One Picture And One Story Week #70
Hello semuanya,..
Narasi cerita kami untuk kontes 1 Picture 1 Story Week #70 tidak hanya tentang keindahan alam dalam photo, tapi ada sisi buruk yang harus saya lengkapi untuk anda ketahui.
Sore hari aku pulang ke rumah setelah pekerjaanku di tempat kerja selesai, aku sedikit tergesa-gesa karena harus mengganjal lambungku dengan sedikit nasi atau makanan apapun yang dapat meredakan rasa lapar. Tadi siang aku tidak sempat pulang makan siang karena pekerjaanku sedikit menumpuk dari hari biasanya. Selesai makan beberapa kue kering yang tersisa di lemari dapur, tapi tiba-tiba putriku mendekat dan mengajakku jalan-jalan ke waduk Pusong, padahal sebelumnya aku sudah berniat mau mandi karena jarum jam yang tertempel di dinding berada tepat pada pukul 17.30 wib.
Saya tidak mau mengecewakan putri saya, saya hanya mengganti pakaian dan membersihkan badan sebelum kami berangkat menuju ke waduk pusong. Tempat itu hanya berjarak sekitar 1 km dari kediaman kami. Ada sampan milik nelayan disandarkan di tepi waduk, saya berhenti sejenak mengambil beberapa photo dengan kamera smartphone. Sekilas terlihat indah dan menarik sebagai seni untuk photography,
... Tapi! cerita saya masih panjang tentang tempat ini. ya.., salah satu lokasi wisata favorit bagi sebahagian besar warga kota Lhokseumawe..
Pemandangan terlihat redup karena saat saya mengambil photo kondisi langit wilayah kami sedang mendung.
Ya! itu bukan tempat yang istimewa bagi masyarakat luar bahkan para turis dari negara lain. Kota kecil kami Lhokseumawe hanya seluas 181,06 kilo meter persegi dan memiliki beberapa tempat wisata yang cocok dijadikan tempat berlibur seperti pantai Ujong Blang, waduk Jeulikat, Air Terjun Blang Kolam dan termasuk waduk Pusong.
Waduk yang dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 60 hektar ini diresmikan pada Januari 2012. Beberapa tahun setelah diresmikan kondisi waduk yang ditumbuhi hutan bakau tersebut masih terlihat indah dan nyaman bagi warga kota yang singgah untuk bersantai bersama keluarga, melakukan aktivitas jogging, menghabiskan waktu senja sambil menikmati keindahan sudut kota bahkan warna ufuk barat saat matahari terbenam.
Tapi beberapa tahun terakhir, waduk ini hampir "tidak layak" diberi label sebagai salah satu tempat wisata yang indah dan nyaman. Pasalnya, keramba-keramba masyarakat nelayan mulai memenuhi waduk yang luasnya tidak seberapa dibandingkan dengan waduk Tarbela di Pakistan yang mencapai seluas 37 kilometer persegi.
Tidak hanya itu, berbagai jenis sampah masyarakat yang bermukim di kawasan waduk Pusong seperti sampah rumah tangga serta sampah non organik lainnya seperti plastik, besi bekas, seng memenuhi pinggiran sepanjang waduk. Akibat pencemaran, kini waduk kebanggan masyarakat kota Lhokseumawe tidak lagi menjadi tempat yang nyaman tapi telah menjelma menjadi tempat yang angker dan tidak layak dikunjungi karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat.
Saya dan putri saya terus berjalan dengan mengenderai sepeda motor, kami membuntuti jalan kecil melingkari pinggiran waduk. Pikiran saya bukan hanya tentang bagaimana mendapatkan sebuah photo yang indah, sementara tempat yang saya kunjungi begitu kotor dan menyengat. Apakah mereka yang memiliki tanggung jawab juga berpikir apa yang sedang saya dipikirkan?. Atau mereka dan ribuan orang lainnya berharap banyak pada aktivis lingkungan atau pada mereka yang bekerja dibidang kebersihan? Entahlah..
Menurutku, merawat dan menjaga lingkungan bersih jauh lebih penting dari pada harus membangun lebih banyak rumah sakit mewah. Jika tempat wisata tersebut tetap dibiarkan maka kondisi buruk bagi masyarakat akan terus berlanjut, dan konsekwensi daerah adalah pendapat asli akan terus menurun...
Demikian entry saya, terima kasih banyak atas kunjungan kawan-kawan dan mungkin membacanya.
Invite: @hotspotitaly @uzma4882 @cymolan
Wassalam,,
@ridwant
Cc: @suboohi
https://x.com/peephotnews/status/1879928481443938685?t=SOFrKXFOU-_XdyV0f2s1Tw&s=19
We support quality posts and good comments Published in any community and any tag.
Curated by : @suboohi
Thank you @suboohi