Apakabar rekan-rekan?

AWALNYA saya tidak punya banyak agenda penting hari ini. Hanya saja saya pikir perlu sedikit rileks. Atau mencari suasana baru. Pukul sembilan pagi saya sudah ke Kantor KONI Aceh. Kali ini ada agenda besar. Bertemu dengan Ketua KONI Aceh, H Kamaruddin Abubakar. Panggilannya Abu Razak.

Dia mantan Ketua Pertina Aceh. Juga pernah menjadi Chief de Mission Timnas U-19 ke Myanmar pada tahun 2011. Kala itu, Timnas U-19 bermaterikan pemain-pemain Aceh yang baru saja juara di Darwin, Australia. Kiprahnya di olahraga tak perlu diragukan lagi. Bersama Muzakir Manaf yang kini menjadi Gubernur Aceh, Abu Razak membawa harum nama Aceh di kancah olahraga.

Faktanya, prestasi Aceh di kancah olahraga yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) terus meninggkat. Pertama, di PON XI di Jawa Barat, Aceh berada peringkat 17. Posisi Aceh naik dibandingkan di PON XVIII Riau tahun 2012 ada di peringkat 23 dari 34 provinsi. Empat tahun kemudian di tanah Papua, kontingen Aceh naik lagi ke posisi 12.

Pada PON XX 2021 ini, Aceh mengungguli Sumatera utara. Lalu, saat menjadi tuan rumah bersama Sumut di PON XXI Aceh-Sumut 2024, kita Aceh sukses besar. Awalnya mematok target 10 besar. Malahan Aceh hampir ada di posisi lima besar. Terakhir turun satu tingkat usai disalip Jawa Tengah. Aceh pun sangat puas di peringkat enam.

Pagi itu, saya bertemu di ruang kerja Abu Razak. Saya didampingi Kennedi Husen. Dia bendahara umum di KONI Aceh. Karena makin banyak tamu yang datang, akhirnya saya pun memilih pulang. Bergerak ke beberapa kegiatan lain.

Begitu keluar ruangan, handphone saya menjerit. Ternyata seorang senior yang mulai purna tugas minta bertemu. Kami pun bersua di Pos Kupi, Kuta Alam. Warung ini berdiri di halam parkir Kantor Pos Aceh. Karena usaha jual perangko sudah tak zamannya lagi, maka mereka buka usaha lain, ya, warung kopi.

Ini menjadi pilihan yang lazim dan umum. Sebab, tren usaha warung kopi sedang tinggi-tingginya di Banda Aceh. Meski kadangkala ada yang sepi. Tapi, Pos Kupi ini cukup strategis. Dia berada di dekat perkantoran dan rumah sakit. Iya, rumah sakit Iskandar Muda, Banda Aceh.

Suasana pagi di Pos Kopi

Tiba di sini bukan membuat cerita beralih ke plot lain. Rencana mau berjumpa dengan Azhari, mantan Sekretaris LKBN Antara. Dia sudah kembali ke Aceh. Memasuki masa pensiun. Kami pun bersua dengan meja sudut. Setelah hampir dua jam, semua berakhir. Lalu, rekan lain yang mengurus pajak sudah tiba. Fahri namanya.

Kali ini membahas masalah perpajakan. Ada Surat Pemberitahuan (SPT) tahun pribadi dan badan yang harus dilapor. Meski masih ada dua bulan lagi. Pribadi terakhir pelaporan pada Maret. Sedangkan badang pada akhir April nanti. Saya berprinsip, makin cepat akan lebih baik.

Saya bersyukur sekali. Kali ini, semua agenda berhasil sesuai harapan. Alhamdulillah.

Selepas Zuhur, perjalanan hidup berlanjut. Kali ini saya ingin mengurus masalah lain. Nyatanya, di sedang di jalan telepon lain masuk. Kali ini dari seorang webmaster. Namanya Saifullah Hayati Nur.

Dia ingin jumpa membahas masalah kolaborasi dengan beberapa media yang sudah lama direncanakan. Khususnya bidang adsense. Saya sih, setuju ada, demi menjadi kesimbangan perusahaan media. Saya juga sudah membaca proposal yang diajukan untuk menjadi kolaborator.

Tentu seraya berharap akan ada perkembangan baik dan signifikan. Semua proses berjalan dengan yang diharapkan. Kami hangout di New Normal. Resto ini memang favorit dia. Semua teman-temannya juga berkumpul di sini. Akhirnya, saya pun bertemu dengan mereka. Menambah kenalan baru.

Setiap bertemu orang baru, dia selalu memperkenalkan saya dengan cara berlebihan. Karena itu, saya pun harus mengimbanginya agar kuping kanan tidak naik. Begitu sebaliknya, praktis saya juga harus menjadi diri, agar tak mudah menjulang ke langit tujuh. Sebab, bila sudah naik sulit turun. Apalagi kalau jatuh. Sakit le...!

---

---

10 % payout to @steem.amal

---

---

Thanks for being with me and reading my post patiently

---

^{Introduce myself}

Salam @Munaa

---

*****