Konsep? atau ngibul?

in #esteemapp5 years ago

8dlexjdwiy.png

Terlalu banyak konsep, terlalu banyak teori.
Sedangkan konsep yang dia buat hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri. Apakah benar itu konsep kesuksesan untuk banyak orang? tapi kok terlihat seperti ngibul.

Kemanapun kita pergi manusia hanya mencari yang jujur, oleh karena itu saya merasa heran dengan orang gila target sedangkan dagangan tidak berkualitas.

pavix05f7h.jpg

Mereka terus mencari banyak kata tanpa peduli masuk akal atau tidak yang mereka kejar dagangannya laku. Hal demikianlah secara tidak sadar kita merusak suasana alam.

Ilmuwan Jepang Dr. Masaru Emoto pernah melakukan penelitian terhadap molekul kristal air. Jika air diperdengarkan hal baik, maka kristal air akan berbentuk kristal yang cantik, dan jika diperdengarkan hal yang jelek, bentuk kristalnya menjadi rusak.

jop8cipbhe.jpg www.masaru-emoto.net

Berdasarkan itu, saya berasumsi bahwa, keadaan buruk, bicara tak ada guna dapat memengaruhi keadaan atau suasana tempat. Istilah yang sering di pakai paranormal adalah energi positif dan energi negatif.
Terlalu banyak ngibul dapat memperbesar energi negatif di tempat tersebut.

Saya ambil contoh perbedaan suasana dua pengusaha sukses sama-sama keras kepala.

  1. Pedagang keras Kepala tapi tidak mau ribet. Dia termasuk orang memang keras kepala tak suka basi-basi, berkata seadanya, bahkan susah senyum. Pengunjungnya banyak, ketika saya melihat wajah pengunjung rata-rata menunjukkan ekspresi puas terhadap pelayanan usaha orang tersebut, tak sedikit pengunjung murah senyum.

  2. Pedagang ramah tapi maksa dagangan harus laku dan suka menilai rendah dagangan orang lain. Saya melihat rata-rata pelanggannya menunjuk wajah terpaksa karena membeli barang yang dibutuhkan. Sama saja pelanggan pedagang 1 juga mencari barang yang dibutuhkan tapi ekspresi wajah dari kedua tempat menunjukkan ekspresi yang berbeda.

Itu hanya penilaian sederhana saya. Mungkin ada yang salah. Kesimpulan saya, keras kepala jujur lebih nyaman untuk di datangi, daripada ramah tapi ngibul.