Menjadi ibu harus multi talenta
Dulu sebelum menikah, selalu mempertanyakan, emang bisa masak??saya juga bingung kenapa pertanyaan pertama yang terlontar bisa masak?salah satunya urusan perut tidak bisa diajak kompromi katanya, segala sesuatu berawal dari perut.
Kalau ada pertanyaan bisa masak? Saya pasti jawab bisa, dalam hati masak air juga masak, hehe.. masak memasak itu tidak butuh keahlian yang penting punya rasa ketika memasak, masak itu harus pake mood, pake cinta dan itu sangat berpengaruh dengan hasil.
Saya yang dulu ga bisa masak, bukan ga bisa masak sih sebetulnya, ga ada teori khusus untuk suatu masakan yang jelas lebih cocok agaknya, mau masak kari yang dimasukin bumbu masak rendang, atau mau masak ayam dsuir-suf dan disambal dan itu yang namanya ga bisa masak, karena semua orang bisa masak walau hanya ceplok telor ya kan?
Setelah menikah saya perhatikan cara orang masak, apa saja bumbu yang harus diracik dan sampai berguru pada youtube, ternyata masak tidak butuh keahlian, hanya mau saja yang dituntut, buktinya masakan saya yang dulu berbeda dengan penyajian sekarang walaupun dengan bahan yang sama.
Dan hari ini harus lebih gesit lagi dalam bab masak memasak setelah kelahiran anak-anak yang dituntut untuk penyajian makanan yang sehat, bergizi, terlebih lagi ketika anak banyak gerak dan dia membutuhkan banyak energi.
Saya sebagai pengajarpun harus punya waktu khusus untuk memasak, apalagi di hari kita tidak ada aktifitas di luar, pasti yang ditànyakan, masak apa hari ini??ntahlah karena anak-anak saya suka masakan buatan rumah, bisa jadi waktu proses pembuatannya saya selalu melibatkan mereka untuk membantu, biar tidak asing dengan bab masak memasak bagi anak-anak.
Dan hari ini kami masak apa yang ada ala ghaitsa, karena ga ada telur, saya suruh beli telur, bukannya beli telur tapi bawa pulang yakult si adek, hehe
Selalu aja ada hal yang buat kita tertawa karena ulah anak-anak, kalau dihadapi dengan emosi pasti meledak emosi yapi khawatir mereka terkekang dan khawatir membunuh karakter anak-anak, palingan pencerahan ketika selesai makan.
Dan jadilah banana's cake cheese chocholate, itu nama inggrisnya padahal kalau diindonesia kue pisang coklat keju, nama sangat menentukan memang, karena nama berhubung kait dengan harga, hahaha tapi ini bukan untuk jualan ya, hanya menikmati waktu bersama dengan anak-anak dan keluarga.
Penampakan kue pisang keju coklat
Penyajian pertama dari tepung terigu, pisang, susu coklat, keju sisa. Dan saya memakai sedikit minyak zaitun produk HPai
Setelah diuleni semua bahan dan menjadilah dia dan dipanggang di atas teflon
Setelah matang lumuri dengan susu coklat dan parutan keju, dan banana's cake cheese chocholate siap disantap, dan rasanya tepuk dada tanya yang punya selera.hehe
Memasak tidak butuh keahlian steemian, karena memasak hanya butuh bahan-bahan untuk dimasak dan sedikit bumbu cinta untuk menghiasi masakannya.
Selamat memasak para ibu, semua kita punya bakat untuk memasak tapi mulailah memasak jangan difikirkan saja. Karena without doing is nothing hehe..
Selamat pagi
Asyik juga kalau memasak melibatkan anak-anak ya, hahaha. Baca tulisan kakak, pengen rasanya cepat-cepat nikah dan punya anak.
Semoga Allah segerakan dek @yellsaints24..yang terbaek menurutNya insyaallah
Mntplah