ACEHNOLOGI ''DARI TEUNGKU KE USTAZ (VOLUME III:Bab 30)

in #acehnologi6 years ago

jpg 54.jpg
Pada bab ini membahas tentang Dari Teungku Ke Ustaz, dalam bab ini acehnologi yaitu membahas tentang apa yang harus di ambil dalam masyarakat dari teungku ke ustaz. Pendidikan islam di Aceh lebih banyak di kontol oleh para pemimpin ata ahli agama lokal yang dikenal dengan istilah teungku.masyarakat Aceh sangat penting untuk mengingat bahwa teungku merupakan kelompok ulama lokal dan guru dikampung atau dayah.
Adapun makna ustaz adalah guru. Mereka memainkan peran tidak hanya di pondok pesantren saja, tetapi juga sebagai guru dakwah. Kedua konsep ini telah dikenal luas di Aceh. Peran ulama di Aceh memang sangat aktif dalam literature sejarah Aceh,semasa kerjaan islam. Peran seorang Abu chik tidak hanya di dayah, teteapi juga sebagai pemimpin spiritual bagi masyarakat. Missal,kerap mereka diundang ke acara-acara pemerintah. Atau mereka terkadang dikunjungi oleh panglima militer untuk bagian dari silaturahmi.pergi adalah teungku rangkang, yang dipilih dari santri untuk menjadi “asisten” teungku bale. Dan teungku meunasah, yang memainkan peran bukan did ayah tapi digampong yang mana tugasnya membantu masyarakat dalam bentuk bidang keagamaan, adat dan dalam adat, pesta perkawinan, menerima tamu.
Dalam bagian ini ada beberapa hal yang penting yang muncul dalam bab ini:
Pertama, kajian ini mengindikasikan bahwa Aceh ada dua gelar untuk menunjukan identitas kegamaan dalam bidang pendidikan islam. Gelar teungku agaknya merupakan warisan dari pendidikan tradisional islam di Aceh.namun,terdapat hirarki dalam gelar teungku, khusus terkait kapasitas ilmu pengetahuan dan pengaruh dalam masyarakat.posisi paling tinggi adalah teungku chik yang memiliki dan menjalankan sistem pembelajaran di dayah.
Kedua,dalam kajian ini tampak bahwa gelar teungku tidak hanya digunakan dalam pendidikan islam. Gelar ini dipakai oleh beberapa anggota GAM, kendati sama sekali tidak memiliki latar belakang dayah. Salah satu anggota GAM mengatakan bahwa gelar ini bukanlah identitas orang dayah, tetapi juga bagi semua kalangan orang Aceh.
Ketiga, ada persoalan yang cukup serius dalam masyarakat Aceh, khususnya yang berkaitan dengan kesinambungan sistem pendidikan tradisional. Hal ini disebabkan oleh para orang tua di Aceh lebih tertarik untuk mengirim anak mereka pada pondok modern, ketimbang ke dayah. Hal ini boleh jadi disebabkan karena anak-anak mereka bisa melanjutkan studi lebih tinggi, tidak hanya di Aceh, tetapi juga ketimur tengah.
Namun begitu diperlukan studi lebih mendalam mengenai pengaruh pondok modern dan juga apakah benar dayah tidak lagi menjadi tempat utama dalam pendidikan islam di Aceh.

Sort:  

Congratulations @davidmaulana! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of posts published

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard World Cup Contest - The results, the winners and the prizes

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!