RE: The Diary Game (22 Mei 2024): "Membedah" Bhabha sampai Fanon
Sejak SD saya sudah berhobi menulis prosa, puisi dan cerpen. Tapi sekarang bakatnya sudah hilang, sehingga saya lebih suka nulis yang ringan-ringan saja, semacam diary game ini, misalnya.
Saat ini saya sedang dalam minggu-minggu ujian akhir, kemungkinan besar di minggu pertama bulai Juni sudah memasuki waktu liburan. Saya tidak pernah mengecek kalender akademik selama berkuliah LOL
Wah, saya jarang-jarang ketemu orang yang tertarik pada jurusan Sosiologi. Kebanyakannya malah tidak tahu-menahu tentang jurusan ini, atau apa yang kami pelajari di dalamnya.
Benar, kami mempelajari pengantar postkolonial sebagai mata kuliah prasyarat sebelum masuk ke mazhab kritis (frankfurt). Sosiologi dekat dengan filsafat, dan saya rasa hal yang sama juga berlaku pada sejarah. Keduanya punya benang merah yang sama: masyarakat.
Anda lulusan sejarah, ya? Barang kali saya bisa belajar banyak tentang studi postkolonial pada Anda.
Terima kasih, ya, sudah singgah di post saya…
Perjalanan menulis yang inspiratif. Sedari Sekolah Dasar terbiasa menulis sajak.
Beruntungnya lulus dengan drama menambah 2 semester. Setidaknya, sejarah membuka cakrawala berfikir mengenai manusia (masyarakat) tepat adanya. Walaupun, kami di paksa untuk menentukan periodisasi. Namun, secara garis besar "sejarah dan sosiologi saling berkesinambungan".
Berbicara postkolonial, saya belum pernah membuka pemahaman akan hal tersebut. Namun akan semakin menarik jika saling dibicarakan di lain kesempatan.
Terima kasih kembali. Sukses selalu untuk saudari @firyfaiz