Pity...! Aisha In Poverty and Mental Disorders.

in #article7 years ago

image

LHOKSUKON, ACEH- The story of Ainsyah (42), attracted the attention of a number of youths who were members of the Aceh Community Building Association (IMAM). Ainsyah is his full name, but residents call him Shanti. He is listed as a resident of Blang Asan Village Seuneubok Baro Village, Cot Girek Sub-district, North Aceh District.

The condition of life is very concerning, poor life, sebatangkara, even experiencing psychiatric disorders. In a house that has been reot not equipped with electricity even waiting for time to collapse, he lived alone after her third husband reportedly died recently.

Search in the field, Shanti began experiencing psychiatric disorders since divorce with her first husband. From marriage to her first husband she has a daughter. Not until there, in a psychological condition that began to be disturbed, he married by an elderly man and had two children, then divorced.

image

Her first child from her second husband has grown into a girl and is with her father, while her second daughter is now adopted by a local resident and begins attending primary school. Divorced from second husband, he married a grandfather, this time not blessed with a child. Shortly after, the people got word that Shanti's third husband had died.

IMAM troupe came to the residence of Shanti on Wednesday (07/02) afternoon, after it got report that in Seuneubok Baro village there is a woman who live in poverty, sebatangkara and mental disorder. The emotion took place a few moments upon arrival at Shanti's residence, all silent and eyes staring sharply towards Shanti's house which is very apprehensive.

Suddenly all surprised to find residents who sat half-clothe house in the corner of his house, yes who else if not Shanti women who had previously normal and beautifully berparas. The arrival of IMAM troupe accompanied by local Geuchik, Ismail Husen, and Head of Dusun Blang Asan, Jhon Junaidi.

"It's a sad condition, very concerning, as a form of concern for our fellow human beings, we naturally help the concerned as much as we can, just look at his house is reot like this, we must be hand in hand to help him as we can," said Chairman IMAM, Safrijal while showing the house reot Shanti, sad and sad.

image

Nothing looks special in the house, only the inhabitants of the Shanti. Never mind that, to sleep alone he just rely on four pieces of board made like a dining table. The house is filled with cobwebs, trash on the scattered within the house, so know it because the occupants experience mental disorders.

"It's time we help, today I am with other IMAM members come to the residence of kak Shanti as a report that I received before.Genuchik and Head of Hamlet accompany us, while for today we only bring a lump of lunch no longer here tomorrow we will discuss this with Muspika Cot Girek for future efforts on how we should do it "added Safrijal.

The local geuchik, Ismail Husen, accompanied by the head of Dusun, Jhon Junaidi, said that Shanti's condition is appropriate to be taken to RSJ Banda Aceh, but for such an effort his side will discuss with his elder brother in Lhoksukon. Even before one of the Shanti family agreed to the plan.

"The problem of referring to the previous RSJ could be done, but failed because of missteping the name of the husband in the Family Card.At mentioned in the card is only the second husband, then her third husband is upset because it is not the name of the so-called rejected to be referenced.Now now, we try again because Shanti now sebatangkara no one take care of it, "said Ismail.

Responding to this, the Head of Cot Girek Sub-district, Usman K confirmed that Shanti had previously been attempted to be referred. "I am still in Banda Aceh discussing the damaged road Lhoksukon-Cot Girek with the Chairman of the Aceh House Related Shanti, previously tried but mistakenly typing the husband's name Tomorrow Insyaallah I discuss this matter with IMAM colleagues, we look for solutions what we should do , "said Usman when contacted.

Elements of youth who are members of IMAM with the village apparatus Seuneubok Baro hoping that the condition of sadness experienced by Shanti can be overcome, at least for treatment to RSJ Banda Aceh. Hopefully......! (chai)

INDONESIA :

LHOKSUKON, ACEH- Kisah Ainsyah (42), menarik perhatian sejumlah pemuda yang tergabung dalam Ikatan Masyarakat Aceh Membangun (IMAM). Ainsyah adalah nama lengkapnya, namun warga memanggilnya dengan sebutan Shanti. Ia tercatat sebagai warga Dusun Blang Asan Desa Seuneubok Baro, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara.

Kondisi kehidupannya sangat memprihatinkan, hidup miskin, sebatangkara, bahkan mengalami gangguan kejiwaan. Disebuah rumah yang sudah reot tidak dilengkapi listrik bahkan menunggu waktu untuk roboh, ia tempati sendiri setelah suaminya yang ketiga dikabarkan meninggal dunia belum lama ini.

Penelusuran dilapangan, Shanti mulai mengalami gangguan kejiwaan sejak bercerai dengan suami pertamanya. Dari pernikahan dengan suami pertamanya ia memiliki seorang anak perempuan. Tak sampai disitu, dalam kondisi kejiwaan yang mulai terganggu, ia dinikahi oleh seorang pria tua dan memiliki dua orang anak, lalu cerai.

Anak pertamanya dari suami kedua kini tumbuh menjadi gadis dan ikut bersama sang ayah, sedangkan putrinya yang kedua dari suami tersebut kini diadopsi warga setempat dan mulai bersekolah di tingkat Dasar. Cerai dari suami kedua, ia dinikahi dengan seorang kakek, kali ini tidak dikaruniai anak. Tak lama setelah itu, warga mendapat kabar bahwa suami Shanti yang ketiga sudah meninggal dunia.

Rombongan IMAM mendatangi kediaman Shanti, Rabu (07/02) siang, setelah pihaknya mendapatkan laporan bahwa di Desa Seuneubok Baro terdapat seorang wanita yang hidup dalam kemiskinan, sebatangkara dan gangguan jiwa. Suasana haru berlangsung beberapa saat setibanya di kediaman Shanti, semua terdiam dan mata menatap tajam kearah rumah Shanti yang sangat memprihatinkan.

Sontak semua kaget ketika mendapati penghuni rumah yang duduk setengah busana di sudut dalam rumahnya, ya siapa lain kalau bukan Shanti wanita yang sebelumnya pernah normal dan berparas cantik. Kedatangan rombongan IMAM turut didampingi Geuchik setempat, Ismail Husen, dan Kepala Dusun Blang Asan, Jhon Junaidi.

"Sungguh miris kondisinya, sangat memprihatinkan. Sebagai bentuk kepedulian sesama manusia, kita sudah sewajarnya membantu yang bersangkutan semampu kita. Coba lihat, rumahnya saja sudah reot begini, kita harus saling bahu membahu membantunya semampunya kita," ujar Ketua IMAM, Safrijal seraya menunjukkan rumah reot Shanti, sedih dan miris.

Tak ada yang terlihat istimewa didalam rumah tersebut, hanya penghuni sang Shanti. Jangankan itu, untuk tidur saja dia hanya mengandalkan empat lembar papan yang dibuat seperti meja makan. Rumahnya dipenuhi sarang laba-laba, sampah pada berserakan dalam rumah itu, ya maklum saja karena sang penghuni mengalami gangguan jiwa.

"Sudah saatnya kita bantu, hari ini saya bersama anggota IMAM lainnya mendatangi kediaman kak Shanti sebagai laporan yang saya terima sebelumnya. Geuchik dan Kepala Dusun turut mendampingi kita, sementara untuk hari ini kami hanya membawakan segumpal makanan siang. Pun tak sampai disini saja, besok kami akan membahas soal ini bersama Muspika Cot Girek untuk upaya kedepan bagaimana yang harus kita lakukan" tambah Safrijal.

Geuchik setempat, Ismail Husen disampingi Kepala Dusun, Jhon Junaidi, mengatakan kondisi Shanti memang sudah selayaknya untuk dibawa ke RSJ Banda Aceh, akan tetapi untuk upaya semacam itu pihaknya akan membicarakan dengan abang kandungnya di Lhoksukon. Bahkan sebelumnya salah satu pihak keluarga Shanti menyetujui rencana itu.

"Soal upaya rujuk ke RSJ sebelumnya sempat dilakukan, namun gagal karena salah pengetikan nama suami di Kartu Keluarga. Yang disebutkan dalam kartu itu hanya suami yang kedua, lalu suaminya yang ketiga marah karena bukan nama dia yang disebut sehingga ditolak untuk dirujuk. Nah sekarang, kita upayakan lagi karena Shanti kini sebatangkara tak ada yang mengurusnya," kata Ismail.

Menanggapi hal ini, Camat Cot Girek, Usman K membenarkan kalau Shanti sebelumnya diupayakan untuk dirujuk. "Saya masih di Banda Aceh membahas jalan rusak Lhoksukon-Cot Girek dengan Ketua DPR Aceh. Terkait Shanti, sebelumnya sudah diupayakan namun salah pengetikan nama suami. Besok Insyaallah saya bahas soal ini bersama rekan-rekan IMAM, kita cari solusi apa yang harus kita lakukan," demikian Usman saat dihubungi.

Unsur pemuda yang tergabung dalam IMAM bersama aparatur desa Seuneubok Baro berharap agar kondisi miris yang dialami Shanti mampu diatasi, paling tidak untuk perawatan ke RSJ Banda Aceh. Semoga......! (chai)