Persiapan Untuk Menyambut Perayaan Maulid
Hai steemians...?
Salam dan apa kabar. Dimanapun anda berada saya harap kita semua dalam keadaan baik-baik saja. Baiklah pada kesempatan hari yang bahagia ini saya ingin berbagi cerita tentang persiapan untuk menanti hari acara maulid. Pagi ini mentari kembali bersinar dari celahnya cuaca hujan, susana terang tidak seperti kemaren hari "mendung dan hujan". Pagi yang hangat begitu hangat yang membuat kita semangat beraktivitas diluar.
Hari ini hari yang sesuai dengan harapan kami agar hari ini tidak hujan meskipun dalam keadaan mendung karena dalam beberapa hari ini tempat tinggal kami akan mengadakan perayaan hari maulid di meunasah, tempat biasanya. Sebelum acara berlansung tiba, hari ini awalnya persiapan untuk mengenang hari maulid bagi warga tempat tinggal saya.
Pagi, setelah mendengar pemberitahuan yang terbang melalui udara meunasah saya lansung pergi ke meunasah meninggalkan tempat jualan untuk ikut berpatisipasi dalam agenda persiapan maulid yang akan tiba nantinya, hal ini dapat menjaga kekompakan sebagai warga dengan adanya gotong royong di wilayah yang sudah ditetapkan untuk menjaga citra.
Setibanya disana saya sudah melihat pergerakan warga dengan masing-masing kesibukan di pekarangan meunasah dalam membangun wilayah khusus untuk tamu maulid, sedikit malu karena keterlambatan, tanpa menunggu lama saya lansung mengambil bagian dari kesibukan dengan membantu membersihkan lingkungan meunasah, hal ini bisa menjaga para tamu lebih nyaman.
Hidup di desa memiliki hubungan sosial yang masih terjaga erat di dalam masyarakat, terutama dari segala agenda penting yang sudah menjadi ketetapan adat/budaya di dalam desa dari masa ke masa. Tentu, acara maulid juga termasuk dalam kategori penting yang sudah di kenang luas oleh warga tempat tinggal saya dengan menyelenggarakan acara tahunan acara besar-besaran.
Berkat adanya kerja sama dengan mudah dalam menyelesaikan tugas. Tugas selesai dengan cepat dan saya memilih beristirahat bersama para warga sambil menikmati secangkir kopi susu yang sudah di sediakan mumpung masih hangat. Disini kami berkumpul sambil berbagi cerita yang penuh dengan tawa yang membuat hari ini begitu bermakna, dukungan dalam menjaga citra desa.
Tetapi saya tidak bisa lebih lama setelah mengingat saya harus menemani istri kembali berbelanja beberapa kebutuhan dipasar yang harus di siapkan untuk acara maulid hingga saya pulang kerumah lebih cepat.
Sangat kebetulan sebelum ke pasar tujuan, saya harus menangkap dua bebek untuk kami bawa ke pasar untuk dipotong bersihkan sebagai penambahan hidangan masakan persiapan maulid nantinya sesuai yang istri saya rencanakan. Saya beruntung memiliki peliharaan sendiri yang dapat menghemat pengeluaran dalam membuat khenduri.
Meskipun tidak seberapa, tentu sangat mendukung kami dalam merayakan hari maulid bersama warga desa di hari H. Setelah semua siap, kami pergi ke pasar blang-jruen untuk melengkapi beberapa keperluan lainnya yang tersedia di sana.
Laju sepeda motor mengarahkan kami langsung ke pasar tujuan, dan saya lansung memilih tempat penjual ayam untuk membeli daging ayam sekaligus mengajukan bebek untuk di potong bersihkan. Sebelum memilih ayam disini saya menanyakan harga ayam untuk penawaran harga dari harga dasar dan saya memesan daging ayam 15 kilogram seperti yang kami inginkan.
Disini kami berbagi tugas, istri saya pergi membeli sayur mayur dan bahan dapur sedangkan saya hanya menunggu pedagang menyiapkan pesanan sambil menjaga sikecil di bangku depan. Dari sini saya melihat dua pedagang ayam bekerja hingga pesanan saya disiapkan lebih cepat, saya membayar tagihan pesanan daging ayam mencapai IDR,375000-89.79 Steem untuk harga ayam saat ini idr25000 per kilonya. Saya mengambil semua pesanan, Lalu saya pergi mengikuti istri yang sedang menyelesaikan tugasnya.
Saya melewati pedagang sayur untuk mencari tempat istri berbelanja, tetapi istri saya tidak terlihat disana, dan saya bergerak ke wilayah pasar ikan seperti yang ia katakan. Tempat penjualan ikan yang berada di tengah pasar antara pedagang ayam dan pedagang sayuran. Dari luar saya melihat sang istri baru saja masuk ke pasar ikan, tanpa menunggu lama saya ikut membantu ia dalam menentukan pilihan.
Disini kami mendapatkan perhatian banyak dari pedagang ikan yang sedang berjualan dengan pemikat "piyoh-piyoh" ucapan yang lazim ditemui dari pedagang, saya melangkah secara perlahan bersama istri sambil mencari ikan dan udang segar dari pedagang hingga kami menemukan pilihan di deretan tengah dari salah satu pedagang, dengan cepat saya menentukan pilihan yang sesuai yang kami butuhkan.
Hal pertama ialah menanyakan harga pilihan (udang besar dan ikan bandeng). Sehingga membuat pesanan (2 kilo udang dan 4 kilo ikan bandeng). Untuk harga udang udang terbilang mahal IDR,70000/kilonya. Jika untuk ikan bandeng IDR,30000/kilonya meskipun begitu saya harus memesan karena ini bagian dari kebutuhan yang harus di siapkan. Saya membayar 2 kilo udang dengan nilai IDR,140000-33.52 Steem dan untuk 4 kilo ikan bandeng berukuran sedang IDR,120000-28.73steem, hingga semua kebutuhan sudah terkumpul lalu kami keluar dari pasar mengarah pulang.
Kami memilih jalan lintas seperti kami datang dengan kecepatan sedikit cepat karena ini jalan tercepat untuk tiba di rumah meskipun banyak jebakan yang membuat perjalanan sedikit menghambat. Kami pulang dengan santai sambil menikmati suasana, Suasana hari terlihat mendung yang membuat khawatir kami akan turunnya hujan. Hingga tiba di rumah istri saya sibuk dengan pekerjaannya, namun saya harus bersiap-siap untuk pergi ke masjid untuk sholat jum'at.
Setelah jum'at, saya kembali mengambil kesibukan di tempat jualan. Saya mengeluarkan semua barang dagangan keluar. Dan memilih pondok bambu untuk bersantai sambil menunggu pelanggan datang. Tak lama, beberala menit kemudian tempat saya di singgahi oleh pelanggan barista dan memesan minuman segar, dengan cepat saya lansung menyajikan pesanan para pelanggan dan menghidangkannya ke tempat mereka bersantai.
Saya ikut bergabung untuk berbagi cerita, karena mereka baru saja pulang dari perantau dalam perihal acara maulid. Disini kami membuat obralan manis tentang perbedaan perekonomian yang sudah mereka dapatkan dari perantauan dan tempat tinggal. Kepulangan mereka membuat tempat jualan saya kembali ramai. Saya sangat bersyukur hal ini membuat saya lebih semangat menjalani hidup sebagai pedagang eceran. Lama waktu mereka keluar meninggalkan saya sendiri.
Sore, ba'da ashar perubahan waktu langit semakin gelap, kumpulan awan hitam menutupi langit, suasana menjadi gelap pertanda akan turunnya hujan, entah tetapi ya begitulah.. hal ini mengubah suasana lebih nyaman karena adanya hembusan angin yang datang. Saya menikmati suasana sore sambil berjualan di pondok bambu hingga hari larut sore saya memutuskan untuk menutup tempat jualan. Dan bergegas bersiap-siap untuk pergi ke mesjid, shalat magrib.
🙏-_-🙏
Terima kasih banyak atas dukungannya tim 03 Sc05🙂
Many thanks to the Steem Entrepreneurs community users who shared the original posts. We hope your contributions continue to inspire and strengthen the entrepreneurial spirit in our community.
Kind regards,
Steem Entrepreneurs Team
Terima kasih atas verifikasinya buk?🙏