Misi Sehari Bersama Malaikat Kecil
Hari ini, matahari baru saja menyapa langit ketika istriku bersiap-siap untuk keluar rumah. Ia memiliki kegiatan penting yang harus dihadiri, dan saya dengan sedikit rasa percaya diri yang dicampur ketegangan, menyanggupi untuk menjga kedua anak kami. Si kakak yang berusia 3 tahun dan adiknya yang baru 6 bulan. Ini bukan pertama kalinya saya ditinggal bersama mereka, tapi tentu saja, setiap hari adalah petualangan baru jika menyangkut dua bocah kecil dengan energi tak terbatas dan jadwal tak terduga.
Jam baru menunjukkan pukul 8 ketika " misi dimulai. Kakak sudah bangun dan langsung menuntut sarapan dengan suara lantang, " Ayah, aku mau roti sama coklat! Sementara itu, si adik merengek dari boks kecilnya. Dengan satu tangan menyiapkan roti dan satu tangan mengendong adik, saya mulai memahami seni multitasking ala ayah rumah tangga.
Sarapan berasil secara teknis. Roti berhasil masuk ke perut kakak, meskipun sebagian besar roti dan coklat menempel di meja, lantai dan sedikit di rambutnya. Adik sudah kenyang dan kembali tidur. Selama 20 menit. Saat itu saya baru sempat menyentuh kopi yang sudah mulai dingin. Saya menatap cangkir itu sejenak, lalu tertawa. Ini akan menjadi hari yang panjang pikir saya.
Kami menghabiskan waktu pagi dengan bermain warna-warni. Kakak menunjukkan kreativitasnya yang luar biasa, atau lebih tepatnya kemampuan membongkar segalanya dalam hitungan detik. Adik hanya mengamati, sesekali tertawa dan lebih sering memeluk botol susunya. Ketika saya mulai berpikir semuanya terkendali, tiba-tiba terdengar suara mencurigakan dari popok si kecil. Misi berganti. Operasi ganti popok darurat.
Siang tiba. Waktunya tidur siang. Menidurkan dua anak sekaligus adalah tantangan mental yang bahkan mungkin tak bisa diatasi oleh pasukan khusus. Tapi dengan lagu atau shalawat, pelukan dan sedikit harapan, mereka akhirnya terlelap. Saya duduk di lantai, memandangi wajah mereka yang damai. Hening yang langka menyelimuti rumah. Saya menarik nafas panjang sambil mengecek baby monitor setiap dua menit.
Sore hari, setelah bangun tidur, kami membaca buku dan menggambar. Kakak mewarnai dengan bermacam warna, adik tentu saja tertarik duduk bersama saya. Rumah menjadi ladang kreativitas yang penuh warna dan sedikit kekacauan.
Menjelang malam, saya berhasil memberi mereka makan malam dengan lebih banyak makanan berakhir di lantai ketimbang di mulut. Tapi mereka tertawa dan saya ikut tertawa. Ketika istriku pulang, saya menyerahkan dua anak dengan pipi belepotan dan baju penuh noda, tapi hati yang penuh.
Dia mencium anak-anak, lalu memeluk saya. " Terima kasih" katanya. Saya tersenyum, lelah tapi bangga. Hari ini saya bukan hanya ayah. Saya adalah pahlawan sehari penuh. Meskipun melakukannya lagi tanpa ragu. Karena momen-momen ini, kacau, manis, melelahkan adalah kenangan yang akan aku simpan selamanya.
Cc; @ulfatulrahmah
Salam seorang Ayah. @aril.hatake
https://steemit.com/hive-188972/@aril.hatake/misi-sehari-bersama-malaikat-kecil
Thanks for sharing your post in the TS Community. Here you are the feedback and evaluation results:
~ Join the X profile, Discord server + Telegram group and have a happy day.👍🏼