MUSIM PELACUR

in #blog6 years ago

Sore ini masih saja terasa panas meski sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB, sepanas tayangan televisi tadi malam. Sambil duduk menikmati secangkir kopi, pandanganku jauh menempuh barisan gambar di sebrang jalan. Memperagakan kepandaiannya di hadapan kamera, tak heran jika senyumannya membawaku kehalusinasi lebih dalam.
”Wah, mereka menjajakan diri agar pelanggan terpikat, seperti pelacur” ujar batinku menggerutu.
Ternyata tidak hanya seorang perempuan, disampingnya ada seorang pria berjas dan tersenyum
Aku mulai terusik “Apakah dia juga pelacur?” ternyata benar pelacur hari ini tidak saja dari kalangan perempuan.
Maka tak salah jika aku menamainya “Musim Pelacur”
Merayu dengan bahasa hiperbola dan mulut manisnya, berteriak agar dipilih oleh pelanggan, bahkan buruh tani dan pengemispun menjadi objek untuk memuaskan hawa nafsu bejatnya.

Tidak terasa hari sudah mulai kelam, datang seseorang berpakaian rapi menuju kearahku dan menanyai kondisi keluargaku, lantas kupersilahkan dia masuk. Tapi wajahnya tak asing bagiku, dan mulai ku ingat kembali, ternyata benar dia adalah barisan para pelacur itu.
Tersenyum lalu membisikkan bahasa ular, sudah kuduga dia tidak hanya mengincar aku tapi juga keluarga ku. Biasanya pelacur meminta dibayar tetapi sekarang terbalik justru pelangganlah yang dibayar untuk memilihnya dan menyuruhku menjadi germo menyebarkan berita tanpa batas agar duduk kursi panas. Ternyata aku hidup di dunia Sontoloyo ketika Gendruwo berkuasa hahahaha
20181215_181005_0000.png

Sort:  

Serammm macam mana bang 😂