Sebuah Puisi ; Kepalaku Pengelana

in #freewriting7 years ago

Halo..
Lama tidak bermain di sini.. Apa kabarnya kalian?
Do you miss me? Hahaha

Sore ini tiba-tiba rasanya kangen sekali menuliskan kata-kata random seperti kebiasaan waktu kuliah dulu. Ya sudah lumayan lama kegiatan ini tidak saya lakukan. Dulu sepertinya kata-kata mengalir lancar begitu saja setiap kali melihat sesuatu yang baru. Terutama jika sudah berkumpul dengan teman-teman yang punya kebiasaan sejenis. Bisa dibilang waktu itu saya tergabung dalam sebuah komunitas yang di dalamnya terdapat orang-orang pecinta puisi. Seringkali kami di sebut pujangga kesasar. haha.. nanti deh kapan-kapan saya cerita tentang komunitas ini.

Well, mencoba kembali menulis kata-kata itu kok ya rasanya jadi agak-agak kaku gitu ya..
Tapi gapapa lah, mungkin ini pemanasan dan butuh dilakukan lebih rutin lagi..
Ini tulisannya yang saya sebut sebagai puisi sore :

Kepalaku seringkali berkelana lebih jauh dari seharusnya.
Kadang ia mengunjungi janji-janji yang tak pernah ditepati dan tersimpan manis dalam lemari kaca.
Kadang ia menerabas lorong-lorong waktu yang memiliki puluhan dimensi.
Atau menjelajah kata-kata yang kadang membuatku terhenyak untuk kemudian menariknya kembali pulang.

Ada kalanya ia pergi membeli jagung rebus di dekat kaki gunung.
Lalu memipilnya biji demi biji di atas sebuah batu tua yang ada pohon trembesi di sebelahnya.
Tempat burung-burung menaruh sarang tanpa takut terserang gelombang.

Kepalaku seringkali lebih gaduh dari sebuah pasar malam.
Dari riuhnya tepuk tangan para penonton.
Silih berganti dengan pedagang permen dan gula-gula kapas.
Di tengah purnama yang lebih terang dari kegigihan cinta kita.

Kepalaku masih sering berkelana.
Bahkan ketika kata-kataku tercerabut dari akarnya.
Bergiliran mendatangi satu per satu prasangka yang kemudian membuatnya marah-marah sendiri dan hilang dalam keheningan.

Kepalaku kadang menipu.
Disembunyikan pertanyaan-pertanyaan itu di balik senyum manis dan mataku.
Padahal di dalamnya, ia sedang memporak-porandakan sesuatu yang menjadi milikku, kewarasanku.

Terima kasih ya sudah membaca..

Salam,
@larasayu

Sort:  

Kalau sekarang sering dapat inspirasi dari toilet ya mbak, hehe