LAKSAMANA KEUMALAHAYATI
PART 2
Jenjang Pendidikan Keumalahayati
Keumalahayati Sebagai anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga petinggi istana Kerajaan Aceh—karena ayah dan kakeknya sebagai Lasamana di Kerajaan Aceh—tentu sejak dari kecil hingga remaja Keumalahayati dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Sebagaimana yang sudah menjadi tradisi masyarakat Aceh di zaman kesultanan dulu, setiap anak-anak lebih dulu ditempa dengan pendidikan agama Islam dayah-dayah (pesantren) yang ada ketika itu. Demikian pula Keumalahayati, sejak dari kecil ia sudah belajar ilmu agama Islam yang kemudian membentuk dirinya menjadi seorang muslimah yang tangguh.
Haslinda,2011dalam bukunya: “Perempuan Bercahaya dalam Lintasan Sejarah Aceh” Dalam banyak literatur disebutkan Keumalahayati pernah mendapatkan pendidikan khusus kemiliteran di sebuah perguruan Militer Kerajaan Aceh, namun tidak jelas pada usia keperapa Malahayati masuk perguruan Militer itu. Perguruan Militer dimaksud bernama “Baitul Maqdis”. Perguruan kemiliteran ini didirikan khusus di Kerajaan Aceh Darussalam atas kerja sama Kerajaan Turki Usmaniyah pada waktu pemerintahan Sultan Salim II. Di perguruan Militer ini banyak melahirkan perwira-perwira angkatan pertahanan Kerajaan Aceh yang tangguh, terutama angkatan pertahanan laut yang sangat disegani oleh bangsa luar.
pusat pendidikan Militer “Baitul Maqdis”
wikimapia.org
Kerajaan Aceh Darussalam saat itu para pengajarnya terdiri dari perwira-perwira yang didatangkan dari Turki Usmaniyah. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan Aceh dengan Turki Usmani telah terjalin dengan baik jauh sebelum Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) berkuasa di Kerajaan Aceh Darussalam. Keterangan lain menyebutkan, malah hubungan diplomasi Kerajaan Aceh dengan Turki Usmaniyah telah berlangsung sebelum pemerintahan Sultan Alaiddin Riayat Syah Al-Mukammil (1585-1604 M). Periode Al-Mukammil ini merupakan rintisan tahapan kedua setelah hubungan Aceh dengan Turki Usmani dirintis oleh sultan-sultan sebelumnya. Hingga hubungan diplomasi Aceh dengan kerajaan Turki Usmani terus berlanjut masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yang ditandai dengan simbul hubungannya melalui “Meuriam Lada Sicupak”.
REPUBLIKA.co.id
kerja sama menghidupkan perguruan kemiliteran “Baitul Maqdis” antara Kerajaan Aceh Darussalam dengan kerajaan Turki Usmaniyah sudah berlangsung sebelum Sultan Alaiddin Riayat Syah berkuasa di Kerajaan Aceh. Karena bila perguruan Militer “Baitul Madis” dibangun di Kerajaan Aceh dengan kerja sama Turki Usmani pada masa Sultan Salim II, maka menurut H. M. Zainuddin (2011: 375) yang dimaksud Sultan Salim II adalah Sultan Selim Sani Khan yang Pemerintah Turki Usmaniyah 1566-1574 M.
islamic-99-community.blogspot.com
Sedangkan Sultan Alaiddin Riayat Syah Al-Mukammil berkuasa di Kerajaan Aceh Darussalam 1585-1604 M. Dari angka tahun pemerintahan Sultan Salim II dengan pemerintahan Al-Mukammil di Aceh menunjukan bahwa 30 tahun sebelum naiknya Al-Mukammil menjadi Sultan, di Aceh sudah ada perguruan Militer yang bernama “Baitul Maqdis”.
Benarkah Demikian?......