SLC | S21W2: Effective Classroom Management
Pada dasarnya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi yang diajarkan saja, namun juga dibutuhkan kreatifitas yang tinggi dalam mengajar dan ”membangun atmosfer di dalam kelas”. Biasanya dalam istilah pendidikan hal tersebut lebih dikenal dengan penyebutan ”Ice Breaking”.
Dari kacamata penulis sebagai seorang tenaga pendidik sendiri, artikel ini jua merupakan erat kaitannya dengan Steemit Challenge hari ini, Effective Classroom Management bagaimana cara mengelola lingkungan kelas, attitude atau perilaku siswa dengan berbagai macam warnanya, menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memastikan setiap siswa dapat memahami materi setelahnya.
Namun tetap saja menurut pandang hemat penulis yang juga berprofesi sebagai seorang guru meski saat ini sedang mengajar di lembaga semi formal, yakni kursus Bahasa Inggris di Kota Madiun, Jawa Timur dengan beberapa pengalaman mengajar lainnya yakni Computer, Matematika, Tahfidz, Bahasa Inggris serta beberapa mata pelajaran lainnya di beberapa sekolah (formal) dan lembaga lainnya di propinsi Kota Serambi Mekkah a.k.a. Aceh & Tanah Jawa, metode ice breaking merta kreatifitas plus cara mengajar atau metode pembelajaran yang diberikan meskilah berbeda.
Tentu saja hal yang perlu sangat ditebalkan & digaris bawahi ialah ini bukan merupakan sebuah diskriminasi atau mengklasifikasikan atas pada murid yang jenius, pintar atau tidak pintar. Lebih tepatnya ialah alur metode yang diberikan haruslah berbeda karena setiap kemampuan & karakter berbeda pula pada setiap individunya.
Berikut beberapa kiat-kiat, tips & tricks atau metode yang telah penulis terapkan selama dan hingga sekarang menjadi seorang guru baik di lembaga pendidikan formal yakni sekolah maupun di lembaga pendidikan semi formal, pada hal ini ialah kursus dalam membangun kreatifitas & suasana yang “berkelas” ketika mengajar di dalam kelas yaitu :
1. Membaca Suasana Kelas Atau Suasana Hati Para Siswa Kita |
---|
Tak ayal, ketika memasuki kelas atau bertemu siswa di ruang tunggu, halaman atau pada saat beberapa menit atau detik sebelum memasuki kelas, hendaklah sebagai seorang guru pintarlah membaca suasana kelas atau suasana hati para siswa kita. Biasanya penulis beberapa menit sebelum mengajar, selalu menanyakan apa yang dirasakan atau perasaan siswa saat ini atau kabar mereka seperti, ”How about your feeling today ?, How are you today ?”. Bisa juga memakai bahasa santai agar mereka merasa lebih dekat dengan kita seperti seorang teman & guru dengan tetap menjunjung tinggi kesopanan & respect terhadap kita sebagai guru mereka, umpamanya, “What’s up, honey ? Are you ok ?” dan lainnya.
Hal ini tentu saja tidak bisa di underestimate atau disepelekan dan dianggap enteng.
Menurut paradigma penulis, meski hal ini bak terlihat seperti pertanyaan enteng & kecil lamun memiliki makna yang sangat besar & mendalam bagi mereka (read : para siswa)
sebelum mulai belajar ketika menanyakan bagaimana perasaan mereka hari ini. Dimana hal tersebut merupakan salah satu hal yang sangat krusial dalam membangun interaksi kepada siswa sesaat sebelum kelas di mulai.
Kausal tersebut nantinya akan memberikan efek atau pengaruh terhadap kita, guru dan murid ketika berinteraksi di kelas serta bagaimana mereke merespons atas topik yang kita ajarkan di kelas nantinya.
2. Menanyakan Atas Apa Saja Hal Yang Terjadi Hari Ini Di Kelas/Sekolah Mereka |
---|
Perlu diketahui pasti bahwa menanyakan perasaan pada keterangan no. 1 di atas atau menanyakan atas apa saja hal yang terjadi hari ini di kelas atau di sekolah mereka adalah dua hal yang jelas-jelas sangat berbeda menurut dari kacamata penulis sendiri sebagai seorang guru. Walakin tentu kedua perihal tersebut sama-sama masih punya kaitan yang erat dan kausal. Pertanyaan yang biasa penulis berikan kepada mereka beberapa menit sebelum memulai aktifitas belajar mengajar di kelas ialah, ”How was your school ? Is that someone bullying you ? Bagaimana suasana di kelasmu hari ini ? Apakah temanmu baik kepadamu hari ini atau sebaliknya, apakah kau berbuat kepada temanmu hari ini ?” dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan pembelajaran Bahasa Inggris, metode ini sangat apik dan tepat untuk memancing para siswa kita untuk mau mengimprovisasi Speaking
mereka dengan memakai beberapa Daily Vocabs
. Tentu saja kita telah membrainwash (brainwash di sini dalam artian positif)
untuk selalu berusaha berbicara atau menjawab pertanyaan dalam Bahasa Inggris sejauh dengan kosakata yang mereka ketahui. Alhamdulillah metode cukup berhasil tentunya.
3. Memainkan Ice Breaking Di Kelas |
---|
Penulis percaya bahwa metode ice breaking sudah banyak diterapkan oleh para guru atau pengajar baik di lembaga pendidikan formal, sekolah maupun semi formal, yakni lembaga kursus.
Ice Breaking sendiri mempunya satu juta tiga manfaat (ma’af kalau di sini agak sedikit hiperbola. Canda ice breaking. Ahaha...) bagi para siswa di kelas. Tak pelak ice breaking bertujuan untuk membangun atau menghidupkan suasana kelas serta interaksi antara para siswa dan guru mereka.
InsyaaAllah suatu hari nanti penulis akan membuat postingan khusus yang membahas detail terkait “Ice Breaking” dalam kegiatan belajar mengajar atau dalam sebuah event training, meeting dan seterusnya.
Ice breaking biasanya dimulai pada saat beberapa menit sebelum mulai belajar atau bahkan beberapa guru menerapkan ketika beberapa menit sebelum menutup kelas mereka untuk menghilangkan kepenatan atau kejenuhan para siswa mereka setelah sekian lama belajar berjam-jam memeras otak untuk memikirkan terutama atas mata pelajarang yang bersifat eksak.
Namun perlu digaris bawahi bahwa ice breaking tidak boleh terlalu lama & terlalu sering dimainkan di dalam kelas. Hal ini berangkat dari observasi atau dengan kata lain pengamatan serta pengalaman penulis sendiri sebagai seorang guru yang telah mengajar beberapa tahun baik di lembaga pendidikan formal maupun semi formal. Benar dipercayai bahwa memainkan ice breaking terlalu lama dan atau sering dapat membuat rasa jenuh & addicted a.k.a. ketagihan bagi para siswa. Bahkan hal ini bisa membuat mereka lebih fokus kepada permainan ice breaking & melupakan tugas utama mereka sebagai seorang murid untuk fokus kepada pembelajaran yang sesungguhnya. |
---|
I am on the cloud nine to invite my stunning ladies Mrs. @meriseptriyanti @megaaulia @ifatniza @asnita0110 @radjasalman @sailawana @dewirusli @ninaa04 @yanti84 @sriiza @suryati1 joined this lovely great contest
Special thank you to Mr. @fantvwiki who makes this great contest. I am over the moon join this contest.
I highly appreciate also to my brothers @miftahulrizky @lil.albab @myteacher & @simonnwigwe for making lovely community especially for the teachers & students 💖🥰.
Warm regards,
Intropluv
semangat dalam mencerdaskan anak bangsa. sukses selalu buat anda. terimakasih banyak telah mengajak saya di kelas belajar week 21 teachers and students
Your examples are very realistic. Using these techniques will definitely increase the quality of education. Good luck for the contest.
You have given beautiful and realistic examples. I like all the examples. It is correct to answer according to the clause of the question, otherwise it is futile. Nothing is more than a pleasure to work with them. Komovati is happy with the children, teaching them. Thank you very much for gifting us a beautiful quality block. Nice to see your teaching method.