Apakabar semuanya

SETIAP berkebun saya selalu teringat ucapan seorang Youtuber. Karena melihat postingan dia, saya selalu menjadi termotivasi. Tambah semangat. Seperti orang sakit yang disuntik vitamin saja. Intinya, ada gairah berkebun yang kuat saat dia mengakhiri postingannya.

Si Youtuber ini seorang perempuan. Wanita rumah tangga. Hobi berkebun. Mungkin ini biasa. Tapi, dia bikin konten barangkali yang membedakan dengan pekebun lain. Lahannya tak lebar. Bukan dalam jumlah hektaan. Hanya seukuran lapangan tenis meja. Mungkin. Sebab, dia berkebun di pekarangan. Lahan sempit dia sulap menjadi duit.

|

Panen kangkung

Itu pengalaman saya nonton di Youtube. Tapi, di belakang rumah saya ada pemandangan nyata. Seorang ibu-ibu penyewa rumah yang dimilik kampung kami. Dia juga hobi bertani. Katanya, dia dipengaruhi putri sulungnya yang gemar berkebun. Lahannya tidak lebar. Separuh lapangan bola voli.

Tapi jangan ditanya. Di lahan sempit dia punya kangkung, tomat, bayam, seledri, kemangi, jeruk nipis, kacang panjang, strawberry, dan lainnya. Semuanya dia tanam dalam polibag dan wadah penampung tanah dari ember bekas. Bahkan ada dari papan bekas. Dia juga ibu rumah tangga. Kegiatan utamanya, dia punya usaha keripik pisang.

Sebenarnya, tanpa mereka saya sudah lama berkebun. Bolah dibilang, masa Covid-19 pada tahun 2019, menjadi tambah insten saya berkebun. Jika sebelumnya hanya sekadar saja. Maka sejak tahun 2019, sedikit lebih serius. Menjadi yakin dan optimis. Sebab, seperti kata orang-orang, usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Sejak itulah saya makin rajin menanam alias berkenun. Hasilnya selalu menjadi materi postingan di platform ini. Saya punya cabai kecil dan besar. Lalu, baru pekan lalu panen jahe dan kunyit. Belum lagi pepaya, jambu, kangkung dan tomat. Baru-baru ini saya kembali panen kangkung. Ini sudah saya tanam sekira dua pekan lalu. Dua hari lalu saya panen.

Saya menyemai kangkung dalam delapan galon aqua bekas plus dua pot. Hasilnya ada sepuluh. Media tanam saya siapkan sebaik mungkin. Lalu dicampur dengan dolomit dan kotoran hewan (kohe) kambing dan pupuk kandang lainnya. Saya pikir sudah cukup nutrisinya untuk tanaman kangkung.

Meski tumbuh sesuai harapan, tapi saya sedikit kecewa juga. Sebab, dalam pemupukan saya tidak memakai NPK mutiara, sehingga terkesan, pertumbuhannya sedang-sedang saja. Sayuran ini terlihat memang cukup subur. Meski tidak terlihat hijau sekali. Tapi, cukup menyenangkan melihat dia tumbuh subur.

|

Daunnya tidak begitu lebar. Standarlah. Saya cukup puas saat panen. Meski daunya tidak lebar-lebar, tapi kangkung ini sudah cukup enak buat bikin tumis kangkung. Sayurnya segar, hasil panen sendiri. Bila sudah begitu, semua menjadi lupa. Sangking menarik dan asyiknya.

Apalagi, setiap sayur yang di panen bukan cuma kangkung saja. Ada juga tomat yang sudah mulai berbuah. Ungu kehitam-hitaman. Besar lagi. Selain itu, ada lagi cabai hijau dan merah yang siap dipetik. Endingnya selalu saja ada yang berkesan. Persis seperti kata si youtuber setiap akhir panen berbagai sayuran. Apa kata dia, karena berkebun se asyik ini.

Akhirnya, saya pun merasa asyiknya berkebun. Untuk kebutuhan dapur bisa terpenuhi, meski tidak semuanya. Sebab, cabai, kangkung, jahe, kunyit, jeruk nipis, serai, tapi perlu dibeli. Sebab, ada di kebun.

---

---

Thanks for being with me and reading my post patiently

---

^{Introduce myself}

Salam @Munaa

---

*****