Jangan Kalah Dengan Terik Matahari || THE DIARY GAME - Jumat, 30 April 2021
Terik matahari hari bersinar terang ke atas permukaan bumi, kampung saya salah satunya saksi tentang perihnya sinaran tersebut. Sampai-sampai hati saya bergumam "Ini tantangan yang hebat, belakang ini tak sehebat hari ini terik panas matahari", hal ini jelas membuat saya sedikit memaksa diri untuk balik ke pesantren untuk mengikuti rutinitas pengajian bersama Ayahanda Waled Nuruzzahri Yahya. Sebelumnya saya telah merencanakan untuk balik setelah shalat Jumat.
Balai Benih Ikan Desa Betee Iliek
Sebelum melakukan perjalanan ke Kota Meureudu yakni Kota keberadaan pasantren, saya terlebih dahulu menyempatkan diri ke BBI (Balai Benih Ikan) yang berada di Kampung saya Batee Iliek, beberapa hari lalu salah seorang guru menyuruh saya untuk menanyakan stok benih ikan lele.
Setelah saya tanyakan kepada salah satu karya yang berada di sana, akhirnya permintaan saya ini ditunda dulu hingga beberapa hari kedepan, ia harus terlebih dahulu menanyakan kepada atasannya mengenai tersisa stok benih ikan lele. Kemudian saya segera pamit melanjutkan perjalanan, dalam perjalanan ke pasantren saya melihat senior saya sewaktu masih di bangku MAS Ummul Ayman Samalanga, ia sedang mengayuh sepeda kecintaannya, ia dikenal ramah dan tamah terlebih dikalangan para anak-anak kecil tingkat SMP dulu.
"Abdul Hadi" Sosok pria berakhlak baik, ia sedang mengayuh sepeda miliknya
Namanya "Abdul Hadi" putra kelahiran Ulim Meurah Dua Pidie Jaya, ia termasuk salah satu santri yang sangat dikasihi oleh Sang Ayahanda Waled Nuruzzahri Yahya, dibalik gayanya yang khas tersendiri seringkali membuat wajah Ayahanda Waled Nuruzzahri Yahya tersenyum lepas.
Membeli ikan asin di Keude Ulee Gle
Nah, perjalanan terus saya tempuh dalam terik yang sangat panas, sesampai di Keude Ulee Gle saya mampir sejenak tepatnya di pasar ikan untuk membeli ikan asin sebagai persiapan menu sahuran bersama teman-teman di pondok pesantren.
Sesampai di pasantren saya segera mamarkiri sepeda motor dibawah pepohonan lalu menuju ke kamar mengambil perlengkapan ngaji hari ini. Hari ini saya kembali terlambat, Waled sudah terlebih dahulu tiba, saya segera melangkah ke Masjid An-Nur mengikuti pengajian tersebut.
Usai pengajian berlangsung seorang santri nampaknya sedang mengumandangkan azan
Pengajian ini berlangsung hingga Pukul 16:00, setelah melaksanakan shalat berjamaah kami didatangi salah seorang masyarakat kampung terdekat di daerah pasantren, tamu itu meminta kesediaan kami melayat jenazah di kediamannya berlokasi di Desa Seunong, mendengar hal ini kami segera bersiap untuk berangkat. Keberangkatan ke sana ada yang mengunakan motor ada juga yang menggunakan mobil khusus yang didatangkan oleh tamu itu sendiri, saya memilih di mobil itu saja, karena suasana ramai sangatlah saya sukai.
Perjalanan ke rumah duka dalam acara melayat
Sesampai di tempat tujuan, kami dipersilahkan ke dalam Masjid yang sebelumnya telah ada manyit di dalamnya. Usai proses melayat kami pun diizinkan kembali ke pesantren. Setiba di pesantren tak ada kegiatan yang saya lakukan melainkan cuma mengucek-ngucek handphone hingga menulis catatan harian.
Potret menjelang berbuka
Menjelang berbuka, beberapa santri mulai menyiapkan makanan untuk berbuka puasa di Masjid An-Nur, menu yang begitu sederhana diletakkan disebuah piring perorang, beberapa biji kurma dan gorengan dan juga air manis. Sesaat kemudian azan shalat magrib dikumandangkan oleh salah satu santri, kami segera melaksanakan shalat secara berjamaah.
Ustaz @rohim92 memimpin shalat isya hingga tarawih malam ini
Kemudian sambil menunggu waktu shalat Insya, saya cuma berdiam diri dikamar, ketika azan dikumandangkan saya segera ke Masjid An-Nur melaksanakan shalat berjamaah, dilanjutkan shalat tarawih yang di imami oleh ustaz @rohim92 dan dipandu oleh Bilal "Ustaz Martunis". Alhamdulillah di malam 19 Ramadhan ini kegiataan ibadah tersebut terselesaikan dengan baik.
📷 Picture | Smartphone |
---|---|
Model | RMX1805 |
Android | 9 |
Photographer | @khairil98 |
Location | Aceh |
Salam @khairil98
Saya ucapkan Terima kasih kepada @anroja yang telah mengajak saya berpartisipasi di The Diary Game.
Terimakasih juga kepada :
@steemcurator08, @muzack1, @radjasalman, @nazarul, @el-nailul, @inwi, @ikhsan01 dan komunitas Asia Tenggara.
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.