2030 Indonesia Disband?
Almost every year, predictions about how the fate of Indonesia is always emerging and / or raised especially in an effort to respond to the political situation.
Recently returned to a viral statement from the Chairman of Gerindra Prabowo Subianto Party that the year 2030 Indonesia declared no longer exists. This is in line with what he learned and quoted from Novel Ghost Fleet that outsiders have been studying and predicting Indonesia will end in 2030.
(video source).
What is the truth of the statement?
By not denying and instantly swallowing any information, it is important for us to synchronize with the latest conditions so that we will understand what the potential truth of the statement will be.
First we as the people of Indonesia, must recognize that Indonesia is now in a state of dying. Why? How not, almost on all sides we see an imbalance occurs. In the midst of an increasingly severe economic and social crisis worsened by the weak competitiveness of human resources (HR), 70-80 percent of state assets are controlled by foreigners and coupled with a lack of legal certainty in Indonesia.
(source) and (source).
Does not that issue convince us a bit about the potential truth of the above statement? Good. Now let's look again at the more potential side. What is that?. Debt. Yes debt. According to Riza Annisa Pujarama, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) researcher, government debt jumped from Rp 3,165 trillion (2015) to Rp 3,466 trillion (2017). The increase in debt continues until the 2018-February state budget through the number Rp 4.034, 8 trillion and in the 2018 state budget reached Rp 4.772 trillion.
(source).
Very horrified is not it? So with that very worrying number, let alone pay the amount of debt, to cover the interest alone can not except by adding new debt.
And today, we see the level of public distrust of the government continues to increase and this is evidenced from its involvement in a declining political world. The reason, some people think that politics is just a game of power is not a mission of well-being.
So, with the few conditions described above, at least 70% convinced us about the condition of Indonesia 10 or 15 years ahead will undergo a change. Will bubarkah Indonesia then change with something new or become more advanced but the people become guest in their own country. Let the time prove!
What is your opinion?
IND
2030 Indonesia Bubar?
Hampir disetiap tahunnya, prediksi tentang bagaimana nasib Indonesia memang selalu muncul dan atau dimunculkan terutama dalam upaya merespon situasi politik.
Baru-baru ini kembali menjadi viral pernyataan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa tahun 2030 Indonesia dinyatakan tidak ada lagi. Hal ini dimaksud menurut yang ia pelajari dan kutip dari Novel Ghost Fleet bahwa pihak luar telah melakukan kajian-kajian dan memprediksikan Indonesia bubar ditahun 2030. (Lihat disumbernya)
Berapa persenkah kebenaran dari pernyataan tersebut?
Dengan tidak menolak dan menelan mentah-mentah dari setiap informasi yang didapat, perlu bagi kita untuk mensinkronkan dengan kondisi terbaru sehingga akan kita pahami berapa persenkah potensi kebenaran dari pernyataan tersebut.
Pertama kita sebagai rakyat Indonesia, harus mengakui bahwa Indonesia sekarang sedang dalam keadaan sekarat. Kenapa? Bagaimana tidak, hampir disemua sisi kita melihat ketimpangan terjadi. Ditengah krisis ekonomi dan sosial yang semakin mengancam yang kemudian diperparah dengan lemahnya daya saing sumber daya manusia (SDM), 70-80 persen aset negara dikuasai asing dan ditambah lagi dengan tidak adanya kepastian hukum di Indonesia.
(Lihat Sumber) dan (sumber).
Bukankah persoalan tersebut sedikit meyakinkan kita tentang potensi kebenaran pernyataan diatas? Oke. Sekarang coba kita lihat lagi sisi lain yang lebih berpotensi. Apa itu?. Hutang. Iya hutang. Menurut Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Riza Annisa Pujarama, hutang pemerintah melonjak dari Rp 3.165 triliun (2015) menjadi Rp 3.466, triliun (2017). Peningkatan utang terus berlanjut hingga APBN 2018-Februari menembus angka Rp 4.034, 8 triliun dan pada APBN 2018 mencapai Rp 4.772 triliun. (sumber).
Sangat ngeri bukan? Jadi dengan angka yang sangat mengkhawatirkan itu, jangankan untuk membayar jumlah hutang, untuk menutupi bunganya saja sudah tidak sanggup kecuali dengan menambah hutang baru.
Dan hari ini, kita melihat tingkat ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah semakin meningkat dan hal ini dibuktikan dari keterlibatannya dalam dunia politik yang menurun drastis. Pasalnya, sebagian orang beranggapan politik itu hanya sandiwara kekuasaan bukan misi kesejahteraan.
Jadi, dengan sedikit kondisi yang dipaparkan diatas, setidaknya 70% menyakinkan kita tentang kondisi Indonesia 10 atau 15 tahun kedepan akan mengalami sebuah perubahan. Akan bubarkah Indonesia kemudian berganti dengan sesuatu yang baru atau menjadi lebih maju tapi rakyat menjadi tamu di negeri sendiri. Biarlah waktu yang membuktikan.