House of Teungku Awe Geutah
Teungku Chiek Awe Geutah tentu tidak lagi asing. Cerita tersebut terus diwariskan dari generasi ke generasi. Bahkan, nama Teungku Chiek Awe Geutah juga dikenal oleh sebagian besar masyarakat Aceh melalui cerita dalam pengajian di dayah-dayah (pesantren). Di sisi lain, kisah tentang Teungku Chiek Awe Geutah juga menarik perhatian para peneliti di luar Aceh dan bahkan luar negeri. Kabarnya ada beberapa mahasiswa dan peneliti yang datang dari luar Aceh untuk melakukan penelitian tentang Teungku Chiek Awe Geutah.
Bagi masyarakat Bireuen, khususnya masyarakat Peusangan, nama Teungku Chiek Awe Geutah tentu tidak lagi asing. Cerita tersebut terus diwariskan dari generasi ke generasi. Bahkan, nama Teungku Chiek Awe Geutah juga dikenal oleh sebagian besar masyarakat Aceh melalui cerita dalam pengajian di dayah-dayah (pesantren).
Menurut penuturan Teungku Mukhsin, salah seorang penjaga makam, nama asli dari Teungku Chiek Awe Geutah adalah Teungku Chiek Abdurrahim bin Jamaluddin. Beliau berasal dari Baghdad. Teungku Chiek Awe Geutah datang ke Aceh pada masa Sultan Ali Mughayat Syah. Oleh Sultan Ali Mughayat Syah, Teungku Chiek Awe Geutah diutus ke Peusangan. Setelah bermukim di beberapa tempat, beliau akhirnya menetap di Desa Awe Geutah. Kononnya, beliau memilih Desa Awe Geutah setelah mendapat isyarat berupa cahaya putih yang diyakini berasal dari desa tersebut
Sesampainya di Desa Awe Geutah, Beliau mendirikan gubuk (rumah) di tempat keluarnya cahaya putih tersebut. Tempat keluarnya cahaya tersebut konon dulunya adalah bekas kubang badeuk (kubangan badak). Beberapa lama kemudian beliau mendirikan dayah di daerah tersebut. Sejak saat itu mulailah beliau mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat setempat.
Cerita tgk awe geutah bayanyak sekali diceritakan dalam buku buku sejarah nasional maupun internasional, disini saya cuma aakan menceritakan sedikit sisi lain yang mungkin jarang diceritakan yaitu bahwa pada saat tentara Belanda datang ke awe geutah
Belanda mengambil sekeping dari 2 keping pintu rumah tgk chik awe geutah, Belanda juga menggergaji dan memotong ujung dari tangga rumah tgk Chik awe geutah untuk di bawa pulang ke Belanda dan menurut keluarga almarhum yang tinggal di komplek rumah tgk chik aawe geutah kedua benda tersebut swkarang tersimpan di museum Kerajaan Belànda. Karena waktu sudah sore haya demikian yang dapat saya dengar dari beliau. Jadi haya ini yang dapat saya sampaikan semoga ada yang bisa melengkapi cerita yang saya sebagai pemula untuk menulis
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://patahkekeringan.blogspot.com/2015/06/teungku-chiek-awe-geutah-dalam-riwayat.html
Thaks for vote.. Yes its similiar but I told about the door of the house and the ladder taken by the Dutch to be brought back to the Dutch..
Thanks very much for you atention for me
Ka keunoeng plagiat bang