Filosofi Rindu dalam Steemit
Aku tak munafik mengakui rindu menjadi #whale dan #dolphin yang bergerak bebas hampir tanpa batas dalam dunia #steemit. Sama dengan di samudera sesungguhnya, mereka penjaga laut, pengawas batas dan bahkan mengatur lalulintas rantai makanan.
Siapa yang tak rindu seperti itu, mungkin kita para #plankton malu saja mengakuinya. Sebuah tanya muncul, mungkinkah kita tumbuh dan menjadi whale atau setidaknya dolphin saja?
Rindu dapat menjadi sebuah tujuan yang mungkin dan bisa juga mustahil. “Aku rindu hidup seperti masa SMA.” Ini mustahil bagiku yang sudah beranak dua. Sama seperti kerinduan ingin bertemu sahabat yang telah tiada.
Rindu: pernah gondrong [foto pribadi]
Atau semisal kerinduanku pada gaya rambut gondrong seperti dulu, juga hampir mustahil. Pernah kucoba untuk mendiskusikan keinginan itu kepada istriku yang hanya satu. Mukanya masam dan tak setuju. Aku manut saja, yang sudah menikah pasti tahu alasannya.
Tapi rindu menjadi dolphin atau bahkan whale adalah kerinduan yang mungkin karena dapat memunculkan tekad, menghasilkan energi untuk dialirkan ke setiap pembuluh darah, lalu bergeraklah otot-otot, otak dan hati. Mereka bekerja sesuai perintah tuannya, mencapai impian. Syaratnya tak banyak, mau berusaha saja.
Yakin saja, suatu saat pasti bisa. Jangan lemah seperti seorang kawan yang saban hari mendapat nol koma nol dalam setiap postingannya. “Ah, kalau begini terus aku berhenti saja,” katanya pekan lalu. Aku mencoba memompa semangatnya, mengatakan para kurator itu awalnya juga seperti kita. Hanya saja, mereka lebih duluan memulai.
“Baru dua bulan kau buka akun, berharap dapat besar, sabar lah dan tetap berusaha. Anggap saja hobby dan tempat menyalurkan tulisan,” kataku saat dia mengeluh lagi.
Dalam hati, dasar pengeluh. Emangnya menulis sumpah serapah di media sosial tetangga dengan ribuah like, dapat berapa?. Bukankah nol koma nol juga bahkan sampai kiamat.
Kadang kerinduan dapat mendatangkan malapetaka. Karena dia seperti candu yang membuat manusia ingin dan ingin. “Keriduan sesungguhnya adalah kuman kematian,” begitu catatan yang pernah ditulis pelukis Leonardo da Vinci, abad ke-15.
Rindu: jurnalis Aceh mendoakan sahabat korban tsunami, 25 Des 2017 [foto @abuarkan]
Karena kodrat manusia tak pernah puas terhadap apa yang didapatnya. Dia selalu ingin mendapat musim-musim baru bahkan bulan yang selalu baru. Tapi setidaknya ini menjadi ingatan bagi #steemians, bahwa batas keinginan adalah pikiran kita.
Sama halnya seperti makan, rasa lapar dan kenyang itu tak berasal dari perut, tapi pikiran. Seorang ahli gini pernah bicara kepada saya tentang menghabiskan makanan semisal nasi saat makan tiga kali sehari, dalam waktu 12 menit. Sedikitpun kita makan, akan merasa kenyang karena dalam rentang waktu itu perut mengirimkan sinyal kenyang ke otak. Kecuali kita tak mempunyainya atau rusak.
Kerinduan akan sesuatu tak haram, hanya jangan menghalalkan segala cara untuk meraihnya, patuhi rambu-rambu juga seperti yang berlaku di #steemit. Rindu bukan juga narsisme, walaupun kadang ketika memandang ke dunia yang ditemukan adalah wajah sendiri, rekan-rekan sendiri dan kita kagum, lalu mengikutinya seperti lisan guru saat mengajarkan kita pada kata: “Ini Budi, ini Ibu Budi.”
Foto Tariq bin Ziyad pada mata uang
Terakhir, dengan rindu pula aku mencoba mendongkrak tekad kaumku yang #plankton seperti kata seorang mantan budak, Tariq bin Ziyad yang kemudian menjadi pemimpin besar Islam dalam penaklukan Spanyol. “Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya pilihan, menaklukkan negeri ini dan menetap di sini, atau kita semua mati.” []
@abuarkan
Adi Warsidi
Luar biasa @abuarkan, lon pike buno gunawan mohammad ka bergabung di Steemit, ternyata tulisan pak Adi. Keep spirit, doa kamoe semoga droe neuh menjadi whale atau dolphin. Amin..
Haha. Makasih bro @alkatiri.puteh, akun bek neusimpan, neuteumuleh ju.
I do not understand the language but this looks like a good story.
Thank you for visiting my blog and for voting steemgigs as a witness!
XOXO
Elan vital ini tidak dimiliki semua orang karena terbakar oleh berbagai halangan dipikiran, panee mungken, pat tacok, loen siapalah.
Padahal, tekad adalah modal yang sudah menghantar sukses banyak orang.
Thanks bro @rismanrachman, motivator ulung yang lon turi sejak lama.
minggu ukeu kajeut keu lumba2 hehe