Thediarygame, Sabtu, 12 April 2025 | My activity to day |

Hello rekan-rekan steemian, jumpa lagi denganku dalam rangka mengurai kegiatan santai yang Aku lakukan. Pastilah kegiatan seharian dan tak ada yang tidak bermanfaat. Kegiatan yang baik semuanya akan memberikan manfaat. Langsung saja ikuti kisahnya ya kawan ;

Tak ada hal khusus yang Aku lakukan di Sabtu, Minggu kedua bulan April. Hanya rencana yang akan dikerjakan adalah bersih-bersih rumah. Rumah yang sudah seminggu lebih ditinggal karena mudik lebaran di hari libur Idul Fitri plus libur bersama tentunya rumah akan berdebu. Rumah jika lama ditinggalkan akan kotor bahkan jika terlalu lama akan rusak. Ya, layaknya manusia jika lama tak mandi dijamin hawa badan menimbulkan bau tak sedap. Bau tak sedap ini disebut virus perusak tubuh.

Membersihkan ruang tamu

Nah, kamar tidur dan ruang tamu di pel seluruhnya dan setelah itu di sapu. Debu-debu kotoran yang tersisa setelah lantai mengering harus disapu. Dua ekor kucing piaraanku terlebih dahulu diungsikan keluar. Jika tidak maka akan mengganggu proses bersih-bersih. Tidak hanya ruang tidur, tamu dan teras depan, pembersihan areanya hingga kamar mandi. Bak-bak air yang melekat debu harus disikat pakai penyikat besi. Nah, tuntas sudah pekerjaan rumah. Rupanya, membersihkan rumah cukup menyita waktu dan melelahkan. Keringat banyak keluar bercucuran. Ya, seperti olahraga juga.

Setelah selesai bersih-bersih maka rehat sejenak. Masih ada tenggang waktu untuk bersihkan diri sebelum melaksanakan salat dhuhur. Waktu dhuhur tidak lama lagi, apalagi suara tarhim yang diputar oleh pengurus masjid jelas terdengar yang berarti sekitar lima menit waktu salat akan tiba.

Pemandangan Masjid Al-Barkah Komplek TNI AL Dewaruci

Cuaca siang ini sangat panas. Udaranya sangat menyengat tubuh. Azan dhuhur mengudara, panas sengatan mentari tak membuat mundur diriku untuk salat berjamaah di Masjid Al-Barkah Komplek TNI AL Dewaruci. Namun, dibalik panasnya cuaca dan terangnya langit dengan warna birunya, maka kita dapat melihat indahnya pemandangan awan tebal berwarna putih menjadi latar belakang masjid. Lihat saja, indah masjid dengan latar awan tebal putih. Biasanya jika panas seperti ini sore hari akan turun hujan. Ya, walau sesaat hujan akan turun. Terbukti, bahwa usai salat ashar hujan turun menyiram bumi tanah Melayu kota Pantun Tanjungpinang. Hanya sebentar saja hujannya.

Sunsite menjelang magrib

Waktu siang telah jauh pergi, dilangkahi sore dan mendekati maghrib Aku telah bersiap-siap menuju tepi laut tempat santai di kios-kios kecil yang terdapat di lokasi tepi laut. Aku sebentar saja sudah tiba dan tujuannya tak lain dan tak bukan untuk berbuka puasa serta sembari menikmati sunsite. Aku puasa sunat hari keempat pada bulan Syawal. Oh iya, sunsite memang muncul namun tidak terlalu jelas atau tak seindah beberapa waktu silam yang aku lihat. Mungkin pengaruh sore itu langit agak mendung maka cahaya sunsite hanya tipis-tipis saja yang muncul.

Menu buka puasa

Tak lama Aku duduk ditepi laut, sekitar lima menit, azan maghrib tiba. Lauk berbuka cukup sederhana yaitu tahu goreng berisi bakso plus kopi susu. Minuman favoritku. Makanan yang hanya di beli Rp 20.000, - (sekitar 9 steem), hanya 10 kue dengan harga perkue Rp 2.000,- (kurang sedikit dari 1 steem). Aku berbuka ditemani bang Rudi pemilik kedai kecil yang terbuat dari kontainer mini. Usai berbuka kami berpisah karena harus salat magrib. Nah, masjid Ar-Rahim Turki (Teluk Kriting) tempat Aku bersujud menjalankan perintah Tuhan.

indahnya cahaya rembulan

Malam sudah tiba. Sepertinya ini akan memasuki malam ke lima belas bulan. Lihat saja bulan sempurna bentuk bulatnya terlihat dengan cahaya menyinari bumi. Memang tidak terlalu terang namun masih indah dipandang pemandangannya. Beberapa hari ke depan mungkin purnama akan turun. Ingat purnama maka pikiran mundur jauh kebelakang membuka tabir kisah cerita Mak Lampir dedengkot dedemit turun ke bumi untuk menebar ancaman dan gangguan bagi warga. Hehehe..kisah legenda pulak.

Malam ini, Aku berniat salat isya di Masjid Agung Al-Hikmah kota Tanjungpinang. Aku pilih masjid tersebut karena usai salat akan menjenguk atasanku, Bapak Kapok Sahli yang sedang di rawat di RSAL Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang. Aku sudah tiba di masjid dan ada beberapa teman yang sering ngopi rehat didalamnya. Aku minta tolong diambil gambar sejenak. Bagus juga cara mengambil foto. Tak lama berselang azan isya tiba dan proses wudhu untuk tegakkan salat dilaksanakan.

Berjumpa Kakek tua di Masjid

Nah, ada kisah menarik yang Aku alami, yaitu berjumpa dengan seorang kakek tua. Kakek ini sengaja Aku dekati karena sudah lama penasaran kenapa beliau suka pakai tali pinggang yang ada gambar bendera negara-negara didunia. Ini menginggatkan kehidupan beberapa tahun silam bahwa pernah memakai tali pinggang seperti ini. Aneh dan menarik. Saat Aku dekati dan membangun komunikasi, Kakek tua ini bernama Anwar asalnya dari Kalimantan Barat. Artinya beliau adalah pendatang di negeri Melayu Kepuluan Riau (Kepri). Jika tak salah dengar istri beliau dari tanah Melayu ini.

Beliau yang akan memasuki usia 63 tahun sudah mempunyai banyak cucu dan suka tersenyum. Terbukti saat Aku minta foto bersama senyumannya melebar sampai kelihatan giginya banyak telah tiada alias ompong. Selidik punya selidik, terjawab penasaranku selama ini bahwa tali pinggang itu diberi oleh temannya orang Cina dan sudah sekitar lima puluh tahun dipakainya. Luar biasa sang Kakek sangat menjaganya.

Kakek tua ini sangat rapi dalam berpakaian, terbukti bajunya dimasukkan. Jika ingin berjumpa dengan beliau maka datanglah ke Masjid Agung Al-Hikmah karena beliau ahli salat berjamaah lima waktu. Memang beliau tidak terlalu tinggi, ya, sekitar kurang lebih 155 CM. Tinggi badan tidak menjadi standar untuk menikah, terbukti sudah menjadi Kakek idaman dari cucu buah pernikahan beberapa anaknya.

Namun jika masuk ASN jadi masalah, karena ada aturannya. Teirngat kisah seorang wanita yang lulus test ASN dengan nilai tertinggi dan akhirnya menjadi ramai di dunia maya karena kurang tinggi maka dipersoalkan untuk menjadi abdi negara.
Wanita tersebut bernama Tri Cahyaningsih, buruh pabrik tekstil di Boyolali, untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus tertunda lagi. Meski menjadi peraih skor tertinggi dalam Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yaitu 476, namun gugur di tes kesehatan karena tinggi badannya kurang 0,5 cm dari ketentuan yang ditetapkan. Tidak sampai 158 Cm. (Detik Jateng, 20/2/2025) Ada-ada saja ya... Jika pintar dan sehat namun pendek kasihan juga warga kena aturan yang kita buat sendiri.

Menjenguk Bapak Kapok Sahli

Salat isya selesai dan Aku lanjut berkunjung ke RSAL Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang menjenguk Bapak buah yang sakit. Beliau berada di Paviliun Pulau Nipah kamar no 16. Sudah dua hari beliau dirawat sejak masuk RSAL pada malam Jum’at. Beliau informasinya sakit DBD. Alhamdulillah, beliau sudah banyak berkurang. Setelah berbincang-bincang agak lama maka Aku pamit. Beliau didampingi sang istri yang setia menemani dalam rangka menjaga suami tercinta.

Malam semakin meninggi. Aku tak langsung pulang kerumah. Makan malam belum terealisasi. Perut mulai bernyanyi. Aku kebut membelah malam dengan kereta Beat yang setia menemani. Sebelum mampir kerumah maka sasaran yang dituju adalah tempat orang Aceh yang berjualan Mie Tarempa, Mie Aceh, Nasi Goreng dan beberapa makanan lainnya. Lokasinya dekat rumahku dan dari jalan Dewaruci lurus dan diujung perempatan tempat jualnya.

Menikmati makan malam diwarung pojok

Aku sudah tiba dan pesan nasi goreng. Nasi gorengya enak dan cocok dengan seleraku. Saat asyik makan, Aku mendengar percakapan dua bocil yang membahas club-club besar sepak bola dunia. Bocil yang berkhostum Manchester United (MU) sangat ngefans dengan MU. Sedangkan yang satunya fans mantan Club Ronaldo, yaitu Real Madrid. Aku mencuri dengar. Dan tiba-tiba Aku nimbrung, " MU saat ini di Liga Inggris (Premier League) diluar empat besar posisinya. Agak melemah kemampuannya," jelasku. Akibatnya yang ngefans Real Madrid tertawakan temannya. "Eh, baru-baru ini di Liga Champion, tim Real Madrid kena bantai oleh Arsenal, telak 3-0," Aku uraikan. Nah, suasana jadi ramai dan tertawa karena mereka saling ledek. Lucu lihatnya.

Rupanya kedua bocil ini sedang nunggu pesanan Mie Aceh. Kemudian untuk semakin seru kisahnya, kedua bocil Aku suruh duduk disampingku. Pesanan mereka selesai dan Aku berkeinginan tuntaskan pembayaran. " Sudah bayar mereka Pak," jelas istri penjual makanan. "Tolong balikkan uang bocil-bocil ini, tak laku," jelasku sambil bercanda.
Aku bayar dua mie Aceh seharga Rp 30.000,- (sekitar 14 steem lebih sedikit). Mereka pulang dengan penuh bahagia dan Aku pun berbahagia bisa menyenangkan bocil-bocil yang suka sepak bola.

Demikian aktifitas harianku, semoga bermanfaat buat dibaca diakhir Minggu. Sehat dan semangat selalu kawan.

Salam semangat dari Negeri Gurindam XII @hoesniy