tahap produksi film
ahap Produksi Film
14movieDalam pembuatan film Produksi, berjalan dalam tiga tahap diantaranya:
Pra-produksi:
Persiapan perekaman dilakukan, yaitu ketika pemeran dan crew film dipekerjakan, lokasi dipilih, dan latar dibangun. Ini juga tahapan ketika ide film diciptakan, hak buku/naskah dibeli, dll.
Produksi-Elemen mentah untuk film akhir direkam.
Pasca-produksi Film disunting: suara (dialog) produksi sekaligus disunting (namun terpisah), runut musik (dan lagu) diubah, dipentaskan dan direkam, jika film tersebut butuh musik efek suara dirancang dan direkam efek visual grafis komputer lainnya ditambahkan secara digital, semua elemen suara dicampurkan menjadi stem, kemudian sistem dicampurkan dan disejajarkan dengan gambar dan film tersebut akhirnya selesai. (“terkunci”).
TAHAP PRA PRODUKSI
A. ANALISIS IDE CERITA
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya. Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain: Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan, Cerita rakyat atau dongeng, Biografi seorang terkenal atau berjasa, adaptasi dari cerita di komik, cerpen, ataunovel.Dari kajian musik, dll.
B. MENYIAPKAN NASKAH SKENARIO
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.
C. ME REKRUT PEKERJA FILM ( CREW )
Menyeleksi crew dari tiap departemen.
Menentukan crew dari hasil show reel (report produksi). Menetapkan komposisi crew berdasarkan anggaran. Menyusun tim produksi.
a. Tim Non Artistik yang meliputi : Producer, Executive Producer, Line Producer,Production Manager dan Unit Manager.
b. Tim Artistik yang meliputi: Sutradara, Asisten Sutradara dan Pencatat Skrip Penata Kamera, Asisten Kamera dan Still Photo Penata Artistik, Penata Rias dan Busana, Penata Lampu, Penata Suara da Penata Musik serta Penata Editing.
D. MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal atau working schedule disusun secararinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shotke berapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
Penggandaan naskah skenario film untuk crew dan pemain, penyediaan kaset video, penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan, penyediaan property, kostum, make-up, Honor untuk pemain, konsumsi, akomodasi dan transportasi, menyewa alat jika tidak tersedia.
E. HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.
F. MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.
G. MENYIAPKAN PERALATAN
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) dianatarnya: Clipboard, Proyektor, Lampu, Kabel Roll, TV Monitor, Kamera video S-VHS atau Handycam, Pita/Tape, Mikrophone clip-on wireless,Tripod Kamera, Tripod Lampu.
H. CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/ pembiayaan yang dimiliki.
TAHAP PRODUKSI
Produksi adalah proses yang paling menentukan keberhasilan penciptaan sebuah
karya film. Proses yang dalam kata lain biasa disebut dengan shooting (pengambilan gambar) ini dipimpin oleh seorang sutradara, orang yang paling bertanggung jawab dalam proses ini. Orang yang ikut dalam proses ini antara lain kameraman atau DOP (Director Of Photography) yang mengatur cahaya, warna, dan merekam gambar. Artistik yang mengatur set, make up, wardrobe dan lain sebagainya. Dan Soundman yang merekam suara. Tahapan ini dimana hampir seluruh team work mulai bekerja. Seorang sutradara, produseratau line produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi crew dalam tiap tahap ini. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan adalah:
A. MANAJEMEN LAPANGAN
Manajemen lapangan mencakup beberapa hal,yaitu:
Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan, keselamatan )
Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make up dll )
Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi, kecepatan kerja, penyediaan alat )
Crew koordinasi ( koordinasi paracrew ) Attitude dalam bekerja merupakan hal yang sangat penting. Kesabaran, pengertian dan kerjasama merupakan attitude yang diperlukan untuk mencapai sukses. Berdo’a sebelum bekerja dan briefing sebelum memulai merupakan hal yang baik untuk menyatukan semangat, visi dan attitude yang diinginkan. Jangan pernah kehilangan control emosi pada saat syuting. Apalagi semua bekerja dengan keterbatasan waktu.
B. KEGIATAN SHOOTING
Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan crew sangat menentukan. Kualitas gambar adalah selalu ingin kita capai. Oleh karena itu penguasaan kamera dan ligthing sangatlah penting. Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan, ada beberapa hal yang harus kita ketahui.
- Shooting Outdoor
Shooting outdoor biasa menekan budget, namun harus berhati-hati melakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat syuting dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting outdoor adalah : cahaya matahari (hard, soft) reflector (silver, gold) hujan buatan camera setting ( irish, speed, white balance,focus, crowd control ( working with ekstras ) - Shooting Indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada shooting outdoor, namun dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap. Antara lain : penggunaan lighting sederhana penggunaan filter make up pemilihan back ground monitor - Visual Efek
Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk membuat video kelihatan lebih menarik antara
lain dengan :
Reserve motion fast motion (normal lipsync), slow motion (normal lipsync), crhoma key (blue screen). Beberapa hal lain pada saat produksi yang juga perlu untuk diperhatikan yaitu: makan/logistic sewa peralatan film transportasi akomodasi telekomunikasi dokumentasi dan medis.
C. TATA SETTING
Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.
D. TATA SUARA
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Jenis mikrofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise(gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.
E. TATA CAHAYA
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya kewalitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek. Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan artis yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya. Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan uku.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://alamsyah029.blogspot.com/2011/08/proses-produksi-film.html