The Diary Game Season 3 || Better Life || Selasa, 18 Mei 2021 || Selamat Pagi Hujan
Hai teman steemian, saya doakan semoga teman-teman selalu dalam keadaan sehat.
Atap rumah saya bernyanyi dengan merdu, nada alam memperbaiki kenyaman rumput liar. Alkisah pagi itu alam mengedit hari dengan menyirami alam yaitu hujan dan adakala saya di bangunkan oleh hujan pagi itu.
Pukul 6 pagi sejak saya disadarkan oleh alam sudah lama membasahi bumi, buktinya terlihat beberapa pohon tampak segar seolah-olah mereka sedang keramas. Saya sangat malas untuk membuka mata, antara antara sadar dan tidak sadar saya ikut menikmati nada hujan pagi.
Mayoritas orang jika hujan dari malam hingga subuh sangat malas untuk bangun, buktinya jika kita buka media sosial sahabat menulis status "Malas bangun, mau kerja tapi bawaannya ingin menarik selimut melulu” dan sebagainya.
Namun itu hal yang dilakukan sesuai dengan perintah si alasan, karena menurut dokter tidur menjelaskan pulasnya tidur saat hujan turun terkait erat dengan kenyamanan. Ingat, pengetahuan dasar tentang tidur yang sehat dan nyaman dilakukan dalam kondisi ruangan gelap dan sejuk.
Dalam ilmiah mengatakan, untuk tidur nyaman manusia membutuhkan white noise alami. Banyak asumsi yang beredar jika mimpi adalah indikator tidur yang kurang berkualitas. Sebenarnya ini sangat keliru, karena saat kita tidur pulas pasti bermimpi empat hingga enam kali, tergantung mimpinya berkesan atau tidak.
Tergantung juga dengan mimpi yang berisi aktivitas kita sehari-hari, ini merupakan mimpi yang kurang berkesan dan cenderung tidak dramatis. Mimpi yang dramatis dan yang mudah kita ingat saat terbangun yaitu seperti bermimpi tentang mantan pacar.
Jika bermimpi bersama mantan, maka kita akan mengingat lalu bisa jadi bahan untuk menceritakannya kepada sahabat. Sungguh bahagia jika bermimpi tentang mantan.
Pagi itu saya tidak ingin berlarut tentang mimpi, namun saya mencoba bangun dan menuju ke halaman belakang rumah untuk memberi pakan anak ayam. Dengan bermodal payung dan sandal, langkah saya terasa dingin ketika air memegang kaki saya.
Hujan begitu awet, kebiasaan dari masyarakat hal yang awet-awet selalu dikaitkan dengan bahan kimia seperti boraks, pengawet atau tawas. Akan tetapi hujan pagi itu saya tidak mengatakan bahwa hujan yang di awetkan, karena itu murni kuasa Tuhan.
Rintik demi rintik telah disambut oleh bumi, tidak ada tanda-tanda akan berhenti. 5 jam sudah berlalu, aku hanya duduk, ngopi dan merenung di pagi itu, karena tidak ada aktivitas yang bisa saya lakukan.
Hujan sudah mulai reda, notifikasi smartphone menyambut dengan nada getar. Saya melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, namun karena hari ini ada acara masak-memasak gulai kambing maka saya menuju ke lokasi tkp sesuai arahan di notifikasi smartphone saya.
Saya telah tiba di desa Seunebok Lhong, salah satu desa penghasil jeruk di Aceh Barat Google Maps. Saya melihat teman-teman saya sudah berkumpul, kambing yang hendak di jatuhkan terlihat di pegang oleh pohon dengan menggunakan tali. Untuk menghemat waktu, sebilah parang tajam di andalkan untuk memotong leher kambing.
Sekitar 20 menit saya dan teman-teman menguliti kambing, memutilasi kambing secara syariah pun kami lakukan. Karena waktu sudah semakin siang maka kami berbagi tugas, sebagian menguliti kambing dan sebagian lagi berlanja kebutuhan gulai, seperti bumbu dan labu air.
Siang itu saya bertugas untuk berlanja di pasar. Berdua dengan sahabat, saya memacu kendaraan menuju ke salah satu pasar induk Bina Usaha di ibukota Aceh Barat yaitu Meulaboh Google Maps. 30 menit saya berkendara dan 10 saya menunggu bumbu yang digiling, 5 menit saya berbelanja keperluan lain serta 30 menit lagi saya gunakan untuk pulang.
Pukul 1.40 siang saya telah tiba di lokasi di salah satu pantai Suak Geudebang. Saya melihat teman-teman sedang sibuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk memasak kuah beulangong, mulai dari api, membersihkan kambing dan ada juga bagian dokumentasi.
Pukul 3.30 sore, kuah beulangong yang di tunggu-tunggu akhirnya matang. Hati yang gembira membuat perut semakin tidak bersabar, nasi dan parutan timun telah di siapkan, hingga akhirnya saya menunggu giliran sendokan keras dari kuah beulangong tersebut. Disitu kegembiraan dan keceriaan kami habiskan hingga petang.
Pukul 6 sore saya telah tiba dirumah, badan saya terasa sangat lelah dan panas, mungkin ini efek dari kuah beulangong. Mata yang sangat ingin terlelap tidak sanggup saya bendung, setelah membersihkan tubuh, akhirnya saya tertidur.
Pukul 8.30 malam saya dibangunkan oleh suara smartphone yang berdering, telpon dari seorang teman yang mengajak saya untuk menjelajah malam itu. Lalu saya bersiap-siap dan menuju ke salah satu warung kopi di ibukota Aceh Barat yaitu Meulaboh Corner. Di warung tersebut saya dan teman-teman menghabiskan waktu hingga larut malam.
Sekian cerita saya, terima kasih yang telah membaca tulisan saya dan terima kasih yang telah mendukung postingan saya.
Salam hormat,
@agunng
This post has been rewarded by @steemcurator08 with support from the Steem Community Curation Project.
Follow @steemitblog to get info about Steemit and the contest.
Anroja