The Diary Game Minggu, 23 Februari 2025 : Libur kuliah dan acara takziah malam ke 6
Berawal dari embun yang sejuk dedaunan hijauh membawa udara segar sepanjang kawasan dewantara tempat tinggalku. Saat matahari cerah menyapa ke pelosok pohon-pohon yang rimbun membuat kesegaran pagi menjadi hangat, udara di jalan lintas mulai berdepu, tapi tak banyak yang berkeliaran di awal pagi karena kesibukan anak-anak sekolah libur, dan para kerja karyawan-karyawan perusahaan.
Libur kuliah kali ini dapat menghembuskan nafas aman di rumah, tidak banyak isi pikiran yang bermain hanya saja beberapa tugas kuliah yang teringat. Di dalam kamar saya berdiam sepanjang pagi dengan satu handphone dan kegiatan ringan di materi perkuliahan, saat itu sedikit pengap karena dinding kamar sudah terkena panas matahari, hanya kipas angin di dinding yang melawan hiruk piruk panasnya uap. Mataku yang awalnya terkantuk-kantuk didepan materi kini mulai terbuka karena suasana pengap, sebuah keuntungan juga rupanya karena tidak ngantuk lagi dan dapat melakukan aktivasi dengan sempurna dirumah.
Suasana siang ini di halaman masjid besar Bujang Salim
Saat pukul 13:30 siang di mana azan dhuhur telah berkumandang memanggil umat muslim untuk menunaikan sholat dzuhur, tapi bepergianku ke masjid sedikit telat saat jama'ah sholat dzuhur sudah selesai menunaikan kewajibannya. Saya yang bersiap-siap tentu menghabiskan waktu lama, usai mandi menggunakan baju baru dan mengemas dengan rapi sebelum ke masjid. Saat kendaraan sudah kunyalakan suara ibu terdengar dari arah dapur memanggilku untuk makan siang, tanpa diketahui saya ingin ke masjid, ibu pikir saya pergi lama karena biasanya begitu. Lalu saya beritahu ibu bahwa pergi masjid dulu, saat pulang nanti barulah makan siang, kemudian barulah diberikan izin.
Saya menempuh jalan remsus menuju masjid, sebenarnya ada jalan yang lebih dekat yaitu jalan bate timoh di mana jalur yang sudah biasa kutempuh juga. Tapi rasanya bosan melewati jalan yang sama setiap hari sehingga saya mencoba hal baru dengan melewati jalan rel yang menembus ke pasar Krueng Geukuh, sekaligus melihat kondisi dan suasana hari minggu di pasar Krueng Geukuh. Mulai dari memasuki kedai jalan yang saya lalui terasa padat dengan kendaraan-kendaraan yang melintas, penjual kaki lima penuh di sepanjang jalan, minggu memang lebih berbeda suasana di tempat kami. Saya terus melanjutkan perjalanan hingga ke masjid agar ibadah dhuhur tidak telat.
Pulang setelah menunaikan ibadah dhuhur saya kembali ke rumah. Saya menikmati kebersamaan di rumah dengan sedikit makan siang yang penuh obrolan dan kebahagiaan keluar meskipun tidak lengkap, mereka adalah mami, ibu, adek dan abag.
Saat sore hari saya melewati rutinitas ringat hanya di hadapan handphone merangkai kata setiap cerita dari alur kehidupan yang telah usai di hari yang lalu, semua tulisan saya publikasikan di platform berdasarkan tanggal dan dan bulan yang sesuai dengan hari tersebut. Tak terasa waktu yang berlaku begitu cepat, aktivitas hanya sebatas memegang handphone sepanjang hari bersama materi-materi tugas kuliah. Malam hari pun tiba setelah tenggelam matahari waktu maghrib.
Suasana setelah selesai sholat magrib di masjid besar Bujang Salim
Setelah menunaikan sholat di masjid yang sama saya pergi ke acara takziah yang ada di dusun dua yaitu dusun yang saya duduki saat ini. Setelah meramaikan di malan ke dua kemarin saya tidak pernah kembali hingga hari ini, malam ini sudah tiba malam ke enam di mana acara hampir berakhir. Rencana hadir malam ini sudah bulat sejak tadi sore, saya hanya pulang rumah sebenar kemudian langsung ke tempat takziah segera selesai turun jama'ah sholat magrib. Di tempat tinggalku acara takziah selalu di mulai setelah selesai sholat magrib atau sekitar 15 menit setelah turun jama'ah sholat magrib di masjid.
Menghadiri takziah malam ke enam
Ada beberapa pesan masuk yang sudah tertunda di handphone, saya tak sempat membaca saat sedang bertakziah di tempat acara tersebut. Pukul 8:20 akhirnya saya membuka handphone setelah berdo'a selesai dan makan-makan di tempat acara. Salah satunya adalah pesan dari rekan @walictd yang ajak keluar warung kopi, tak lama setelah membalas pesan saya menikmati nasi dan pulang rumah.
Rencana awalnya warung kopi isi pikiran berubah di ujung tujuan. Saya malam mengajak jalan-jalan keliling kota Lhokseumawe, membayangkan warung kopi serasa membosankan malam itu, karena sudah biasa nongkrong. Jadi kami pergi jalan-jalan ke Lhokseumawe malam tersebut. Di ujung perjalanan kami singgah membeli somai pinggir jalan dan menikmatinya di sana hingga selesai. Kami pulang ketika suasana larut malam, sejuk dan sunyi di jalan, hanya mobil-mobil besar dan beberapa kendaraan yang menghilangkan kesepian dalam perjalanan pulang kami menuju ke rumah.
Suasana malam ini di kota Lhokseumawe
Membeli Somay
Mungkin itulah tulisan saya tentang sebuah cerita di kehidupan Minggu yang lalu. Terimakasih banyak buat teman-teman semuanya yang sudah hadir membaca tulisan saya. Salam @cymolan