Rambutan Aceh di Pamulang
Halooo Indonesianers🙌
Sepulang dari jalan pagi kemarin, kebetulan sekali Kang Jere, Marbot Mesjid Attaqwa sedang membasahi jalan di depan warung Bapak. Pak Bambang lagi ikutan nonton sambil nunggu pelanggan datang untuk membeli Es Tebunya.
Sambil beristirahat sebentar, aku merayu Maslakoe untuk memetik rambutan yang sudah matang benar. Dapat dukungan penuh dari pak Bambang dan Bapak, Maslakoe akhirnya ikut Kang Jere ke Mesjid untuk pinjam galah. Horeeeee... 😍
Otomatis keadaan itu semakin menyulitkan🤨 ya sudah, secukupnya saja. Tiba-tiba dua bocah naik skuter dorong (skudong) nongol entah dari mana dengan teriakan "Bagi rambutan dong!".
Setelah menerima beberapa buah rambutan, mereka mengucapkan terima kasih dan pergi mengendarai skudongnya dengan senang.
Eehh.. Oom RW datang juga (Oom Adang, Ketua RW 13😁), baru pulang patroli pagi keliling lingkungan RW untuk menyapa para satpam. Duduk sebentar menikmati rambutan, sambil ngobrol tentang pohon rambutannya yang terpaksa ditebang ketika sedang subur-suburnya berbuah atas permintaan Istri tercinta yang alergi rambutan. Sampai bertemu Tante Susi (Istri Oom Adang), aku sama sekali tidak tahu ada orang yang bisa mengalami alergi rambutan 🤦. Betapa sedikitnya pengetahuan yang sudah kupelajari ternyata.
Saat Maslakoe memetik rambutan, aku mengirim foto pada suami adik iparku, si penggemar rambutan, Opik. Dia membalas pesan, bahwa akan datang minggu depan. Tapi aku tak berani menjamin bahwa rambutan itu akan bertahan sampai minggu depan 😔 mengingat hanya satu dahan yang berbuah dan berada di atas jalan pula. Tidak ada yang bisa dilakukan bila pengguna jalan reguler akan memetiknya kapan saja. Sudah lumrah apabila buah yang berada di luar pekarangan, meski pohonnya milik kita, buahnya juga hak orang yang melihat dan lewat.
Setelah dikumpulkan, tidak banyak yang terpetik. Pak Bambang langsung mengamankan beberapa tangkai untuk dibagikan dengan teman2 nongkrongnya di depan warung. Para Duda, pensiunan tua yang punya banyak waktu untuk nongkrong.
Mungkin karena sering hujan, pohon sudah tua, buah tahun ini semakin kecil dan tidak lagi "ngelotok" meski rasanya tetap manis. Di antara berbagai jenis pohon rambutan yang tumbuh hampir di setiap rumah dan fasilitas umum, Rambutan Aceh milik kami, memang cukup ditunggu untuk ikut merasakan manisnya.
Tidak ada keraguan sedikitpun padaku saat pertama kali makan rambutan ini pada tahun 2018. Itu adalah Rambutan Aceh. Aku pindah ke Pamulang pada bulan Januari 2017, setahun setelah menikah. Tahun itu, rambutan tak berbuah sama sekali. Tahun 2018, hanya 5 buah 🥺 namun tahun 2019, nyaris tak nampak daun karena tertutup buah.
Berikut ciri khasnya;
Warna tidak secerah si Binjai, lebih mirip si Rapiah tapi bisa menyaingi binjai. Rambutnya tidak selebat binjai tapi tak sebotak rapiah. Rambutan Aceh punya garis tengah, seperti buah peach
Daging buah tidak tebal dan berair seperti binjai, tapi juga tidak tipis dan kering seperti rapiah. Rasanya semanis binjai juga tidak kalah manis dari rapiah. Kebetulan pohon kami tipe yang manisnya pas, tidak bikin gatal tenggorokan meski makan 2 kilogram sekali duduk. Eehh... 🫣☺️ Aku makannya banyak kalau rambutan ini.
Harusnya dia "ngelotok" tidak lengket pada biji, tapi sudah 3 tahun terakhir lengket terus. Terpaksa kita telan itu kulit biji yang mengandung sedikit saponin 😁 ya nggak apa, kadar kecil nggak beracun kok. Malah bagus buat ginjal dan nurunin lemak darah.
Ada banyak sekali jenis rambutan di Indonesia, mungkin sudah pernah kita makan tapi kita tak peduli jenisnya. Asalkan manis apalagi gratis, kipaaaasss keun!!
Aku adalah tipe orang yang suka mengidentifikasi apa yang kumakan. Terutama buah-buahan. Menurutku, penting saja untuk melakukan itu demi memuaskan dahaga pengetahuanku.
Seperti kemarin, aku penasaran dengan jambu batok aka Delima aka Pomegranate jenis Black Pearl (import dari China). Beli satu seharga 26ribu atau kurleb 5 Steem, lupa di foto dan langsung habis sekali duduk. Akibatnya jelas 🥺🫣 kelebihan asupan VC jadi bolak balik ke WC🤪.
Sebab itu, sebaiknya jangan makan berlebihan meskipun enak rasanya di lidah.
Pernah makan rambutan asam? Ohooo... Pernah lah😉 kalau ketemu rambutan kecut, kita kupas semua, pisahkan dari biji, rebus pakai air gula... ✨Taraaaaa✨ jadi sirup rambutan 😍 campur dengan air teh, tambah es. Setelah Asar, kalau tak hujan naik ke atap, minum di sana sambil nonton langit, beeuuhhh... Indahnya dunia, apalagi sambil belai-belai gimbal Maslakoe atau mainin ekor si Lemon tambah makan rambutan petik langsung dari dahan ❤️🥰❣️
Apa itu booming atau SC01 ? Kelen aja yang cari rewardsnya. Tulisanku nggak masuk kategori berkualitas. Tulisanku hanya berisi kepolosan dan kejujuran seorang mantan preman kecil tukang bully anggota dewan dan pejabat🤪 dalam setiap sesi talkshow di Radio Prima FM, Banda Aceh, 14 tahun yang lalu.
meskipun suka "ngopi espresso" tapi sekarang lebih suka ngisap cimory🤣 dengan catatan, harganya lagi diskon di bawah harga 10ribu rupiah
Semua Foto koleksi pribadi, pakai Poco X3 GT yang ternyata kalah keren dari X3 Pro punya Maslakoe
Jadi😲 tadi naik sendiri ke atap, hujan- hujanan cuma buat metik rambutan, terus di foto buat postingan? 🤦🙌 Bener-bener dah! Terus, foto kolak nggak ada?
Hehehe 😉 kalau nunggu abee yang metikin, besok juga belum tentu dapat. Ngambil foto dari Google nggak banget dah 🥰😁 cukup ambil link info tambahan saja.
Loh, mau foto kolak? Tinggal ambil pun.. kan ada di sebelah
Jangan bilang, mau foto dari dalam bentuk Singkong, nangka, pisang berkulit 😥 mana ingat kalau nggak niat. Masih ada semua tuh bahannya, foto aja 🤣
Lagian cuma kolak pun, udah sering di posting waktu itu #foodfightfriday dulu juga.
Lhoo.. katanya mau bikin postingan soal "waktu berlalu atau sesaat kemudian"🤣 gimana siyh cint?
Itu foto di setu, ada yang bisa dipakai nggak? Udah nggak perlu buat postingan lagi?
https://x.com/cicisajaX1/status/1876287360977268973
Rambutan yang manis jadi ngiler🤤
Mampir sini kalau dekat... Mumpung masih ada itu buah
Apakabar cutkak @cicisaja
Sehat selalu ya, saya sudah empat hari males x nulis, cape-cape nulis yang like cuma 4 orang kenapa ya hehehe.. Padahal setiap hari awalnya lebih 20 like saya bagikan ke teman-teman. jadinya sekarang pun saya udah males ngelike orang-orang yang pelit like.
Walau angin tanpa isi saya sudah sangat senang di like lo wkwkwk..
Naahh itu harus diatasi, mungkin tulisan kita tidak sebaik yang kita kira. Atau tidak sesuai tempat di mana kita harusnya menulis. Setiap aksi ada reaksinya.
Ini adalah kondisi di mana kita membutuhkan pertemanan yang bagus, jejaring yang kuat. Interaksi yang membuat orang lain juga menunjukkan reaksinya. Kalau sudah punya lebih dari 500 sp. Boleh itu delegasikan ke akun2 yang punya potensi mengengkol sedikit isi.
Bisa ke akun komunitas, atau akun non komunitas yang kita percaya. Jadi, ayoo belajar lagi memanfaatkan situasi dan jangan menyerah. Ingat, apa motifmu main steemit?