Sekolah Jurnalistik BJI, Upaya AJI Lhokseumawe Lahirkan Jurnalis Profesional
“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.”
“Biar lambat asal selamat.”
“Tidak ada kata terlambat untuk belajar.”
Beberapa Peribahasa diatas disusun dari diksi utama “lambat”. Lambat adalah kata yang paling cocok untuk penulis, jika ingin mendeskripsikan ciri-ciri penulis maka kata lambat tidak bisa dipisahkan, sudah mendarahdaging. Semua dimulai dari terlambat lahir, terlambat masuk sekolah, sampai terlambat selesai kuliah. Demikian halnya perihal belajar menulis melalui Sekolah Jurnalistik BJI-AJI Lhokseumawe, saat teman-teman seangkatan penulis sudah menjadi pewarta profesional, penulis malah baru mulai belajar.
Pun demikian, menurut penulis kata lambat tidak selalu punya konotasi negatif, beberapa peristiwa hidup memang lebih baik jika terlambat, misalnya terlambat meninggal. Jika diberikan umur yang panjang ada peluang untuk memperbaiki kesalahan dan bertaubat. Lambat ini juga bagian dari takdir, secepat apapun kita berusaha jika takdirnya lambat harus diterima dengan lapang dada, semua ada hikmahnya.
Ilmu jurnalistik bisa dipelajari oleh siapa saja, media belajar yang semakin beragam semakin memudahkan setiap orang yang punya minat dan bakat jurnalistik untuk mempelajarinya. Ilmu jurnalistik sama seperti ilmu lainnya yang bisa dipelajari teori dan praktiknya oleh siapa saja. Tetapi ilmu jurnalistik akan sempurna bila dipelajari langsung dari pelaku jurnalistik itu sendiri. Selain konsep dan pengayaan materi, kita akan mendapat sharing pengalaman berharga dari jurnalis senior. Pengalaman adalah guru paling berharga kata pepatah, karena seringnya teori dan praktik lapangan itu bisa berbeda, teori juga tidak berlaku dalam keadaan tidak normal.
Pepatah juga berkata, “ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Penulis tidak percaya diri dengan kemampuan menulis. Meskipun demikian penulis memberanikan diri menuliskan pengalaman penulis selama menimba ilmu di Sekolah Jurnalistik BJI-AJI Lhokseumawe. Semoga catatan ringan ini bermanfaat paling tidak untuk penulis sendiri dalam rangka mengulang kaji terhadap ilmu yang dipelajari. Catatan ini adalah tulisan pembuka dari semua proses belajar-mengajar yang penulis ikuti di Sekolah Jurnalistik BJI-AJI Lhokseumawe.
BJI-AJI Lhokseumawe adalah singkatan dari Basri Daham Journalism Institute Aliansi Jurnalis Independen Kota Lhokseumawe yang selanjutnya akan disingkat menjadi BJI-AJI Lhokseumawe. AJI merupakan organisasi profesi wartawan independen yang dideklarasikan pada tanggal 7 Agustus 1994 di Bogor, Jawa Barat. Deklarasi yang dinamai Deklarasi Sirnagalih ini ditandatangani oleh 58 wartawan dan kolumnis era Orde Baru. Tahun 2021 ini AJI telah berusia 27 tahun. Tentang AJI selengkapnya dapat dibaca di Wikipedia [Aliansi Jurnalis Independen](https://id.wikipedia.org/wiki/Aliansi_Jurnalis_Independen)
Sekolah Jurnalistik BJI didirikan oleh AJI Lhokseumawe dalam rangka mendidik generasi muda yang memiliki minat pada bidang jurnalistik agar menjadi wartawan profesional yang memiliki kompetensi. Basri Daham dipilih sebagai nama Sekolah Jurnalistik karena Beliau (Almarhum) merupakan salah satu tokoh pers pendiri AJI Lhokseumawe (Ketua AJI Pertama Periode 1998-2002) yang banyak berjasa dalam mendirikan tonggak organisasi AJI di Kota Lhokseumawe. Direktur Eksekutif BJI-AJI Lhokseumawe saat ini adalah Zaki Mubarak jurnalis Harian Serambi Indonesia.
BJI-AJI Lhokseumawe sudah menggelar Sekolah Jurnalistik sebanyak Empat Angkatan dan sempat terhenti saat Pandemi Covid-19. Adapun sekolah yang penulis ikuti saat ini merupakan Angkatan Kelima (V). Lama belajar di Sekolah Jurnalistik 6 bulan, dimana selama 4 bulan dididik teori dan praktik dan 2 bulan dimagangkan sesuai minat dan bakat baik di Media Cetak, Elektronik TV/Radio, maupun Media Online.
Proses pembelajaran di Sekolah Jurnalistik BJI-AJI Lhokseumawe berlangsung sangat dinamis, menganut konsep pembelajaran orang dewasa (andragogi) dan Dynamic Group. Peserta belajar teori dan praktik langsung yang dibimbing secara Inclass dan Daring. Lokasi belajar Inclass dipusatkan di ruang belajar kampus Paska Sarjana Universitas Malikussaleh di Lancang Garam Lhokseumawe. Peserta BJI-AJI Lhokseumawe bisa berkonsultasi kapan saja dengan Pemateri bahkan bisa sambil minum kopi. Semua proses pembelajaran dilakukan dengan mengikuti standar Prokes Covid-19.
Ayi Jufridar @ayijufridar sedang menyampaikan materi Sejarah Pers dan Perkembangannya
Berikut ini adalah alur materi yang akan dipelajari dalam Sekolah Jurnalistik BJI-AJI Lhokseumawe:
Salah satu kelebihan mengikuti Sekolah Jurnalistik BJI-AJI Lhokseumawe adalah tenaga pengajar yang berasal dari jurnalis profesional yang telah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang tersertifikasi oleh Dewan Pers. Selain sebagai praktisi beberapa diantaranya juga merupakan akademisi, antara lain:
- Zainal Bakri @zainalbakri (Ketua AJI Periode 2002-2004 / Ex. Jurnalis Metro TV).
- Ayi Jufridar @ayijufridar (Ketua AJI Periode 2004-2006 / Akademisi / Jurnalis peserta IVLP di Amerika Serikat).
- M. Nasier Husen (Ketua AJI Periode 2008-2011 / Jurnalis SCTV).
- Masriadi Sambo (Ketua AJI Periode 2014-2017 / Akademisi / Jurnalis Kompas).
- Irmansyah (Ketua AJI Periode 2021-2024 / Redaktur Pelaksana Portal Satu).
- Jafaruddin (Sekretaris AJI 2021-2024 / Kepala Biro Harian Serambi Indonesia).
- Jurnalis Profesional Anggota AJI Lhokseumawe.
Bersama Para Pemateri dari AJI Lhokseumawe
Kehadiran Sekolah Jurnalistik BJI-AJI Lhokseumawe ini diharapkan dapat menumbuhkan generasi jurnalis yang profesional sehingga dapat berguna bagi dirinya dan masyarakat banyak. Jurnalis harus mampu beradaptasi dengan perkembangan Teknologi Informasi namun tetap menjaga Kode Etik profesi. Jurnalis bertanggung jawab dalam mengedukasi masyarakat melalui berita yang mendidik sehingga meningkatkan Budaya Literasi mencerdaskan kehidupan bangsa.
mantap. semoga betah sampai diwisuda nanti.
Mohon terus dibimbing dan diarahkan Abangda. Butuh banyak belajar dari senior yang sudah berpengalaman. Thanks
ashiyaaap
Thanks 🤝🤝
Luar biasa, terbaik pokoknya
Thanks Bro
Mantap postingan @amrizalabe. Semoga mendapatkan ilmu yang berkah dan jaringan dengan wartawan profesional. Selain tenaga pengajar tetap, di BJI juga sering ada pengajar terbang dari kalangan profesional dan berpengalaman. Semoga kita bisa berbagi di BJI dan di luar BJI. Saleum.
Thanks Bro @ayijufridar buat sharing ilmu dan pengalamannya. Semoga bisa menerapkan ilmu yang didapat langsung dari Pakarnya. Saleum Mulia
Kapan-kapan, sambil ngopi kita bisa diskusi soal penerbitan buku dan menulis sastra. Biar ngopi kita lebih berkah.
Siap Abangda. Thanks