Seni Bertanya; Peradaban Dimulai dari Pertanyaan

in Motivation Story4 years ago (edited)

“BERTANYA TIDAK AKAN MERUNTUHKAN HARGA DIRIMU”


isaac-newton-3936704_1280.png
Ilustrasi potret Sir Isaac Newton, sumber gambar disini


Apa yang akan dilakukan oleh kita dan kebanyakan orang ketika merasa tertarik dan penasaran akan suatu hal? Kita akan mencari tahu sampai rasa penasaran itu hilang–minimal berkurang–bukan?


question-mark-2492009_1920.jpg
Ilustrasi tanda tanya, sumber gambar disini


Salah satu metode yang paling efektif untuk menjawab semua ketertarikan terhadap sesuatu adalah dengan BERTANYA. Kita ambil sebuah contoh (dalam kasus ini seorang pria):

Kamu tertarik pada seorang gadis rupawan bak bintang iklan krim pemutih wajah yang baru saja kamu lihat saat melewati rumah tetanggamu. Ternyata oh ternyata, si gadis tersebut adalah kerabat dari tetangga sebelah. Disadari atau tidak, otakmu mulai dihujani pertanyaan-pertanyaan dasar; Siapa namanya? Berapa umurnya? Dimana rumahnya?. Saya berani bertaruh, apa yang selanjutnya terjadi denganmmu dan gadis itu dipengaruhi oleh bagaimana caranya kamu mengeksekusi pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di otakmu tadi. Apakah kamu memilih untuk tetap diam dan mengikhlaskan kesempatan mendapatkan hatinya–minimal nomor ponselnya, atau justru bertanya pada tetangga sebelah rumahmu mengenai si gadis rupawan? Pilihan ada di tanganmu.

Contoh di atas adalah satu dari sejuta permasalahan yang berkaitan dengan ketertarikan. Sebab kita manusia–makhluk berspesies primata yang dianugerahi prefrontal korteks, bagian otak yang membedakannya dengan hewan–dianugerahi rasa penasaran demi menjaga eksistensi dan keberadaannya di dunia ini. Bayangkan jika leluhur kita (yang dulu masih hidup nomaden) berikap bodo amat mengonsumsi apapun yang ada di hadapannya tanpa rasa penasaran apalagi curiga, mungkin populasi manusia akan berkurang signifikan karena banyak yang mati keracunan.


nerve-cell-2213009_1920.jpg
Ilustrasi neuron (sel saraf) otak, sumber gambar disini


Peradaban besar manusia lahir dari keingintahuan dan pertanyaan-pertanyaan yang biasanya dianggap konyol dan sembrono karena bertentangan dengan pemikiran orang banyak. Bayangkan jika Al-Khazini dan Sir Isaac Newton tidak pernah mengajukan pertanyaan “kenapa benda yang dilemparkan ke atas selalu jatuh ke bawah?”, mungkin perkembangan ilmu fisika, astronomi dan kosmologi tidak akan se-maju sekarang. Lah gaya gravitasi saja manusia belum tahu?!?!


isaac-newton-3936704_1280.png
Ilustrasi potret Sir Isaac Newton, sumber gambar disini


Nahasnya, kita semua hidup dalam budaya dimana yang menjadi dominasi adalah pemberitahuan (telling) bukan pertanyaan (questioning). Penyebab utama dari masalah tersebut adalah pola otoritarianisme dari lingkungan terkecil sekalipun, membuat pihak yang lemah harus tunduk pada pihak yang dominan. Akibatnya, kreativitas alias daya cipta menjadi mati karena prinsip “siapa yang kuat dia yang benar” tadi.

Sebagai solusinya, jadilah berani dengan pemikiran kritis dan diluar kebiasaan (thinking out of the box). Bila perlu carilah lingkungan yang membuatmu berani untuk mengembangkan dirimu, misalnya di platform #steemit, ada banyak orang hebat disini! Pahami betul bagaimana sebenarnya pertanyaan-pertanyaan kecil dapat mengubah dunia dan membangun peradaban. Dengan itu, kita bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membangun.


boy-1300136_1280.png
Kembangkan dirimu untuk masa depan yang lebih baik, sumber gambar disini


Sebagai penutup, saya ingin membagikan sebuah quotes dari mantan first lady Amerika Serikat, Eleanor Roosevelt.

Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people (Eleanor Roosevelt)


Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca! Cheers!

bloggif_5fb14634bc86f.gif


Klik di sini untuk mengenal saya lebih lanjut