NOTES FOR MYSELF #Day1
HIdup setelah lulus memang sulit. Kita dituntut jadi dewasa yang selama ini kita hanya berfilosofis melalui sosial media. Di usia sekarang, menuju 27 tahun, ada banyak pemberitaan bunuh diri yang kata mereka, mereka yang bunuh diri adalah orang-orang yang sebenarnya paling ingin untuk hidup. Pertanyaannya, jika mereka ingin hidup, lalu kenapa mereka memutuskan memusnahkan diri sendiri? Apakah karena hidup tidak sesuai dengan ekspektasi diri yang sebelumnya sudah tersusun rapi?
Usia berjalan tidak terasa. Perasaanku, seolah baru kemarin sidang skripsi yang tertunda 2 hari karena biro terlalap habis. Seolah baru kemarin berjanji meraih mimpi yang sudah dirinci. Perasaanku baru kemarin menginjak usia 23. Faktanya, disini aku sekarang. Berusia 26 menuju 27, bekerja ditempat yang tak pernah teduga sebelumnya, yang bahkan tak pernah tertulis dalam daftar. Sungguh pengecut, hanya karena takut akan kehidupan realistis yang menuntut adanya uang dengan embel-embel kebebasan finansial. Padahal, pun sekarang masih jauh dari kata itu.
Hari ini, di kos kecil ukuran 3x2, setelah sebelumnya positif Covid-19 varian Omicron, ini menjadi ajang untuk berfikir. Apalah umur itu menuntut batasan kesempatan? Pun jika tidak, berarti kewajibanku bangkit dan berusaha. Jika jalannya susah yah namanya pun perjuangan. Berkali-kali kuledek teman yang lain "Inilah hidup, kawan. Pasti ada tantangan, jika ini makanan, pastilah rantangan". Faktanya kalimat itu juga perlu kuyakinkan pada diri sendiri.
Akan mungkin banyak kegagalan kedepannya. Tapi benar perkataan di DraKor Twenty Five-Twenty One, kesuksesan itu bukan ibarat lereng yg naik, tapi ibarat tangga. Satu satu. Kebanyakan orang menyerah disalah satu anak tangga karena prosesnya dikira bakal selalu datar, sama saja. Padahal seharusnya, hidup benar bagaikan roda yang memang prosesnya akan ada masa menurun dan menanjak. Oleh karenanya, aku ketikkan semuanya disini, sebagai pengingat bahwa ini adalah titik balikku dari seseorang yang sempat menjadi pengecut yang berusaha melarikan diri. Aku tahu akan sulit, akan banyak ketakutan disana sini. Tapi sebagai manusia bertuhan, harusnya memang dimasa dewasa ini, aku harus sepenuhnya percaya, Tuhan bersamaku.