The Diary Game | 27 Juni 2025 | Keliling Objek Wisata Hingga ke Aceh Jaya

in Steem SEA7 days ago

WhatsApp Image 2025-07-01 at 12.16.13 (2).jpeg
Wisata air Pudeng, Aceh Besar

Apakabar semuanya?

JUMAT lalu rencana kami mendampingi keluarga isteri (kakak ipar) yang datang ke Banda Aceh. Tujuan utama mereka ke sini dalam rangka mengikuti arisan keluarga besar suaminya. Acaranya berlangsung pada Sabtu (28/6/2025) di bilangan Ajun Lam Hasan, Aceh Besar. Mereka sudah tiba di Banda Aceh sejak malam Jumat.

Karena itu, pada siangnya rencana kami akan makan siang di Rumah Makan Cue Kaki Kulu Maps. Ini keinginan lama dari abang ipar. Karena itu, kami pun berangkat dua mobil. Pukul 12.45 WIB kami sudah tiba di lokasi yang berjarak 43 kilometer dari Banda Aceh.

Untuk sampai ke sini, kita perlu melewati dua gunung. Pertama Gunung Paro dan Gunung Kulu. Posisi Gunung Paro pas di Lhok Seudu. Sebuah kawasan yang terkenal dengan penjual ikan asinnya. Selain itu, wisata lautnya juga banyak disinggahi wisatawan domestik. Terutama di miniatur menara kembar.

  • Kuah Cue

20250627_134038.jpg

WhatsApp Image 2025-07-01 at 12.16.12.jpegWhatsApp Image 2025-07-01 at 12.16.11 (1).jpeg

WhatsApp Image 2025-07-01 at 12.16.11.jpeg

Kami pun menikmati menu utama Kuah Cue yang menjadi ciri khas Warung Kaki Kulu. Dua jam kemudian, kami keluar dari warung yang berada di Cot Jeumpa, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar itu. Sangat disayangkan, kami tidak bisa menunaikan ibadah shalat Jumat. Sebab, tidak ada masjid besar di sekitaran kawasan tersebut.

Sebagai gantinya, saya menunaikan shalat Zuhur di musalla yang ada di warung ini. Selesai shalat, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Wisata Geurutee, Aceh Jaya. Kebetulan, rata-rata anggota rombongan belum pernah ke sana. Hanya tiga puluh menit kemudian, kami sudah duduk di pondok yang menghadap ke arah arah Samudera Hindia.

Di depan kami ada Pulau Klueng dan Pulau Ujong Seudeng. Pulau kecil tanpa penghuni itu dulunya bersatu. Lalu, saat terjadi gempa bumi 26 Desember 2004, keduanya berpisah. Di sini kami menikmati kelapa muda, serta cemilan lainnya. Seperti mie rebus, kacang goreng hingga roti-rotian.

WhatsApp Image 2025-07-01 at 12.16.12 (1).jpeg
Dua pulau kecil dari puncak Geurutee

  • Ke Calang

WhatsApp Image 2025-07-01 at 12.16.13 (1).jpeg
Salah satu pemandangan dari jalan ke Calang

Puas foto-foto, kami melanjutkan perjalan ke Calang, Aceh Jaya. Awalnya tujuan utama adalah singgah di Kota Calang. Untuk sekadar melihat-lihat suasana kota. Setelah hampir 20 menit perjalan kami mampir ke SPBU Pertamina14.236.419 . Posisinya ada di Meudhen.

WhatsApp Image 2025-07-01 at 12.16.13.jpeg
SPBU Pertamina14.236.419

Kami tidak lama di sini. Cuma sekadar jalan-jalan saja. Saya pun turun ke kamar mandi. Di depan ATM bertemu dengan Nazar. Dia pemilik Apotik Nazar Ulee Kareng, Banda Aceh yang rutin gowes. Kami pun bercerita tentang rekan gowesnya, Muhammad Nur. Saya sudah lama tidak jumpa. Ternyata dia sedang sakit lutut.

Karena sedang terburu-buru, akhirnya saya pamit ke kamar kecil. Ketika kembali ke posisi semula, ternyata sudah ada Munawal Hadi, Kepala Kejaksaan Bireuen yang hendak liburan ke Aceh Barat. Kami pun bernostalgia sejenak. Sebelum akhirnya berpisah lagi. Setelah anak-anak belanja beberapa kebutuhan di mini market, kami balik ke Banda Aceh.

  • Humaira

WhatsApp Image 2025-07-01 at 12.16.13 (3).jpeg
Permandian Pudeng, Lhong Aceh Besar

Ketika tiba di kawasan Lhoong, kami mampir lebih dulu ke Pemandian Pudeng. Masih dalam wilayah Aceh Besar. Tempat ini cukup tenar, apalagi setelah ada sebuah villa di sana. Sekarang kawasan ini lebih dikenal dengan tempat permandian Humaira. Sebuah aliran sungai penuh batu-batu besar. Ada yang sebesar gajah, bahkan separuh rumah tipe 36.

Jalan masuk ke lokasi masih rusak. Jalan sepanjang sekitar 1,5 kilometer itu masih penuh bebatuan. Tidak ada perbaikan apapun meski kepala wilayah (bupati) sudah berganti. Dengan gerak pelan, persis seperti pameo kambing jalan di atas batu,

Begitu tiba di lokasi, kami dicegat oleh petugas kampung. Mereka menarik biasa masuk per mobil Rp15 ribu. Ada dua mobil, kami bayar Rp30 ribu. Setelah itu langsung mencari tempat parkir. Parkir ini berbeda lagi, milik pribadi. Per mobil Rp5000. Tapi kalau parkir di tanah milik gampong, tak perlu bayar parkir lagi.

Kami singgah ke Humaira bukan untuk mandi-mandi. Cuma untuk melihat-lihat keriuhannya serta sekadar mengabadikan momen. Apalagi, hari ini sudah cukup lelah dengan perjalanana ke berbagai tempat. Setelah puas beranjangsana, kami langung pulang setelah matahari menuju senja.

*****

Thanks for being with me and reading my post patiently

Salam @Munaa