RE: Asiknya rame-rame 🥳
Ini sungguh pengalaman yang sangat mengerikan teman, semoga tidak ada orang-orang seperti itu lagi di kuka bumi, kalau begitu saya juga pernah mengalami hal yang sama dan saya masih belum berkeluarga saat itu dan baru lulus kuliah tahun 2003..
Saya bekerja di tempat kakak sepupuku yaitu berjualan ponsel dan saat itu kami sedang mengalami gawat darurat militer, dan ada satu orang yang sangat beringas membeli pulsa namun saya membayar dia tidak melakukannya dan ingin melenggang keluar.
Sontak saja saya menegurnya untuk membayar terlebih dahulu dan dia langsung berbalik arah dan mengatakan" kamu tidak mengenal saya?" Terus saya jawab tentu saja saya tidak mengenal anda dan yang saya tahu anda tadi membeli pulsa dan menanyakan berapa harganya jadi sekali pulsanya sudah saya isi dan saya mau anda membayarnya.
Mukanya langsung merah padam dengan berkata begitu lantang apakah kamu tidak takut dengan saya? Saya menjawabnya dengan santai tanpa takut sedikit pun" maaf pak, disini saya berjualan dan gaji saya hanya 150rb sebulan dan jika anda tidak membayar saya harus rela tidak mengambil gaji karena ulahnya anda, saya tidak takut dengan anda yang punya senjata dan saya tidak punya, kalau pun saya harus mati hari ini pasti saya tidak akan mati lagi besok, anda makan nasi dan saya pun makan nasi jangan karena punya senjata seenaknya memeras orang lain,
Di tempat ku berjualan sedang rame anggota kopassus yang hendak pulang ke daerahnya makanya kakak sepupuku tidak berada di toko saat itu untuk menghindari penjarahan oleh oknum tersebut.
Dia melemparkan uang ke arah saya lalu pergi, ada satu orang yang mendekati saya dan berkata " kenapa kamu melawan dia, kamu tahu tidak kalau sedang beroperasi dia sangat kejam sekali bahkan dia tidak takut untuk menembak orang yang menantangnya, hah...... saya tidak takut pak, saya melawan karena mempertahankan hak saya, enak aja dia berbuat sesuka hati,dia gajinya banyak, nah saya tidak sampai seujung kuku dia saja ingin di rampas, sungguh-sungguh memalukan, aparat bukannya membela rakyat ini malah menyengsarakan rakyat.
Bapak yang baik hati mengelus kepala saya dan berkata, kami sungguh berani dan selalu berhati-hati untuk kedepannya jangan gegabah dalam bertindak.
Kakak sepupuku yang mengetahui akan hal tersebut berkata" kenapa tidak dikasih saja nanti kamu bisa di pukul, rugi sedikit tidak apa dari pada kita jadi korban, sudahlah kakak saya tidak apa-apa kok mereka juga sudah berambus sekarang pulang ke daerahnya masing-masing, lagian mereka juga seperti sampah berada di disini lama-lama.
Saya pikir jika Anda tegas dan benar, hal ini akan terpancar keluar, para pengganggu dan peneriak tidak terbiasa dengan hal itu. Seperti Anda, saya tidak peduli apakah seseorang itu terkenal atau tidak terkenal. Semua orang mengoceh, makan, dan cemberut. Saya juga tidak melihat ada gunanya takut atau menunjukkan rasa hormat karena dia orang terkenal atau VIP. Lagipula saya tidak mengenal kebanyakan orang, jadi itu tidak ada bedanya. Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun menulis dengan para narapidana dan ada lebih banyak orang yang normal di antara mereka daripada yang berkeliaran.