The Diary Game (September 07, 2020) - Day 32 : Menghargai Keahlian

Dering alarm di pagi ini berhasil membuyarkan mimpi indah ku semalam, saya segera meraih smartphone yang saya letakkan meja kecil di samping tempat tidur untuk mematikan dering alarmnya. Jam di smartphone menunjukkan pukul 05.00 pagi. Saya segera ke kamar mandi dan menggosok gigi kemudian berwudhu. Sejurus kemudian saya sudah keluar dari rumah untuk menuju ke masjid yang jaraknya kurang dari 100 meter dari rumah. Tiba di masjid jamaah yang hadir baru dua orang, dan muazin sudah menuju ke arah mikrofon untuk mengumandangkan azan Subuh.

Muazin yang usianya sekitar 50-an ini memiliki suara merdu dengan sedikit serak dan sangat khas. Dia mengumandangkan panggilan untuk menunaikan sholat Subuh, beberapa saat kemudian sudah berdatangan jamaah lainnya sampai kami mendirikan shaf sudah ada jamaah sekitar 20 orang. Setelah selesai menunaikan sholat Subuh dan berdoa, saya kembali ke rumah.

Tiba di rumah jam menunjukkan pukul 05.55 pagi. Baru saja saya mau masuk ke kamar tidur, Zaki sudah mengekor di belakang saya minta jalan-jalan pagi ini. Karena tidak mau mengecewakannya, saya pun berganti pakaian dan berjalan kaki berdua dengannya menyusui pemukiman penduduk dan kemudian menempuh rute jalan yang berbatasan dengan persawahan. Kami hanya berjalan kaki sekitar 30 menit karen saya hari ini harus pergi kerja ke Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro Sigli (Aceh, Indonesia).

Saat tiba di rumah, istri saya sudah menyiapkan sarapan nasi goreng dengan telur ayam yang di dadar dan diberikan sambal. Saya menyantapnya dengan lahap, kemudian segera mandi dan berganti pakaian untuk pergi bekerja. Sekitar pukul 7 pagi saya sudah siap dengan setelan kerja yaitu putih-putih dan kemudian keluar dari kamar tidur untuk menghidupkan mobil, setelah menunggu beberapa saat hingga mesin mobil sudah terasa panas, saya mengeluarkan mobil dari garasi dan segera menuju ke Kota Sigli untuk bekerja. Butuh waktu sekitar satu jam untuk tiba ke sana.

Dalam perjalanan ke Kota Sigli, saat tiba di Kota Beureunuen (sekitar 20 menit sebelum sampai ke kota Sigli), saya mampir di pom bensin di sana, dan mengisi bensin jenis Pertamax dengan harga per liter 9.000 rupiah (3,5 STEEM), saya mengisinya sebanyak 200.000 rupiah (80 STEEM). Kemudian saya melanjutkan perjalanan dan sekitar 20 menit kemudian sudah tiba di Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro Sigli.

Setelah memarkirkan mobil saya segera menuju ke Departemen Radiologi. Saat tiba di sana, jam sudah menunjukkan pukul 08.10 pagi. Setelah mengobrol beberapa saat dengan rekan kerja lainnya, saya menuju ke ruangan tempat saya bekerja yaitu di bagian Computed Tomography Scanning (CT Scan). Di sana sudah ada beberapa lembar form permintaan pemeriksaan CT Scan yang di letakkan oleh Bang Zulkifli yang merupakan pegawai administrasi di Departemen Radiologi.

Saya segera meminta rekan kerja saya untuk menghubungi petugas di ruangan rawat inap yang mengirimkan lembaran form permintaan CT Scan agar segera membawa ke Departemen Radiologi pasien yang membutuhkan pelayanan dengan modalitas CT Scan. Beberapa menit kemudian sudah datang pasien yang di dorong dengan brankar oleh petugas dari Instalasi Gawat Darurat. Pasien tersebut mengalami kelumpuhan bagian kanan beberapa jam lalu dan membutuhkan pemeriksaan CT Scan bagian kepala.

Dengan di bantu oleh rekan kerja lainnya, beberapa pemeriksaan dengan CT Scan sudah selesai kami lakukan dan saya pun lebih fokus dalam melakukan pengolahan data imaging, rekonstruksi imaging dan mencetak image pada film radiografi untuk beberapa pemeriksaan CT Scan. Saat jam menunjukkan pukul 12.30, saya berhenti bekerja sejenak untuk menunaikan sholat Zhuhur di masjid At Taqwa yang terletak di depan rumah sakit. Setelah selesai menunaikan sholat Zhuhur saya kembali bekerja untuk menyelesaikan beberapa data imaging pasien yang belum saya cetak di film radiografi.

Sekitar pukul 2 siang, saya meninggalkan Departemen Radiologi karena jam kerja saya sudah selesai. Saat itu, berdua dengan sahabat saya namanya Hardi, kami menuju ke tempat reparasi alat pemutar musik, karena alat pemutar musik di mobil saya dalam beberapa hari yang lalu tidak dapat dihidupkan lagi. Saat tiba di sana, yaitu di desa Paloh Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, kami menjumpai Bang Efendi yang sangat mahir dalam bidang reparasi dan pemasangan alat pemutar musik di mobil. Setelah di periksa dengan seksama, menurutnya itu bukan kesalahan di alat pemutar musik, tetapi karena tidak adanya aliran listrik ke alat pemutar musik tersebut. Kemudian dia bertanya kepada kami sejak kapan masalah ini terjadi.

Saya pun menceritakan bahwa sejak beberapa hari yang saya setelah mobil saya diperbaiki oleh Bang Heri yang merupakan spesialis dinamo dan kelistrikan mobil. Karena beberapa hari yang lalu mobil saya mengalami masalah saat dilakukan starter. Bang Efendi langsung merespon bahwa masalah tidak adanya pengapian di alat pemutar musik tersebut ada hubungannya dengan masalah starter mobil tersebut. Sehingga dia menyarankan agar saya kembali ke bengkel Bang Heri.

Jam pun menunjukkan pukul 3 sore dan kami pun segera menuju ke bengkel Bang Heri untuk memeriksa masalah di mobil saya. Saat tiba di Bengkel Bang Heri yang terletak di Desa Blang Asan Kota Sigli, saya menceritakan masalah yang terjadi di mobil saya. Bang Heri langsung mengambil peralatan kerjanya dan membuka box di bagian bawah stang mobil saya. Dia pun mulai bekerja menjadi penyebab permasalahan tersebut. Sekitar pukul 5 sore mobil saya telah selesai di perbaiki oleh Bang Heri. Saat saya mencoba menghidupkan alat pemutar musik, alat pemutar musik tersebut sudah kembali hidup.

Kemudian saya menyerahkan uang sebanyak 50.000 rupiah atau 20 STEEM (sesuai permintaannya) sebagai jasa dalam memperbaikinya masalah yang timbul di alat pemutar musik di mobil saya tersebut. Kemudian saya segera melaju ke masjid Al Falah Kota Sigli yang terletak di tengah-tengah Kota Sigli untuk menunaikan sholat Ashar. Setelah itu saya langsung pulang. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di rumah saya di desa Meunasah Raya, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya. Tapi saat baru menempuh perjalanan sekitar 15 menit, hujan turun sangat deras sehingga saya harus mengurangi kecepatan kendaraan.

Sampai tiba di rumah, hujan masih turun dengan sangat deras, saat itu jam menunjukkan pukul 18.35 sore. Saya segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan kemudian menyantap makan malam. Sampai malam tiba kegiatan saya hanya di rumah saja bermain bersama anak-anak, Sekitar pukul 9 malam saya beranjak ke kamar tidur untuk bermain dengan ibu anak-anak...😀😀😀😀

Kami bergabung dalam tim Aceh-Indonesia yang terdiri dari saya sendiri sebagai leader, @muzack1, @ernaerningsih, @lord-geraldi dan @p3d1.