Rivoli Dinihari | Kisah Seorang Penyair yang Bernama Saut Sitompul
(Sumber Foto, by Google)
Sahabat Steemians yang berbahagia.. Semoga anda ketika didatangi postingan ini berada dalam keadaan baik dan sehat serta tak kurang dari apa pun.
Begitu pula, suasana liburan mampu mambuat anda penuh semangArt dan mampu menciptakan gairah kerja yang begitu prima.
Pada postingan kali ini saya akan berkisah tentang seorang penyair yang sudah tidak ada lagi. Seorang penyair yang luar biasa dalam berkarya dan manggungkan puisinya. Namanya Saut Mangapul Patilian Sitompul.
Ini Sebuah Video tentang dia, waktu membaca puisi di trotoar pinggir jalan, karena ketika itu dia tidak dibolehkan masuk ke dalam areal panggung tersebab penjaga tidak percaya bahwa dia adalah salah satu penhisi acara:
(Sumber, Youtube.com)
Orang-orang mengenalnya dengan nama Saut Sitompul saja. Buku Kumpulan Puisinya berjudul Kongres Kodok. Dan setelah dia meninggal, semua karyanya dikumpulkan jadi satu dan buku itu diberi judul: Tulis!
Sebagai seorang sahabat yang termasuk dekat dengannya tentu saja merasa kehilangan. Rasa kehilangan ini membuat saya mencipta sebuah puisi tentang kenangan bersamanya. Semoga berarti bagi kita semua.
Lengkapnya, puisi yang saya tulis untuk dia itu adalah sebagai berikut:
RIVOLI DINIHARI
(buat Saut Sitompul)
(Sumber Foto, by Google)
(Kau dan dan kau dan dan kau, dan dan kau…)
Bergemalah koor-koor kehidupan dan aku meraba subuh
Meraba kepergian tanpa malam, kecuali singgah sebentar
dalam nyanyian purnama, menapaki langkah-langkah
sekecil tanda permata, ikut menghitung tempo
‘tu, wa, ga, pat. ‘tu, wa, ga, pat, ‘tu, wa, ga, pat...
Juga aku tak paham, tak sempat mengerti malah
Malaikat bersayap apa yang begitu saja merampas
hari-hariku, hari-hari kami denganmu
Ku ku ku ku dan dan, ku ku ku ku dan dan…
Dan telah kau tuliskan kearifan gumpalan kehidupan
tentang keberangkatan bahasa yang tak sempat
kami baca dengan fasih
“Ooooooiii, kau oiii…”
Kau telusuri juga pagi sedini embun; Kali Pasir, masuk
gang keluar gang, Kwitang, Kramat, Senen dan pulang
Tapi pulangmu tak pulang rumah, pulangmu pulang
yang pulang, pulang yang sesungguhnya kawan
Aku.. aku.. aku.. aku.. aku.. aku…
Kubayangkan tikam jalanan, kubayangkan Minang Plaza,
Sicincin, Jambu Air di Bukittinggi, denting gitar, teriakan
puisi-puisi kehidupan, tapi Rivoli mematah langkah
Aspal dan jalanan begitu suci menerkam bulan
yang membenam dalam dadamu;
terkapar dalam puisi-puisi yang kautuliskan
(Irman Syah | Rohmantik)
Ini sebuah video yang saya ada di dalamnya:
Ketika itu, di pelataran depan Taman Ismail Marzuki, 2 jam sebelum kepergiannya kami turut mengiringi prmbacaan puisinya di tongkrongan, tempat biasa kami bersama.
Sahabat steemians bisa menyimak nukilan video bersejarah ini yang tanpa sengaja diabadikan oleh rekan Joel Thaher:
(Sumber, Youtube.com)
Denikian kisah, video dan puisi ini saya postingkan bagi kita semua. Tentang penyair yang luar biasa dan berada dalam bangunan publikasi yang senyap. Artinya, postingan ini sengaja memberitahukan kepada dunia tentang Rivoli Dinihari: kisah seorang Penyair yang bernama Saut Sitompul.
Bekasi, 24 September 2018
Salam KSI
Irman Syah | @mpugondrong
Congratulations @mpugondrong,
Your post "Rivoli Dinihari | Kisah Seorang Penyair yang Bernama Saut Sitompul" hast just been Resteemed !!! 😝🙂😝
You have achived this service by following me.
😝😝😝 Regards, free resteemed bot @tow-heed😝🙂😝
Thankyou..