Perjalanan Penuh Kejutan Menuju Malang: Photography |
Saya sedang menikmati makan siang di Bandara Soekarno-Hatta ketika merasakan ada tepukan (lebih tepat disebut pukulan) di bahu. Ketika saya menoleh, Saya lihat Cek Mad AH berada di belakang sambil tersenyum.
“Kabarnya sedang sakit?” tatap saya.
“Iya. Tapi karena ada perjalanan dinas, jadi sembuh,” sahutnya bercanda. “Dari mana tahu aku sedang sakit?”
“Sebagai adik yang baik, saya tahu keadaan Cek Mad sedang sehat atau sakit,” sahut saya. Padahal, sebelumnya ada staf Cek Mad, Fohan, yang mengabarkan ia sudah bekerja di Panwaslih Adhoc untuk Pilkada di Aceh. Fohan juga yang mengabarkan Cek Mad sedang sakit.
Pembukaan yang dimeriahkan dengan tarian lokal. Ikut melestarikan budaya Indonesia.
Jadi, pertemuan di Bandara Soetta merupakan sebuah kejutan. “Akhirnya, kita sering bersama kembali dalam perjalanan dinas,” kataku kepada Cek Mad. Dulu. Kami memang sering bersama karena menjadi anggota KPUD.
Saya di Aceh Utara dan Cek Mad di Kota Lhokseumawe. Sekarang Cek Mad terpilih menjadi anggota Panwaslih Aceh untuk pelaksanaan Pilkada, sedangkan saya di Bawaslu Kota Lhokseumawe. Kami akan sering bersama meski beda tugas dan tanggung jawab serta beda wilayah kerja. Namun, kami dipersatukan karena sama-sama dalam Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat.
Akhirnya, kami sama-sama ke Malang karena memiliki agenda sama. Sebenarnya, melihat dari judul kegiatan yang berkaitan dengan evaluasi partisipasi masyarakat dalam kaitannya dengan Pemilu 2024 yang sudah lewat, sebenarnya Panwaslih ad hoc untuk pilkada tidak ada relevansinya untuk diundang. Tapi, momen ini penting juga untuk koordinasi dan penguatan hubungan lembaga pengawasan pilkada dan pemilu yang di Aceh berbeda dengan daerah lain di Indonesia.
Bersama Cek Mad di acara pembukaan rakornas partisipasi masyarakat di Malang, Jawa Timur.
Di kamar Hotel Grand Mercure Mirama, Malang.
Dari Bandara Abdurrahman Saleh, Malang, kami sama-sama ke Hotel Grand Mercure Mirama. Aku pernah mendarat di bandara ini sekitar tahun 2020 atau 2021 ketika mendampingi mahasiswa Universitas Malikussaleh mengikuti Pekan Seni Mahasiswa Nasional yang berlangsung di Universitas Brawijaya Malang. Siapa sangka kembali mendarat di bandara ini, tahun 2024.
Di Bandara Abdurrahman Saleh, kami bertemu dengan Bang Arjuna, anggota AURI yang berasal dari Aceh. Dia menyapa kami semua ketika berbicara dalam bahasa Aceh.
Proses registrasi berlangsung lama karena kegiatan ini diikuti seluruh Indonesia. Dan seperti yang pernah terjadi di Hotel Sulthan, Jakarta, terjadi lagi keributan antara anggota Bawaslu dari Sumatra Utara dengan panitia. Beberapa anggota Bawaslu dari Sumatra Utara, merasa dipermainkan karena sedang mengantre lama, ternyata yang dibagi kunci kamar hotel justru dari Jawa Barat.
Saya hanya mendengarkan saja percekcokan ini karena dari Azmi, anggota Panwaslih Aceh Utara, saya mendapatkan informasi bahwa ini panitia sama yang sempat bersitegang dengan kami ketika acara di Jakarta waktu itu. Tampaknya ini harus menjadi bahan evaluasi bagi Bawaslu Republik Indonesia.
Cek Mad juga mengikuti outbond bersama anggota Bawaslu lain meski mendapatkan pakaian dan sepatu paling akhir karena tidak mendata dari awal. Tapi kami berada dalam grup berbeda sehingga tidak melakukan kegiatan bersama. Pulang ke Aceh juga tidak dalam jadwal sama karena saya harus kembali via Bandara Djuanda Surabaya karena tidak mendapatkan tiket via Bandara Abdurrahman Saleh.[]
Bertemu Cek Mad di Bandara Soetta.
Kami bertemu Bang Arjuna, anggota AURI yang bertugas di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang.
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
comment
Click Here