Mind, Body and Spirit: Sebulan Bersama Al-Qur'an
Sudah sebulan ini rumah kami terasa sepi tanpa kehadiran dua pengacau keamanan, Amru dan Khalis. Oleh ayah, mereka diikutkan dalam kegiatan mukhayyam Al-Qur'an di Masjid Baiturrahman, Lancang Garam. Meski secara bahasa mukhayyam diartikan sebagai kegiatan berkemah, namun dalam hal ini maknanya agak berbeda. Mukhayyam Al-Qur'an adalah kegiatan dalam rangka menyatukan diri dengan Al-Qur'an dan nilai-nilai di dalamnya. Kalau di hari-hari biasa Amru dan Khalis rutin mengaji setiap siang dan pulang pada sore harinya, kali ini mereka diwajibkan untuk menginap di lokasi pengajian selama sebulan penuh.
Amru dan Khalis, preman saleh
Di kegiatan mukhayyam Ramadhan, jadwal dan rutinitas anak didik tentu berbeda ketimbang di rumah. Pagi-pagi sekali anak-anak sudah dibangunkan oleh para asatidz (guru) mereka yang juga ikut menginap di lokasi mukhayyam. Biasanya, asatidz yang menginap di sana kebanyakannya masih bujangan alias belum menikah alias jomblo. Sebagai gambaran, kamar santri terletak di lantai dua masjid, cukup dekat untuk tidak dibangunkan suara toa masjid. Setiap pukul 03.00 dini hari para santri sudah harus bangun untuk menunaikan shalat tahajud lalu dilanjutkan dengan kegiatan menghafal Al-Qur'an. Menjelang waktu imsak, mereka sahur bersama di ruang makan dan tidak diperbolehkan tidur hingga selesai melaksanakan shalat subuh bersama para jamaah masjid yang lain.
Kamar tidur santri yang ditinggal mengaji
Memasuki waktu dhuha (sekitar pukul 09.00), kegiatan menghafal kembali dilakukan. Kali ini, para santri menyetorkan hafalan yang dihafal di waktu ini plus hafalan yang telah dihafal usai tahajud tadi pada guru di kelasnya masing-masing. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh santriwan (santri laki-laki) melainkan juga santriwati (santri perempuan), oleh sebabnya hadir pula beberapa asatidzah yang siap menyimak setoran para santriwati.
Dalam sehari, santriwan dan santriwari mampu mencapai target hafalan yang berbeda-beda tergantung tingkatan kemampuannya. Rata-rata dari mereka biasa mencapai dua lembar atau empat halaman mushaf setiap harinya. Saya tidak tahu persis berapa jumlah pasti hafalan mereka. Namun berdasarkan pengalaman pribadi dalam mengikuti program intensif seperti ini, mereka yang memiliki kemampuan kognisi di atas rata-rata dapat mencapai setengah juz Al-Qur'an per harinya.
Amru bersama sohibnya
Siapa yang menyadari kalau Ramadhan seakan berakhir tiba-tiba. Sehari sebelum lebaran, atau kami masyarakat Aceh menyebutnya hari meugang, sudah waktunya para peserta didik untuk pulang ke rumah. Minggu (01/05) pagi, di Masjid yang jadi saksi perjuangan Amru dan Khalis itu, dibuatlah acara penutupan mukhayyam ramadhan tahun 2022 dengan suasana sederhana dan penuh khidmat. Amru mendapat kesempatan untuk membuka acara dengan lantunan tilawah mujawwad, sedangkan Khalis kebagian demo hiwar dalam Bahasa Arab. Dua pengacau itu, sungguh membuat saya bangga.[]
Foto bersama asatidz, santri dan pengurus masjid
Masya Allah... anak2 yang luar biasa
Aamiin, in syaa Allah
👍🙏🏻
🤗🤗🤗
Alhamdulillah sudah banyak yang jadi hafidz Al-Qur'an. Minal Aidin Wal Faidzin ya neng @firyfaiz.... Mohon maaf lahir dan batin 😉😉
Ya, sekarang sudah banyak yang hafal Al-Qur'an, semoga mereka-mereka dapat menjaga hafalannya.
Ucapan maafnya sudah diterima, karena dosanya nihil:D Mohon maaf lahir batin juga yaa buat om @alhasan dan keluarga.
Sama2 ya neng... Salam buat bapak dan ibu dan adik-adiknya dari Bogor 😉😉
:D