Membully dan Berpikir Negatif
Membully dan Berpikir Negatif
Salah satu kebiasaan buruk dalam diri dan kebiasaan ini sudah menjamur serta dianggap biasa-biasa saja yaitu kebiasaan membully dan berfikir negatif.
Sering kita temukan disaat orang sedang menyampaikan ide kreatif pemikirannya dipatahkan dengan sebuah kesimpulan "idenya tidak bagus, tidak kreatif, tidak bisa dipakai dan lain sebagainya".
Membully bukan saja identik dengan sebuah kekerasan fisik yang berterusan sehingga menjadikan seseorang trauma, akan tetapi membully juga dapat berupa perilaku non fisik dan ini berpotensi dapat melumpuhkan pemikiran orang lain, membunuh karakter seseorang untuk dapat berkembang dan berfikir untuk menciptakan perubahan-perubahan besar yang positif.
Jika kita kembali pada sebuah filosofi tentang kebenaran, maka akan kita temukan garis-garis kesalahan yang berproses sehingga berakhir pada sebuah konsep kebenaran.
Sederhananya refleksikan diri kita saat di bangku sekolah. Saat kita mengenal sebuah huruf, saat kita terbata-bata saat mengeja dan akhirnya lancar dalam membaca. Semua itu butuh proses.
Sebelum kita dapat dapat berjalan dan berlari. Ada proses merangkat, berlatih, jatuh bangun, tersungkur, luka-luka di kaki, di tangan dan anggota tubuh lainnya. Salah dan gagal itu adalah hal wajar dan pada akhirnya kita dapat dapat berjalan dan berlari.
Nah, mulai dari sekarang jika ada teman, kolega yang menyampaikan ide dan pemikirannya, hendaknya kita hargai terlebih dahulu. Mana tau ide yang ia berikan itu akan sangat berharga dengan kondisi yang sedang dialami saat ini.
Jangan buat dia takut untuk berkarya dan jangan buat dia takut untuk membuat sebuah perubahan positif. Berikan ia bimbingan dan rangkullah agar ia dapat berjalan bersamamu untuk dapat bersama menggapai mimpi-mimpinya untuk selalu dapat memberikan kemaslahatan untuk Negeri ini.