Maya Angrayni, Wanita Aceh yang mengajar untuk Aceh
Hai sahabat steemit, kali ini saya datang dengan cerita yang sangat inspiratif. Kali ini saya akan menceritakan seorang perempuan Aceh yang aktif dalam beberapa organisasi dalam bidang kemanusiaan. Namanya Maya Angrayni wanita kelahiran Banda Aceh 20 Mai tahun 1996, anak pertama dari 5 bersaudara, mahasiswa Uin Ar-Raniry jurusan pendidikan bahasa inggris, lebih sering di panggil dengan sebutan maya atau kak may. Beliau merupakan kakak leting saya ketika SMA. Saya dan beliau berteman dekat, karena keakraban inilah saya paham betul beliau orang yang sangat sibuk tapi entah mengapa beliau bisa membagi waktunya dengan baik.
Ketika saya berbincang dengan beliau saya bertanya organisasi apa yang kak may ikut?? Beliau menjawab bahwa beliau banyak mengikuti organisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus dan dari bincang-bincang tersebut ada dua organisai yang menarik perhatian saya. Organisasi pertama adalah sebagai relawan Turun Tangan dan yang kedua adalah sebagai relawan TPMT Sibreh. Organisasi Turun Tangan sendiri dicetus oleh Bapak Anies Baswedan ketika beliau masih menjabat sebagai Menteri pendidikan, pusat dari organisasi ini di Jakarta dan terdapat di beberapa daerah di Indonesia, di sini mereka fokus kepada permasalahan di setiap daerah mereka. Beliau memberi contoh, seperti masalah apa paling sering atau yang tengah menjadi perbincangan. Misalnya, banjir yang sering terjadi di Jakarta, nah relawan-relawan Turun Tangan akan membantu. Jika di Aceh kita fokuskan ke bidang pendidikan, di karenakan Aceh masih tertinggal dalam bidang pendidikan dan fokus kebidang-bidang sosial.
Biasanya mereka setiap akhir semester akan kepelosok-pelosok Aceh untuk mendatangi sekolah-sekolah di sana dan bertanya tenaga pendidik apa yang kurang dan ketika sekolah tersebut mengatakan bahwa mereka kekurangan tenaga pendidik. Misalnya seperti Matematika dan bahasa Inggris mereka akan siap membantu, ini di sebut sebagai Turun Tangan mengajar, ada juga Turun Tangan menyala disini beliau mengajari anak-anak Aceh membaca, dan ada juga Turun Tangan berbagi, beliau juga mengatakan bahwa Turun Tangan yang bersifat sosial mereka lebih seperti ketempat-tempat di Aceh yang terkena bencana. Sebagai contoh bencana gempa yang menimpa pijay beberapa waktu lalu mereka akan datang kesana untuk menghibur anak-anak di sana, mengajar anak-anak disana, dan bermain dengan anak-anak disana agar mereka dapat sedikit meredam rasa trauma terhadap bencana yang mereka alami. Kata beliau ketika mereka ingin menyumbangkan sesuatu terhadap orang yang membutuhkan mereka akan melakukan bazar, mengamen, jualan, dan semacamnya.
Selanjutnya kita akan membahas TPMT Sibreh, yap kak maya juga merupakan seorang relawan disini. TPMT sibreh sendiri terletak di sibreh sudah termasuk wilayah Aceh Besar dan kalau diperkirakan dari tempat tinggal beliau di kawasan Banda Aceh lebih tepatnya di jalan Neusu tentu letak tempat tersebut sangat jauh. TPMT Sibreh sendiri salah satu tempat pembelajaran masyarakat yang di cetus oleh salah satu dosen Uin Ar-Raniry jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Disini beliau mengajarkan anak-anak SD bahasa Inggris, tapi kata beliau juga ada anak SMP dan SMA tetapi disana lebih dominan anak SD. Jadwal mengajar dua kali dalam seminggu, kata beliau tujuan utama TPMT Sibreh ini lebih seperti memberikan bimbel terhadap anak-anak di daerah sibreh, sebagaimana yang kita ketahui bahwa bimbel-bimbel lebih banyak di kawasan kota seperti Banda Aceh dan jika mereka kesana akan sangat jauh. Oleh karena itu kak maya menjadi relawan disini untuk memudahkan anak-anak dalam belajar. Tapi untuk sekarang beliau vakum sebentar di karenakan sudah semester delapan beliau ingin memfokuskan diri terlebih dahulu dalam membuat skripsi. Selain banyak mengikuti organisasi dan menjadi relawan yang bergerak dalam bidang peduli sesama dan pendidikan, kak maya juga mengajar di salah satu bimbel di kawasan Banda Aceh dan ketika malam, dua kali atau tiga kali dalam seminggu beliau akan mengajar privat.
Ketika saya menanyakan apa alasan beliau sehingga sangat aktif menjadi relawan dalam bidang pendidikan terutama pendidikan di Aceh beliau mengatakan, pertama alasan mengapa beliau suka menjadi relawan di karenakan memang beliau suka langsung berinteraksi dengan masyarakat dan terkadang masyarakat-masyarakat yang membutuhkan ini lebih welcome terhadap mereka. Kedua, karena anak-anak Aceh butuh kita, butuh orang-orang seperti kita untuk mencerdaskan anak-anak Aceh, jika bukan dari diri kita sendiri yang bertindak untuk mencerdaskan daerah kita siapa lagi. Ketiga, beliau mengatakan entah kenapa ada rasa puas, senang, dan bangga jika mengajar mereka. Seperti beban hilang gitu aja apalagi ketika melihat mereka tersenyum bahagia karna paham terhadap apa yang kita ajarkan. Keempat, dan yang terakhir beliau merasa lebih banyak saudara dan banyak memiliki kenalan.
Sampai disini saja penjelasan saya tentang sosok Maya Angrayni. Seorang perempuan Aceh yang menginginkan pendidikan Aceh lebih maju dan berkembang.