Every Book has the Reader, Every Movie has the Audience (Bilingual)
When diligently following the netizen debates in Indonesia recently, one of the things that went viral was Hanum Rais's letter to the Chancellor of Muhammadiyah Surakarta and a letter from the board of the National Mandate Party to watch the film Hanum dan Rangga. Many condemned the letter because previously Hanum Rais had insinuated other parties who made the film and according to him the pretend audience. Now, Hanum does the same thing.
Many are sneering, but there are also those who consider it natural. The reaction in cyberspace in the political year was indeed very wild, especially with Hanum Rais's political choice that was very clear. Reactions from various parties are no longer pure because they can be influenced by different political choices.
For us, Steemians who are free from any political influence can see the case more clearly without being influenced by political affiliation. And let us see that there is a creative angle for the writer, even though we are not professional writers. But as Steemians, as bloggers, we are writers who gave birth to a writing, no matter how low the quality of our writing.
There is advice that we often hear related to the world of writing and movie. The quote is every article or every book written, would find its own readers. Likewise, with a movie, it will find its audience. So it does not need to be forced by various ways to read certain books or force other people to watch certain the movie.
The difference is that the writing or book continues to be read and continues to be talked about even after the author died. Likewise, there are films that continue to be watched until now even though the director, the actors, has died. But there are also books and films that are just present, then forgotten by people.
History has proven that a number of books about certain characters purchased by its subsidiaries will not last long even though they will get the title of the bestseller. Likewise, with the movie, just passing past is forgotten by many people. If anyone talks, only among them. If the contents of books and films themselves do not really inspire many people. Not pure anymore, but made for short-term interests.
It's not easy to write books and make films that will be remembered for all time. People who succeed in making eternal works, of course, must fall up first to arrive at the masterpiece. Like the City of Rome which was built not overnight, great works were not born from a day's work.
*****
Image source: 1, 2, 3, 4, 5, 6
*INDONESIA*
Setiap Buku Ada Pembacanya, Setiap Film Ada Penontonnya
Kalau rajin mengikuti perdebatan netizen di Indonesia belakangan ini, salah satu yang menjadi viral adalah surat Hanum Rais kepada Rektor Muhammadiyah Surakarta dan surat pengurus Partai Amanat Nasional agar menonton film _Hanum dan Rangga_. Banyak yang mengecam surat tersebut karena sebelumnya Hanum Rais pernah menyindir pihak lain yang membuat film dan menurutnya penonton pura-pura. Sekarang, Hanum malah melakukan hal sama.
Banyak yang mencibir, tetapi ada juga yang menganggap sebagai hal yang wajar saja. Reaksi di dunia maya di tahun politik memang sangat liar, apalagi dengan pilihan politik Hanum Rais yang sudah sangat jelas. Reaksi dari berbagai pihak sudah tidak lagi murni, sebab bisa saja dipengaruhi oleh pilihan politik yang berbeda.
Bagi kita Steemians yang bebas dari pengaruh politik apa pun, bisa melihat kasus tersebut dengan lebih jernih tanpa dipengaruhi oleh afiliasi politik. Dan marilah kita melihatnya pada sudut kreatif penulis, meski kita bukan penulis profesional. Tapi sebagai Steemians, sebagai blogger, kita adalah penulis yang melahirkan sebuah tulisan, betapa pun rendahnya kualitas tulisan kita.
Ada nasihat yang sering kita dengar berkaitan dengan dunia tulis-menulis dan film. Katanya, setiap artikel atau setiap buku yang ditulis, akan menemukan pembacanya sendiri. Demikian juga dengan sebuah film, akan menemukannya penontonnya. Jadi tidak perlu dipaksakan dengan berbagai cara untuk membaca buku tertentu atau memaksa orang lain menonton film tertentu.
Bedanya, adalah tulisan atau buku yang terus dibaca dan terus dibicarakan bahkan setelah penulisnya meninggal dunia. Demikian juga dengan film ada yang terus ditonton hingga kini meski sutradaranya, pemeran film, sudah meninggal dunia. Namun ada juga buku dan film yang sekadar hadir, lalu dilupakan orang.
Sejarah sudah membuktikan beberapa buku tentang tokoh tertentu yang dibeli oleh anak perusahaannya, tidak akan bertahan lama meski mendapatkan predikat sebagai bestseller. Demikian juga dengan filmnya, hanya sekadar melintas lalu dilupakan orang banyak. Kalau ada yang membicarakan, hanya kalangan mereka saja. Kalau isi buku dan film itu sendiri tidak terlalu menginspirasi banyak orang. Tidak murni lagi, tetapi dibuat untuk kepentingan jangka pendek.
Tidak mudah menulis buku dan membuat film yang akan dikenang sepanjang masa. Orang yang berhasil membuat karya abadi, tentu harus jatuh bangun dulu untuk sampai kepada karya masterpiece. Seperti halnya Kota Roma yang dibangun tidak dalam semalam, karya besar juga tidak lahir dari kerja sehari.
*****
Sajian yang sangat inspiratif dan bijak dari seorang curator. Saya sangat sependapat, segala sesuatunya tak bisa dipaksakan, biarkan orang nurani menentukan pilihannya, dan yang pasti apapun yang menurut kita baik dan bagus pasti akan baik dan bagus juga menurut orang lain. Trimakasih bang @aiqabrago sukses selalu dan salam takzim
pesannya dapat, dan penjelasan bang @aiqabrago ini pelajaran berharga, dan ilmu baru buat saya. Ini saya termotivasi sekali dengan yang bang @aiqabrago sampaikan.
Salam tengah menjelang menjelang pagi😊
@mukhtarilyas, tidak mudah untuk melahirkan sebuah karya besar, baik tulisan maupun sebuah filem. Kecuali karya tersebut sarat dengan karakter bang @aiqabrago, semoga ada steemians yang karyanya juga bisa di kenang. Yang penting sampailah sesuatu itu yang benar dan punya dasar. Walaupun tidak ada uvote karena ada pembaca di luar steemians. Saya setuju setiap karya pasti ada pembacanya. Salam sujses untuk kita semua.
Betul @aiqabrago semua itu harus bersabar untuk meraih kesuksesan
motivasi yang tinggi untuk kita para steemian
Benar bang, sesuatu yang bersifat memaksa pasti akan terkesan tidak baik. Saya sangat suka dengan judul postingannya, juga setuju sebuah karya bagus akan membutuhkan waktu yang lama dan pun tidak semua mampu untuk melakukannya.
Menurut saya, sebuah karya tidak bisa dipaksakan menjadi bestseller atau box office dengan cara politis seperti di atas.