Malam Puisi Bengkulu

in #essay7 years ago (edited)

FB_IMG_1524965867993.jpg

Dengan mengambil momen Hari Chairil Anwar, 28 April 2018, kegiatan bertajuk "Malam Puisi Bengkulu" perdana pun sukses dihelat oleh teman-teman muda pegiat sastra Bengkulu. Tak tanggung-tanggung, acara ini mengambil tempat di Cafe Papuk Mamuk, sebuah cafe yang cukup terkenal dan hits di Kota Bengkulu, dan juga milik seorang budayawan Bengkulu, Papuk Agus Setiyanto.

FB_IMG_1524965855067.jpg

Acara ini sendiri awalnya digagas oleh tiga orang penyair muda Bengkulu, Ganda Sucipta @gandasucipta02, Edelwis Valentina dan Graci Renata. Dengan bermotivasi agar sastra, khususnya puisi, semakin membumi di Bengkulu, di mana masyarakat akan semakin akrab dengan puisi dan dapat juga menerima puisi sebagai alternati hiburan, segera saja kegiatan itu direspon dengan sangat baik oleh para pegiat sastra dan seniman lainnya di Bengkulu.

Screenshot_20180429_065824.png

Papuk Agus Setiyanto sendiri pun sangat mendukung kegiatan ini dengan merelakan sebagian besar meja di cafenya "dikorbankan" untuk diduduki secara gratis oleh para seniman yang dipastikan tidak semua akan memesan makanan apa pun.

IMG_20180428_210535.jpg

Hadir dalam kegiatan seniman senior Bengkulu Emong Soewandi. Juga hadir para penyair Bengkulu, seperti Nadi Hariyansyah, Denis Kurniawan, Eko Petra, Rosy Mardiansyah, Dhika Putra, dan pembaca puisi wanita Viona. Orang-orang ini pun kemudian tentu saja diharuskan tampil di panggung untuk membaca puisi. Komunitas-komunitas yang hadir memeriahkan ada Teater Petak Rumbia, Teater Jengkal, Komunitas Stand Komedi, Teater Lebah dan Komunitas Kopi.

Ganda Sucipta dan Gracia Renata, dua penggagas kegiatan ini mengungkapkan, bahwa kegiatan ini selanjutnya akan diadakan secara berkala. Tentu saja, harapan kedua anak muda ini agar selalu mendapatkan support dari teman-teman sesama pegiat seni, sponsorship hingga pihak pemerintahan

Respons pengunjung terhadap kegiatan ini cukup positif. Seorang pengunjung yang sedang menyelesaikan makannya, yang sempat aku tanyakan, bahkan mengharapkan kegiatan seperti ini lebih dipersering. Dia sendiri mengatakan, bahwa ini baru kali pertama dia makan dalam sebuah cafe atau rumah makan sambil dihibur oleh pembacaan puisi. Ini sangat menarik, ujarnya di akhir obrolan.

di pojok cafe, sambil menikmati kopi Bengkulu yang sedang mulai naik daun, yang malam itu dipromosikan oleh Komunitas Kopi, aku, Emong Soewandi @emongnovaostia, Denis Kurniawan @deniskurniawan, Ganda Sucipta @gandasucipta dan Nadi Hariyansyah @nadihariyansyah, asyik berbincang tentang steemit. Kepada mereka aku ceritakan kunjunganku ke Pojok Steemit di Taman Ismail Marzuki Jakarta, seminggu yang lalu. Dari cerita itu, akhirnya sepakat jika kita-kita di Bengkulu juga harus punya pojok atau tempat semacam itu, yang bisa menjadi tempat rendevous steemian Bengkulu bertemu.

FB_IMG_1524965867993.jpg

Sort:  

Ikut senang dgn suksesnya acara ini Bang @emongnovaostia ...
Semaraklah sastra Bengkulu...semaraklah sastra Indonesia...❤

Salam kreatif...

Terima kasih Bang @zaimrofiqi. Maaf belum sempat berkunjung ke postingannya.

Teruslah bersemangat dan kompak penyair Bengkulu. Selalu support dan turut gembira.

Terima kasih Ana untuk support yang selalu diberikan.

Acara yang asyik bang emong. Saya baru ngeh
ternyata sudah lewat 28 April. Di Jakarta kurang terdengar ada Malam Chairil Anwar. Tampaknya pegiat sastra di Jakarta sedang sibuk dengan dirinya sendiri. Selamat berpuisi bang emong dkk

Terima kasih, Bang MI. Ini juga berkat inisiatif teman-teman muda yang mulai tergerak bukan hanya sibuk menulis puisi saja, namun bagaimana memasyarakatkan puisi dan mempuisikan masyarakat....

Leaving short generic comments such as "thanks", "thank you", "nice", or "nice post" could be mistaken for spam. Try telling the author why you are thanking them or what you like about the post.

How to Avoid Being Flagged for the Wrong Comment!

Thank You!