian publik yang mudah teralihkan dari kasus besar ke kasur besar lainnya karena begitu banyak kasus di negeri ini yang saling bertindih lapis.
Dia baru ingat kembali ketika ban mobilnya menggelinding dengan tidak sempurna. Laju kendaraan seperti tidak stabil dan ban seperti kehilangan daya cengkeram di atas aspal. Diperhatikannya dengan teliti. Tukang di bengkel itu mengatakan ada dua lubang di ban kiri belakang, satu bocornya agar besar yang membuat ban mobilnya kempis, dan satunya lagi agak kecil. Lagi-lagi ia percaya saja dengan penuturan tukang tempel ban tersebut. Dia sudah beberapa kali mengganti dan menempel ban mobilnya yang bocor akibat tertusuk paku.
Ternyata ban mobil kiri belakang yang tidak beres tersebut bukan ban miliknya. Ia teringat, belum lama ini sudah menggantikan ban mobilnya dengan ban baru dan merek terkenal yang sering mensponsori balapan F1. Namun,ban yang sekarang terpasang di roda mobilnya bukan lagi ban baru. Ini ban hasil rekondisi alias vulkanisir. Dia melihat ada irisan tipis di antara ban dengan karet grip tempelan hasil vulkanisir. Beberapa bagian ban tersebut juga sudah aus. Meski tidak terlalu ahli, ia bisa merasakan ukuran ban hasil vulkanisir yang sudah terpasang di bagian kiri belakang mobilnya yang tidak standar yang membuat laju mobilnya tidak stabil.
Kecewa sekali kawan ini dengan tukang tempel ban tersebut. Ketika ia bercerita kepada kawannya yang kebetulan kawan saya, ia mendapatkan kabar sudah banyak yang “dimakan” sama tukang tempel ban tersebut. Kawan saya itu pernah dimintai uang Rp120.000 untuk tempel ban. Ketika protes, tukang itu mengatakan harganya memang segitu. Padahal, standarnya hanya Rp25.000 satu lubang yang bocor.
Ketika ditipu, kita merasa kecewa dan sakit hati. Kepercayaan yang kita berikan kepada seseorang, entah itu kawan, rekanan bisnis, keluarga, atau siapa pun, sudah dikhianati. Nilai materinya bisa jadi sangat sedikit, malah bisa jadi sangat rendah. Namun, rasa sakit hati tidak muncul dari nilai materi, melainkan dari sebuah kepercayaan yang dikhianati, nilai kejujuran yang dihancurkan. Dan itu sangat menyakitkan.
Dikhianati oleh orang kepercayaan, tentu lebih menyakitkan dibandingkan dengan pengkhianatan orang yang tidak dan baru kita kenal. Makanya, jangan sekali-kali menghkhianati kepercayaan yang diberikan. Keteguhan memegang kepercayaan merupakan wujud dari kemuliaan karakter.
Menjaga kejujuran ketika semuanya serba mungkin—penjagaan atau pengawasan yang longgar—jauh lebih sulit. Ketika ada peluang untuk membuat curang, manusia cenderung tergoda. Benarkah seperti yang dikatakan Bang Napi; _Kejahatan muncul karena ada niat dan kesempatan. Wapadalah…! Waspadalah… Waspadalah…!_
Kalau ada kesempatan berlaku tidak jujur, tetapi kejujuran tetap terpelihara, maka orang itu termasuk manusia langka, manusia berbudi. Apalagi bila standar kejujuran itu berlaku untuk semua, tidak pandang bulu. Ada kalanya, orang hanya jujur kepada orang yang dikenalnya. Sering kita mendengar kalimat; “Kalau tidak ingat dia saudara,sudah kukerjain dia!”
Orang seperti ini tentu tak bisa disebut jujur karena melihat kejujuran bukan sebagai karakter, melainkan karena satu dan lain hal, karena pertimbangan-pertimbangan di luar keluhuran budi.
Nabi Muhammad, dipuji kejujurannya baik oleh sahabat bahkan oleh lawan, sehingga diberi gelar Al-Amin atau dapat dipercaya. Sifat yang wajib ditiru oleh semua umat Muhammad dalam perilaku sehari-hari, termasuk dalam postingan di Steemit.
Presiden AS ketiga, Thomas Jefferson mengatakan, kejujuran adalah chapter awal dan buku kebijaksanaan _(Honesty is the first chapter in the book of wisdom)._ Demikian pentingnya kejujuran sehingga ditempatkan sebagai bagian pertama dari kebijaksanaan.
Orang yang sudah terbiasa dengan ketidakjujuran, akan sulit dikenali saat ia berbohong. Bahkan alat pendeteksi kebohongan _(lie detector)_ pun bisa dikelabui kalau sudah menjadi paus dalam kebohongan. Andaikan manusia seperti Pinokio, setiap detik kita akan melihat orang panjang hidungnya karena berbohong.
Kabarnya, Tokyo merupakan kota yang paling jujur di dunia. Setiap uang atau dompet atau barang yang hilang, pasti diserahkan ke polisi. Polisinya pun jujur akan mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya. Pada 2016 lalu, total ada uang Rp430 miliar yang ditemukan di Tokyo dan dikembalikan ke polisi. Jumlah yang luar biasa. Bagaimana ya, kalau uang sebanyak itu hilang di beberapa lokasi di Indonesia?
Salam Komunitas Steemit Indonesia
Bagaimana ya, kalau uang sebanyak itu hilang di beberapa lokasi di Indonesia?
Pasti di seludupkan ke rekening penemu 😂😂😂
Sungguh sebuah kejujuran yang penuh dengan nilai-nilai agama .
Jujur modal utama dalam melakukan sosialisasi kepada orang lain, baik itu di lingkungan sekitar rumah maupun lingkungan kerja
Terimakasih tulisannya Mr @aiqabrago
Berbicara tentang penghianatan ini sangat menyakitkan ketika kita mendengarnya, saya sendiri sangat membenci hal ini, bahkan lebih benci kepada orang yang berkelakuan penghianat dari pada seekor binatang yang hina.
saya sangat tu bang@ aiqabrago
karena kejujuran itu adalah modal hidup kita dan sangat dianjur di dalam Agama Islam
Saya sangat setuju tu bg @aiqabrago.
Tapi itu semua tergantung orangnya bg.
Seperti hadits nabi muhammad SAW :
Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta
cerita bagus bang brago
kalo uang/dompet yang hilang didaerah kita, sangat sulit utk ditemukan, kadang juga bisa ditemukan tetapi isi dikuras habis, hanya tinggal dompet kosong
Benar sekali, intinya kepercayaan harus selalu menjadi modal utama dalam menapaki kehidupan dimuka bumi ini. Kepercayaan sekecil apapun tentu akan berdampak pada kualitas hidup seseorang. Maka oleh sebab itu jagalah kepercayaan yang pernah diberikan seseorang kepada kita.
Kisah diatas semakin meneguhkan pribadi kita bahwa kepercayaan menjadi modal dasar manusia. Kapan pun dan dimana pun kepercayaan merupakan sikap bathin manusia yang paling halus. Terima kasih Bang @aiqabrago sudah berbagi. Saya selalu menyukai posting di steemit jika kontennya mampu membuat saya berfikir tentang diri kita sendiri.
Saat ini, kita memang selalu membutuhkan cerita, kisah dan peutuah yang membuat pribadi kita semakin baik. Terimakasih.
Cerita yang sangat baik, tentunya dengan pesan moral yang sangat bagus pula.
kalau dapat uang segitu bang..serahkan kekantong pribadi..he..he