Puisi #end : berakhir dengan...

in #freewriting6 years ago

image
Sumber gambar : https://www.madjongke.com/2018/02/cara-ampuh-agar-pacar-segera-melamar-dan-menikahimu.html?m=1

Aku masih membereskan beberapa pakaian ku di kamar. Aku merapikan beberapa pakaian kedalam koper ku. Sebenarnya memang berat untuk meninggalkan tempat senyaman ini. Orang-orang disini terlalu baik dan pekerjaan disini juga sudah sangat menjanjikan bagi karir ku. Tapi menjelang operasi kondisi bapak ku semakin buruk. Dan ibuku juga sudah terlalu tua jika harus bolak balik Blora-Semarang.
"Mbak Amara" ucap Tina yang berdiri di depan pintu kamar ku. Kemudian masuk dan duduk diatas kasurku "Mbak Amara jadi pindahan?" .
"Iya, tapi gak sekarang. Aku cuma beres-beres beberapa barang yang udah gak kepakek" ucapku sambil melipat pakaian.
"Kenapa pindah sih mbak?"
"Ya karena memang harus pindah. Mau gimana lagi?"
"Gak seru tahu kalau ada mbak Amara. Apalagi disini mbak Amara yang paling dewasa, nanti kalau mbak Amara pergi anak-anak pada aneh-aneh"
"Hmmm bahas usia deh"
"Bukan Gitu. Disini mbak Amara yang paling dewasa dan paling lama tinggal di kostan. Jadi setiap teguran mbak Amara tuh lebih didengarin ketimbang aku"
"Padahal aku jarang negur, malah kamu yang sering negur mahasiswa apalagi yang Maba"
"Ya gimana lagi. Lagian mereka aneh-aneh ada yang suka ngomong keras-keras padahal jam istirahat. Ada juga cowok yang bertamu nyampek jam 12 malam. Awas aja kalau sampai ada cowok nginep"
"Kamu tuh jangan galak-galak jadi cewek"
"Aku gak galak mbak. Aku gak bakal marahin kalau enggak mereka sendiri yang kelewatan"
"Iya, iya aku tahu kamu baik. Tapi sayangnya orang-orang sini pada gak nyaman sama kamu"
"Bodo amat"
"Kalau nanti dirumah jangan lupa sama aku loh. Jangan sampai mbak Amara lupa nggak ngasih kabar ke aku"
"Iya iya apa lagi?"
"Jangan sampai mbak Amara nikah tanpa ngundang aku!"
"Iya tuan putri"
"Ahh bakal kangen sama kamu mbak" ucap Tina yang kemudian memeluk ku dari belakang. Aku tahu diantar semua orang yang ada disini cuma Tina yang merasa kehilangan diriku.

Tepat pukul 12.00 aku sudah berada di kantor. Hari ini adalah hari terakhir ku bekerja. Banyak karyawan kantor yang menyapaku. Aku juga mulai membereskan barang-barang yang ada dimeja kerja.
"Siang mbak Amara" ucap pak Karman Cleaning Service Yang selalu membantu ku.
"Ah iya pak, gimana pak?"
"Nggak papa mbak, saya denger mbak Amara resign dari kantor"
"Iya pak, hari ini juga hari terakhir saya kerja"
"Kenapa resign mbak? Kalau boleh tahu alasannya"
"Bapak saya sakit pak. Mungkin ini sudah waktunya saya untuk berbakti dengan orangtua"
"Oh gitu mbak, kalau begitu saya doakan semoga bapaknya mbak Amara cepet sembuh. Mungkin mbak Amara harus pamitan sama Karyawan dikantor dan pak Haidar mbak"
"Iya pak pasti saya pamitan sama temen-temen"
Aku melanjutkan sesi pamitan dengan karyawan kantor yang lain. Akhir-akhir ini semua orang baik padaku. Dan membuat ku sangat nyaman dikantor.
Padahal dulu aku sungguh tidak betah dikantor apalagi setelah mbak Nita resign dan pak Haidar juga sering memberikan banyak projek padaku. Ah ya aku harus pamitan dengan pak Haidar.
Tok tok.. suara ketukan pintuku.
"Masuk"
"Permisi pak Haidar" ucapku dengan senyuman.
"Iya ada apa?"
"Permisi pak, mohon maaf sebelumnya maksud saya datang ke ruangan pak Haidar. Saya ingin..."
"Pamitan?" Ucap pak Haidar yang menebak benar.
"Iya pak maksud saya begitu"
"Kamu nggak sayang sama karier kamu?"
"Saya lebih sayang orang tua saya pak"
"Baiklah. Saya paham itu, saya sangat berterimakasih padamu. Pekerjaan mu selama dikantor ini sangatlah bagus"
"Itu semua juga berkat bantuan karyawan yang lain pak"
"Iya, bagaimanapun saya sangat berterima kasih padamu. Saya sangat minta maaf jika saya Belum bisa menjadi pemimpin yang baik untukmu"
"Saya juga minta maaf jika saya punya salah sama bapak"
"Terima kasih atas kerjasamanya selama ini Amara. Sukses untuk kariermu kedepannya"
"Iya pak, saya pamit ya pak"

Aku membawa satu kardus yang berisikan peralatan pribadi ku. Kalau sudah berpisah seperti ini rasanya waktu berjalan dengan cepat.
"Hei butuh bantuan?" Ucap seseorang dari belakang.
"Oh hei. Nggak usah gak berat kok"
"Beneran tapi aku nggak bisa biarin cewek bawa sesuatu dan aku gak bantuin sama sekali" ucapnya dan langsung mengambil kardus yang aku bawa.
"Ah Rino. Kamu selalu saja seperti ini"
"Udah biarin, lagian kamu lebih enak kan. Ayok buruan ke mobil"
Aku dan Rino tetap menjadi teman akrab. Setelah beberapa waktu lalu aku menolak lamarannya. Tapi dia tidak membenciku sama sekali, dia tetap menjadi orang yang baik. Padahal sudah ku tawarkan padanya untuk menjauhiku namun dia bilang "aku tak bisa menjauhi mu, kamu adalah puisiku. Meskipun sekarang yang ku tulis hanyalah luka Dan kesedihan. Tapi ijinkan aku untuk tetap bersamamu sampai aku menemukan seseorang. Yang membuatku menulis kata indah yang membahagiakan"
Setelah itu, kami masih bersahabat awalnya memang canggung tapi dia sering memarahi ku jika aku bersikap seperti itu kepadanya.

"Habis ini mau kemana lagi?"
"Ke toko mainan bayi yuk! Aku dengar bulan lalu mbak Nita melahirkan anak cewek. Aku mau main ke rumahnya mbak Nita sekaligus pamitan juga"
"Oke"

Suara adzan magrib berkumandang, semoga kedatangan ku dan Rino tidak menggangu si bayi kecil dan kedua orangtuanya.
"Assalamualaikum mbak Nita" ucapku
"Wa'alaikumsalam Amara!"
"Mbak Nita!"
Kamipun berpelukan karena sudah hampir satu tahun lebih kami tak bertemu.
"Kesini sama siapa?"
Tanpa aku menjawab mbak Nitapun sudah paham hanya dengan melihat sosok orang yang ada masih berdiri disampingku.
"Oh sama Rino ya? Jadi kalian mau nikah?"
"Enggak mbak Aku sama Rino cuma temen"
"Oh kirain"
Akhirnya kami mengobrol bersama bercerita ngalur ngidul nggak jelas. Hingga gak kerasa udah jam 20.30 akhirnya kami berpamitan. Menyenangkan sekali bisa berkunjung ke rumah mbak Nita, apalagi dengan adanya baby baru jadi tambah seru.

"Besok kamu mau dijemput jam berapa?"
"Jemput jam 12.00 aja soalnya keretaku berangkat jam 13.00 sambil bawa beberapa koper gakpapa kan No?"
"Gakpapa santai saja kalau sama aku. Hati-hati dijalan besok dan titip salam buat bapak ibu"
"Iya pasti, kamu juga hati-hati disini. Dan segera cari pasangan biar kamu ada temen makan siang"
"Iya, kamu juga jangan terlalu lama menunggu nanti makin tua loh"
"Ah bisa aja kamu"
Kamipun berpisah di teras depan kostan ku. Aku menuju kamar dan merasakan hangatnya kasur untuk terakhir kalinya. Hingga tak sadar aku terlelap langsung diatas kasur ini. Padahal dulu aku sempet protes ke ibu kostan kalau kasur ini kurang empuk.

Esoknya sesuai janji Rino mengantarkan ku ke stasiun. Aku hanya membawa 2 koper untuk pulang. Sementara beberapa barang ku masih sengaja ku tinggalkan disana. Keberangkatan keretaku sekitar satu jam lagi. Rino menemani ku hingga kereta berangkat. Hingga ada suara dering telpon dari ponsel Rino. Diapun meminta ijin untuk mengangkat dan berpindah ke tempat yang lebih tenang. Aku menunggu kembali, lebih baik aku bermain game saja dengan ponselku.
Saat sedang fokus dengan game, sepertinya ada seseorang yang menghampiri ku kali ini.
"Hai kak sudah lama kita tak bertemu" suara itu nampak tidak asing bagiku. Seketika aku langsung mendongakkan kepala ku.
"Kevin!" Ucapku, sontak saja aku langsung berdiri karena tak percaya sekarang dia ada didepan ku.
"Hai, syukurlah kakak tak melupakan ku. Sudah berapa lama kita tak bertemu?"
"kenapa kamu bisa datang ke sini?"
"Kakak gak pernah berubah ya? Setiap aku nanya kakak selalu nanya balik"
"Jawab dong Vin, kamu bisa kesini gimana?"
"Ada seseorang yang mengabari ku jika kakak akan pergi dari Semarang. Jadi ku putuskan untuk menemui kakak"
"Kenapa baru sekarang kamu menemui ku?" Ucapku sungguh kesal.
"Maafkan aku kak, aku pikir sangat mudah jika pulang ku bisa langsung menemui mu tapi ternyata sungguh sangat susah. Aku harus mengumpulkan keberanian ku untuk menemui kakak"
"Apa maksudmu? Apakah aku se-menyeramkan itu"
"Bukan. Tapi yang ku takutkan adalah ketika menemuimu. Kakak sudah bersama orang yang kakak cintai. 2,5 tahun ku lalui tanpa kakak aku pikir aku tidak apa-apa tapi ternyata hatiku masih tertinggal disini"
"Tapi kenapa? Cuma itu saja alasan mu untuk tidak menemuiku?"
"Tapi sekarang aku telah menemui kakak"
"Tapi kenapa sekarang?"
"Beberapa hari yang lalu aku telah menemui kak Rino, aku berniat untuk memberikan pesan untuk tidak menyakiti mu dan terus menjaga kakak. Tapi, kak Rino berkata jika kakak telah menolak lamarannya. Kakak tengah menunggu seseorang. Dan aku ingin memastikan itu sekarang. Kak jujurlah apakah orang itu adalah aku?"
Aku tak mampu menjawab apapun. Rasanya sulit sekali berkata iya. Hingga aku tak sadar jika air mataku Terjatuh.
"Kamu adalah orang yang paling sering membuat ku menangis Kevin"
"Kakak juga adalah orang yang membuat ku menyesal dengan keputusan ku sendiri. Tapi jika ada kakak disampingku, aku yakin aku tak akan menyesali apapun. Sekarang jujurlah kak, aku menunggu hal itu"
"Kamu adalah orang yang selalu menentang pendapat ku. Kamu adalah orang yang biasanya mengganggu ku dan melibatkan ku dalam masalah. Tapi kamu adalah orang yang selalu membuatku khawatir, selalu membuatku terlihat lemah, kamu adalah orang yang selalu membuat ku sangat rindu. Aku tidak tahu sejak kapan perasaan ini muncul padaku, kehilanganmu sama dengan kehilangan semangat hidupku. Jadi berjanjilah padaku untuk tidak kemana-mana lagi"
Dengan lembut Kevin menghapus air mata yang jatuh ke pipiku. Aku merasakan sentuhan jarinya yang sangat hangat.
Kevin tersenyum
"melawan persepsi orang-orang ternyata sulit juga. Jika aku melakukan itu sendirian sepertinya aku tak bisa. Aku tetap membutuhkan seseorang. Yang mungkin sama keras kepalanya dengan ku. Dan aku membutuhkan kakak"
Tangisan ku sudah semakin deras, hingga aku tak tahu harus bagaimana harus merespon kata-kata dari Kevin.
"Dalam 2,5 tahun ini aku berusaha untuk membuktikan bahwa aku layak mendampingi kakak. Aku tak ingin menunda apapun, kak Will you marry me?" Ucap Kevin yang kemudian dia berjongkok dihadapan ku dengan menyodorkan sebuah cincin dengan mata berlian yang cukup sedang.
Secara otomatis perhatian semua orang di stasiun tertuju pada kami.
"Aku tahu kak, jarak diantara kita tak bisa diubah. Tapi percayalah aku tak akan membuat itu menjadi masalah. Kakak tetap menjadi diri kakak, akupun begitu. Jarak ini tak akan membuat kita terlihat berbeda. Tapi malah membuat kita terus bersama, aku ingin meyakinkan kakak. Will you marry me?"
Suasana stasiun semakin pecah, banyak sorakan orang yang berkata "terima!!" Ada juga yang hanya menyoraki kami saja. Kali ini aku merasa benar-benar berada dalam sebuah drama.
"Yes I Will"
Tanpa berkata apapun Kevin lalu memasangkan cincin itu ke jari manis ku, kamipun berpelukan sangat erat. Teriakan orang-orang mengalahkan speaker layanan stasiun yang terus berbunyi menginformasikan kedatangan kereta.
Dari jauh nampak Rino terus mengamati kami, dia tersenyum bahagia melihatku. Tak ada rasa sakit hati sedikit pun yang kulihat dari ekspresi wajahnya.
Kevin pun melambaikan tangan pada Rino, dan Rino menyambut lambaian tangan itu dengan anggukan kepala. Yang mengisyaratkan bahwa dia juga setuju.

  • jarak -
    Mungkin hanya asumsi ku saja
    Jika adanya jarak membuat kita terpisah
    Berpisah karena kita berbeda
    Tapi kali ini...
    Jarak yang tadinya antara kamu dan aku
    Kini yang ada hanyalah kita
    Jarak begitu jauh yang kurasa
    Tapi kini yang ada hanyalah kedekatan.
Sort:  

puisi yang bagus. saya senang menbacakanya

Posted using Partiko Android

puisi yang bagus. saya senang menbacakanya

Posted using Partiko Android

Thank you so much for sharing this amazing post with us!

Have you heard about Partiko? It’s a really convenient mobile app for Steem! With Partiko, you can easily see what’s going on in the Steem community, make posts and comments (no beneficiary cut forever!), and always stayed connected with your followers via push notification!

Partiko also rewards you with Partiko Points (3000 Partiko Point bonus when you first use it!), and Partiko Points can be converted into Steem tokens. You can earn Partiko Points easily by making posts and comments using Partiko.

We also noticed that your Steem Power is low. We will be very happy to delegate 15 Steem Power to you once you have made a post using Partiko! With more Steem Power, you can make more posts and comments, and earn more rewards!

If that all sounds interesting, you can:

Thank you so much for reading this message!

Congratulations @riskiwahyuni! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

SteemitBoard - Witness Update
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!