Ini Dia Mata Uang Yang Digunakan oleh Masyarakat Nusantara Sebelum Indonesia Merdeka...

in #history7 years ago (edited)

Hi Dear Steemians,

Mengingat situs Steemit ini berhubungan dengan UANG atau Crypto Currency, maka sebagai langkah awal saya akan menulis satu artikel dengan kategori uang, dan siapa tau dengan postingan ini pula saya bisa dapat banyak uang...Aminkan donk...hehehe

Uang Dirham.jpg

Oh ya teman-teman Steemian. Kalian pernah terbayang gak, kira-kira apa sich yang dipergunakan oleh nenek moyang kita setelah zaman pra-sejarah, namun sebelum negeri ini (Indonesia) merdeka sebagai alat pembayaran sehari-hari?

Tentu kehidupan saat pra-kemerdekaan punya beberapa fase, mulai dari fase zaman saat masih maju-majunya kerajaan di nusantara maupun fase zaman pendudukan Belanda dan Jepang (masa kolonial).

Mungkin hampir semua diantara kita sudah tau, bahwa di zaman kerajaan pun kehidupan masyarakat di Nusantara pada masa itu, peradabannya sudah cukup maju. Hal itu terbukti dengan banyak ditemukannya benda-benda sejarah, yang dibeberapa tempat masih tersimpan dengan baik hingga saat ini, diantaranya adalah uang logam (coin).

Tentu, bila mengacu ke hal tersebut, maka bisa dipastikan bahwa pada zaman itu nenek moyang kita tidak lagi hanya melakukan barter barang, saat melakukan transaksi jual-beli.

Nah, teman-teman Steemian. Ternyata di tiap zaman itu, masing-masing memiliki mata uang tersendiri. Di zaman kerajaan misalnya, mata uang yang berlaku saat itu dikeluarkan secara resmi oleh pihak kerajaan, sementara di jaman penjajahan mata uang juga dikeluarkan oleh pemerintah kolonial yang berkuasa ketika itu.

Lalu apa saja nama-nama mata uang yang sempat beredar dari masa ke masa di Nusantara ini? Berikut ulasannya untuk kalian semua.

ZAMAN KERAJAAN:

1. Masa (Ma), Atak dan Kupang (Ku)

Ma adalah mata uang resmi yang berlaku pada jaman Kerajaan Mataram Kuno, yang berkembang sekitar tahun 850 M. Kerajaan ini menggunakan koin-koin emas dan perak berbentuk kotak sebagai alat tukarnya ketika itu.
Koin-koin Kerajaan Mataram setidaknya memiliki 3 (tiga) satuan berbeda, dimana nominal paling besarnya adalah Masa ( Ma), dengan berat 2,4 gram. Sementara dibawah Ma adalah “Atak”, yang beratnya sebesar 1,2 gram. 1 Atak setara dengan ½ Ma. Sementara satuan dibawahnya lagi disebut Kupang (Ku), dengan berat 0,6 gram. Jadi 1 Ku setara dengan 0,5 Atak.

2. Kepeng

Kepeng adalah mata uang resmi Kerajaan Jenggala yang berkuasa di wilayah timur Pulau Jawa, yang masa kejayaannya sekitar tahun 1042 – 1130 M. Mata uang ini juga terdiri dari koin-koin emas dan perak.

3. Tahil
Keberadaan uang di Indonesia pun tidak terlepas dari pengaruh sebuah kerajaan digdaya di nusantara, yakni Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini berdiri pada 1293 – 1500 M, setelah keruntuhan Singosari dan Kediri.

Meski sempat menggunakan mata uang Masa (Ma), seperti halnya Kerajaan Mataram Kuno, kerajaan ini juga memiliki satuan mata uang sendiri, yaitu Tahil yang juga terbuat dari koin emas.

4. Dirham

Pasca berakhirnya kekuasaan dan runtuhnya beberapa Kerajaan Hindu di Indonesia, zaman pun berganti menjadi Kerajaan Islam. Salah satu kerajaan islam di Nusantara yang memiliki mata uang sendiri adalah Kerajaan Samudera Pasai, yang terletak di Aceh Utara saat ini. Adapun mata uang Kerajaan Samudera Pasai itu sendiri dinamakan Dirham.
Adalah Sultan Malik Al Zahir yang mempelopori pengeluaran mata uang Dirham di Samudra Pasai, yang dilakukan pada tahun 1297 hingga 1326, dimana pada mata uang tersebut didominasi oleh tulisan arab dengan nama Malik al Zahir dan Sultan al Adul di sisi yang lain.
Kurs mata uang Dirham pada saat itu nilainya adalah:

  • 1 Real Spanyol = 16 Dirham; dan
  • 1 Silling Inggris = 5 Dirham.
    Dikisahkan, Dirham Samudra Pasai memiliki kadar emas hingga 70% dan 22 karat.

5. Kampua

Bila kerajaan-kerajaan lain di nusantara menggunakan koin emas dan perak sebagai alat tukar, namun berbeda halnya dengan Kerajaan Buton. Kerajaan ini memberi warna tersendiri pada sejarah Indonesia.

Mata uang Kerajaan Buton terbuat dari bahan kain tenun dan dinamakan dengan Kampua. Ia terbuat dari sehelai tenunan persegi panjang yang menurut cerita ditenun oleh puteri-puteri istana. Canggihnya lagi, untuk mengantisipasi pemalsuan maka corak dan desain Kampua dibuat berbeda setiap tahunnya.

6. Kasha

Mata Uang Kasha adalah mata uang resmi Kesultanan Banten, yang dibuat pada 1550 – 1596 M, berbentuk koin emas yang sarat akan pengaruh Cina pada desainnya dan pengaruh Arab pada ukirannya. Selain dari emas, koin-koin Kasha juga ada yang terbuat dari tembaga dan timah.

7. Jingara

Jingara ada mata uang resmi dari Kerajaan Makassar, yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Dalam pembuatannya Jingara menggunakan campuran timah dan tembaga sebagai bahan utamanya.

8. Picis

Picis adalah mata uang yang dipergunakan pada masa Kesultanan Cirebon. Konon mata uang Picis ini dibuat dengan bantuan seorang Cina. Picis ini terbuat dari timah tipis dan oleh karenanya mudah pecah.

ZAMAN PENJAJAHAN:

1. Gulden

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah pihak yang cukup berperan dalam perkembangan Perekonomian Indonesia di masa penjajahan Belanda. Dalam kegiatan perekonomian di nusantara, VOC menyebarluaskan penggunaan mata uang Gulden Hindia-Belanda untuk transaski sehari-hari.

2. Dolar

Dolar adalah mata uang lainnya selain gulden, yang digunakan khususnya di wilayah Sumatra dan Jawa pada masa pendudukan Belanda di Nusantara. Dolar Sumatra dan rupiah Jawa, keduanya hanya bertahan sampai tahun 1824 Masehi sebagai alat tukar, hal ini disebabkan karena pemerintah kolonial Belanda menegaskan penggunaan gulden sebagai mata uang resmi pada masa itu.

3. Dai Nippon Teikoku Seihu

Dai Nippon Teikoku Seihu adalah mata uang resmi yang berlaku di Nusantara pada masa pendudukan Jepang. Meski sempat menggunakan Gulden peninggalan Belanda, yang dimodifikasi dengan menambah tulisan “De Japansche Regering” (“pemerintah Jepang”), namun beberapa saat kemudian Pemerintah Kolonial Jepang akhirnya mengeluarkan mata uang Dai Nippon Teikoku Seihu sebagai alat transaksi resmi mereka.

4. Rupiah Hindia-Belanda

Selain Gulden Hindia-Belanda dan mata uang Jepang (Dai Nippon Teikoku Seihu), mata uang lain yang pernah beredar dalam masa pendudukan Nusantara adalah mata uang rupiah Hindia-Belanda. Mata uang ini diperkenalkan di tahun 1944, namun hanya bertahan 1 (satu) tahun karena terdampak Perang Dunia II.

Itulah teman-teman Steemian beberapa jenis mata uang yang sempat beredar dan dimanfaatkan oleh masyarakat Nusantara, sebelum lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gimana, cukup banyak bukan?
Setelah Indonesia merdeka, baru kemudian pada 26 Oktober 1946 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Oeang Repoeblik Indoneisa (ORI), sebagai cikal-bakal Rupiah yang kita gunakan hari ini.

Semoga postingan ini bermanfaat, setidaknya dapat menambah pengetahuan teman-teman sekalian yang belum tahu akan sejarah bangsa kita.

Jangan lupa VOTE dan koreksinya bila ada yang keliru dengan meninggalkan pesan di kolom komentar di bawah ini.[AJL]

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://andryngebluss.blogspot.com/2014/10/sejarah-uang-indonesia-dari-ma-hingga.html

@minnowpond1 has voted on behalf of @minnowpond. If you would like to recieve upvotes from minnowpond on all your posts, simply FOLLOW @minnowpond. To be Resteemed to 4k+ followers and upvoted heavier send 0.25SBD to @minnowpond with your posts url as the memo